Akmal baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya. Pikirannya berputar pada saat saat sebelumnya. Tentang Tara, hujan dan pernyataan itu.
"Ahh Akmal baper deh jadinya!" Tara tertawa kecil.
Akmal baru sadar bahwa suara tawa Tara adalah sesuatu yang ia sukai sejak pertama kali mendengarnya. Saat itu ia baru saja menginjak kelas 7 SMP. Merdu dan tenang kalau kata Akmal.
Akmal hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian rintik-rintik air turun dari langit. Rintik-rintik yang tadinya kecil kemudian berganti menjadi tetesan-tetesan yang datang berkali-kali.
"Yaaa... Akmal hujan!" Tara segera bangkit begitupun Akmal.
Akmal segera menarik gadis itu keluar pasar malam dan menuju mobilnya. Mobil Akmal terletak tidak terlalu jauh dari pasar malam karena tadinya mereka makan di sekitar situ.
Tara menghentikan langkahnya begitu pun Akmal yang ada di depannya yang masih menggenggam tangannya.
"Kenapa?" Tanya Akmal yang semakin bingung karena hujan semakin deras.
"Gue suka hujan Akmal. Gue pengen nikmatin sebentar aja. " Ucap gadis itu sambil menatap ke atas dimana tempat langit luas beserta ribuan bintang yang sudah tertutup embun.
"Lo habis sakit Tara, gak bisa hujan-hujanan. " Jawab Akmal yang mulai khawatir karena pakaian mereka mulai basah kuyub.
Akmal pun segera menarik tangan Tara dan mengajak gadis itu berteduh sebentar di salah satu supermarket yang ada disana.
"Hujannya tambah lebat kalau misalnya kita maksain jalan ke mobil gue bisa-bisa basah kuyub kayak tikus kejebur got. " Kata Akmal.
Gadis yang sebelah tangannya masih berada digenggamannya hanya mengangguk sambil menatap air yang turun dari langit berkali-kali. Angin berhembus semakin dingin.
Karena gaun Tara sudah basah ia jadi merasa kedinginan. Sesekali gadis itu bergidik karena udara dingin yang menusuk tulangnya.
Akmal pun menyadari bahwa gadis di sebelahnya itu kedinginan. Pemuda itu melepaskan genggaman tangannya lalu beralih pada bahu gadis disampingnya dan merangkul gadis itu.
"Rasain dingin itu gak enak kalau sendiri sendiri. Kalau sama-sama gini kan jadi hangat. " Ucap Akmal.
"Dan ah ya, mulai sekarang jangan rasain apapun sendirian karena ada gue disini sekarang. " Tambah Akmal.
Tara menoleh dan sedikit mendongak untuk bisa melihat wajah Akmal yang ternyata juga sedang melihatnya.
"Akmal.. Gue seneng di deket lo, apa yang gue tau kayaknya lo juga gitu. Tapi Mal, jangan pernah sekali-kali lo jatuh terlalu dalam ya atau lo nyoba jatuh hati ke gue apalagi sampai tahap jatuh cinta. Kita bisa deket kapan pun, gimana pun tapi jangan sampai lo jatuh cinta ke gue. "
"Gue mohon Akmal jangan jatuh cinta ke gue. "
Akmal hanya menatap gadis yang masih tersenyum ke arah nya itu. Setiap kata yang keluar dari bibir merah mudanya terekam jelas di kepala Akmal malam itu.
"Kalau misalnya gue gak bisa janji?" Ucap Akmal bersamaan dengan kepalanya yang lurus ke depan memperhatikan jalan yang masih dilewati kendaraan.
"Itu syaratnya Mal. Syaratnya kalau lo mau deket sama gue. "
Ketukan dari luar pintu kamar Akmal menyadarkan pemuda itu dari lamunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [Complete]
Teen Fiction_______ Tamara Sekala Zulvegha. Cantik, manis, tinggi ideal, dan berkulit putih. Kamu akan jatuh cinta pandang pertama saat melihatnya, tapi jangan salah. Hati-hati dengan dia. Gadis cantik ini memiliki sifat yang berbalik dari paras indahnya. Dia...