Entah apa dan mengapa. Mendekap mu kala sedih adalah kesukaanku
-Akmal Pradipta
___
Suara bising deru motor terdengar, sorakan riuh ikut menemani. Seseorang dengan motor ninja hitam siap balapan membelah jalanan.
Saat sapu tangan dijatuhkan. Mesin motor mulai dinyalakan dan dua pengendara itu mulai membelah jalan berebut sampai pada garis finish pertama kali.
Beberapa menit kemudian pengemudi dengan motor hitamnya memenangkan balapan malam ini.
"Yeeee, lo gak terkalahkan emang Ra. "
"Udah jangan banyak bacot, mana uang nya, gue pengen cepet cabut, berisik banget disini. " Sembari melepas helm nya, Tara mengobrol dengan salah satu teman di balapan liar yang sering ia lakukan.
Diandra memberikan uang kepada Tara yang langsung disambut dengan senang hati. Tara kembali memakai helm nya, pamit kepada beberapa orang lalu pergi lagi dengan motor besar hitamnya.
Tara menepikan motornya disebuah trotoar yang sepi. Ia turun dari motor lalu duduk di trotoar sepi sambil memperhatikan malam sunyi.
Pukul 22.30. Dan Tara masih berkeliaran diluar. Masih dengan seragam SMA yang masih belum ia ganti dan juga dibalut jaket boomber biru donker.
Angin malam menusuk wajah putih cantiknya. Dingin memang, tapi Tara tidak akan terganggu. Pikirannya melayang entah kemana, ia serasa lelah dengan semuanya. Ia sudah melakukan apapun untuk menyibukkan diri dan sampai malam seperti ini, hati dan pikirannya masih belum tenang.
"Tara?"
Sapaan itu sedikit membuat Tara terkejut, ia menoleh ke asal suara lalu segera bangkit ketika tau siapa yang sedang berdiri disana.
"Ngapain lo?!"
"Gue laper, sempet cari makan aja dan gue lihat lo lagi meratapi nasib di trotoar sepi begini. Kenapa lo?!"
"Bukan urusan lo!" Tara berbalik menuju motornya, tapi dengan segera orang itu, Akmal menahan tangannya.
"Malam malam keliyaran tuh gak baik buat kesehatan apalagi lo perempuan Ra, lo kenapa lagi?" Ucapan Akmal sedikit terdengar... Lembut. Entah kenapa membuat Tara merasakan sesuatu yang nyaman disana dan jangan lupa tentang tatapan teduh dari dua bola mata hitam segelap malam itu.
Tara menunduk memperhatikan sepatu nya yang mulai kotor karena debu. "Gue gak pa-pa, gue cuma.. " Dan entah kenapa suara Tara malah bergetar. Ia teringat akan sedih dan perih yang beberapa waktu lalu ia rasakan.
"Lo belum pulang? Masih pake seragam. " Ujar Akmal lagi, ia merasa tidak enak hati saat melihat Tara yang malah menunduk.
"Ck, udah ah, gue gapapa, kalo lo tanya terus gue jadi sedih, mending lo diem!" Tara kembali seperti Tara biasanya dengan nada jutek dan tatapan kesal.
Akmal justru merasa gemas sendiri melihat gadis satu ini. Dengan sekali gerakan Akmal menarik Tara dalam dekapannya. "Mulai sekarang, kalau lo lagi ada masalah, ada gue. Gue siap ada buat lo, siap ngejagain lo, siap buat jadi pelampiasan dan siap buat dekap lo dalam hangat agar lo gak perlu repot ngerasa sedih. " Akmal mempererat pelukannya, mengusap lembut rambut Tara agar Tara merasa tenang.
Dan Tara, tenggelam dalam kehangatan, ia merasa tenang. Tara pun membalas pelukan Akmal lalu menenggelamkan kepala nya dalam dada Akmal.
"Gue gak tau, gue harus seneng atau malah merasa tertekan saat deket sama anak songong kayak lo. " Tara menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [Complete]
Teen Fiction_______ Tamara Sekala Zulvegha. Cantik, manis, tinggi ideal, dan berkulit putih. Kamu akan jatuh cinta pandang pertama saat melihatnya, tapi jangan salah. Hati-hati dengan dia. Gadis cantik ini memiliki sifat yang berbalik dari paras indahnya. Dia...