T i g a p u l u h e n a m

67 6 0
                                    


Tara memilih bermalam di rumah sakit menemani Mama dan Papanya. Sebenarnya sekolah sudah libur karena ujian semester sudah dilaksanakan. Hanya tinggal menunggu hasilnya saja. Sekolah Tara menyediakan libur 2 minggu, tetapi seperti tradisi sebelumnya. Seminggu itu dipakai untuk persiapan pekan seni yang diadakan di akhir pekan. Jadi akan banyak anak yang masih sekolah untuk mempersiapkan. Begitu pun Tara, sebenarnya gadis itu tidak ada kegiatan apa-apa tapi Akmal yang minta agar gadis itu datang.

Karena permintaan Akmal jadi lagi-lagi Akmal yang mengambil segala perlengkapan Tara. Akmal menuju rumah Tara untuk mengambil perlengkapan Tara yang sudah dititipkan pada Bi Ina dan menjemput Tara di rumah sakit.

"Enak deh punya lo Mal. Bisa di suruh-suruh. " Ucap Tara saat mereka sudah ada di dalam mobil untuk menuju ke sekolah. Sudah mulai musim penghujan, jadinya gerimis melanda pagi-pagi.

Akmal hanya memutar bola matanya kesal dan terus fokus menyetir.

"Pasti beruntung banget yang nantinya jadi pacar lo. " Ucap Tara sekali lagi.

Ciitt

Hampir saja Tara menabrak dashboard jika tidak menggunakan seatbealt. Di depan lampu merah dan Akmal tiba-tiba mengerem.

"Bisa bawa mobil gak sih?! Untung gue gak kenapa-napa!"

Akmal menoleh ke arah Tara dan memastikan gadis itu tidak terluka. Lalu tangannya terulur mengusap puncak kepala Tara. Seperti biasa.

"Eh, tunggu. Rambut asli lo pirang?" Tanya Akmal sembari memperhatikan rambut Tara yang baru ia sadari bahwa makin hari cat rambutnya hilang.

"Iyaa dong. Kan gue bule!" Jawab Tara bangga.

Lampu kembali hijau dan Akmal kembali melajukan mobilnya.

"Terus kenapa diwarnain?"

"Karena gue gak mau terlihat seperti Damara. Damara sama gue sama-sama blonde. Warna matanya juga hampir sama, coklat ke ijo-ijoan. " Tara menghela nafasnya. Menunduk karena mengingat Kakaknya itu.

"Kalau lo pernah lihat Damara, lo pasti langsung jatuh cinta sama dia. Dia baik, anggun dan penyayang. Seandainya lo pertama kali ketemu sama Damara dan bukan gue, pasti lo juga akan jatuh hati ke Damara dan gak akan lihat gue. "

Akmal memang bertemu Damara dulu sebelum Tara. Mengenal dan bermain bersama Dara sebelum dengan Tara. Tertawa dan sama-sama ceria Bersama Dara sebelum dengan Tara. Namun, Akmal mengelak perkataan Tara jika hatinya akan jatuh untuk Damara. Nyatanya, apa yang dirasakan Akmal untuk Tara jauh berbeda ketika bersama dengan Damara. Akmal jatuh hati pada pribadi rapuh Tara yang sering berubah-ubah. Jatuh hati pada senyum lebar yang akan membuat mata indah itu menyipit dan memperlihatkan lubang kecil di bagian pipi. Ya Akmal sudah jatuh hati.

🔥

Akmal dan Tara berpisah saat memasuki kawasan sekolah. Akmal hendak mengurus segala persiapan pekan seni dan Tara yang ingin berjalan-jalan tanpa tau arah.

Tara bertemu Veranda saat melewati kantin. Tara pun bergabung bersama Veranda yang kebetulan sedang sendiri.

"Lo nggak sibuk karena bentar lagi pekan seni?" Tanya Tara yang baru duduk di sebelah Veranda.

Veranda menghentikan makannya dan menghadap Tara. "Enggak. Soalnya tugas aku baru besok. "

Tara mengangguk. Tidak tahu harus mengobrolkan apalagi. Entahlah, Tara seperti ingin menceritakan semuanya pada Veranda. Sahabat yang betah dengannya walaupun sering Tara jauhi.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang