D e l a p a n b e l a s

65 7 0
                                    

Jadilah seseorang yang setenang air, karena mereka tidak akan tau bahwa air yang tenang bisa membuat ombak yang dahsyat.

Akmal Pradipta

"Saya nggak tahu lagi deh Tamara mau bilangin kamu kayak gimana lagi. Bentar lagi ujian kenaikan kelas, tapi nilai pelajaran kamu kosong kecuali bahasa inggris. Kamu sebenarnya niat tidak sih sekolah? Kamu gak mikirin orangtua kamu yang banting tulang buat nyekolahin kamu?! Diluar sana banyak anak yang ingin sekolah dengan benar Tamara! Kali ini kamu malah hampir mematahkan kaki Audy dan berusaha mencekik Rania hingga pucat. Kamu sadar apa yang kamu lakukan?"

Masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Begitulah yang terjadi pada Tara. Gadis itu tak benar-benar mendengarkan suara Bu Husna yang mulutnya hampir berbusa.

"Tamara saya bicara sama kamu!!"

"Sudah Bu ceramahnya? Ya udah berarti urusan gue udah selesai. Oke gue cabut!" Tara bangkit dari duduknya dan beranjak pergi dari ruang guru.

"Tamara Zulvegha!!" Teriak Bu Husna memanggil murid tertidakbisamembuatBuHusnasabar.

"Ngelawan lagi hm?"

Tara baru saja keluar dari ruang BK lalu suara yang sudah tidak asing itu menginterupsi.

"Bertele-tele sih. Kalau mau hukum ya udah hukum aja, kalau mau panggilan orangtua ya tinggal panggil aja ataupun kalau mau tuntut ya udah tuntut aja. Gaperlu ceramah setengah jam dikira pengajian apa ya!" Ucap Tara kesal karena hampir setengah jam gadis itu berada di dalam.

Tangan Akmal terulur mengacak rambut Tara. "Terlalu tenang kalau kayak gitu Ra. Udah tau keadaan Audy sama Rania?" Tanya Akmal lalu tangannya berpindah menggenggam tangan Tara.

Tara menggeleng. "Bagian mana aja yang patah?" Ucapnya dengan nada datar dan ekspresi datar.

Akmal mulai berjalan diikuti oleh Tara. "Tadi gue barusan ke UKS, tulang kaki Audy sedikit geser jadi gabisa dibuat jalan sementara waktu dan Rania dia masih pucat dengan punggung nyeri, leher nya harus disangga sama gips. Lo bener-bener sadis. "

"Bagus. 'Kan sebelumnya gue udah bilang kalau jangan macem-macem. Banyak gaya sih!"

Akmal hanya geleng-geleng kepala. "Udah bel. Ayo masuk!"

Tara hanya diam di ambang pintu kelas.

"Lah ayoo, masih ada jam pelajaran lagi!" Seru Akmal sembari menarik tangan Tara agar ikut masuk.

"AKMAAALL GUE GAMAU MASUK KELAS!"

🔥

Bel pulang berbunyi nyaring. Tara merasa sangat senang karena selama jam pelajaran berlangsung dia duduk dan terlihat memperhatikan pelajaran padahal ia menahan rasa kantuk. Sekali ia memejamkan mata dan meletakkan kepala di atas meja Akmal akan langsung menegurnya. Huh menyebalkan!

"Bawa motor?" Tanya Akmal yang sudah berjalan disamping Tara.

Sebagai jawaban yang singkat, padat dan jelas Tara hanya mengangguk.

Mereka berdua pun berjalan tanpa suara di sepanjang koridor. Baru saja mereka melangkahkan kaki di anak tangga terakhir semua pandangan tertuju ke arah mereka.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang