Dua

42.3K 1.9K 7
                                    

Beberapa orang yang berlalu lalang di dekat nya kemudian mendatangi gadis itu dengan wajah penasaran, trrutama wanita yang sekarang tampak sangat cemas, ibu nya.

"Apa yang terjadi?" Tanya wanita yang sudah berumur tersebut kepada putri bungsu nya.

"Entah lah ma, sudah berkali – kali Lisa memanggil nya namun tak ada jawaban apa – apa dari dalam kamar" jawab gadis itu tak kalah panik dari sang mama.

Dengan perintah mama, akhir nya beberapa lelaki yang berdiri di dekat sana mencoba untuk mendorong pintu kamar di depan mereka, mendobraknya.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya pintu tersebut terbuka. Namun nihil, tak ada aktivitas apapun di dalam nya. Kamar itu kosong namun terlihat sangat berantakan, dengan jendela yang terbuka lebar.

Lisa sedikit berlari masuk menuju jendela kamar kakak nya, sorot mata nya bergerak tak beraturan, mencoba mencari sesuatu yang dapat ia tangkap dengan penglihatan nya. Gadis itu masih memperhatikan pemandangan yang disuguhkan diluar jendela tersebut sampai sebuah tangisan dan jeritan menyayat hati nya membuyarkan semuanya.

"Tidak—tidak mungkin dia—dia, Jennie!!!" teriakan yang menyayat hati tersebut seperti menembus jantung Lisa, namun tak ampai disana gadis itu semakin panik saat wanita yang paling ia sayangi di dunia ini tiba – tiba jatuh tergeletak di lantai.

 "MAMA!!!" pekik gadis tersebut sambil berlari kearah mama yang tergeletak tak jauh dari nya.

Ia memeluk mama, sembari mengambil sdcarik kertas yang sempat dijatuhkan oleh mamanya. Tak menunggu lama, bulir bening akhirnya jatuh daribpelupuk matanyq yang indah. Sorot mata yang biasa nya selalu terlihat bahagia dan ceria kini berubah menjadi sendu. Bahkan mungkin takkan pernah bisa sebahagia dulu.

Aku pergi, aku tidak bisa melanjut kan perjodohan ini. Aku bukan barang yang bisa di serahkan begitu saja. Aku punya hak menentukan pilihan ku sendiri, dan aku memiliki untuk membatal kan perjodohan ini!

Begitu lah penggalan kalimat yang Lisa baca dari keras yang kini terlihat lusuh karena air mata nya yang jatuh begitu saja. Gadis itu masih memeluk ibu nya erat dan kembali menangis dalam diam.

Beberapa orang yang masih di dalam kamar tersebut masih terdiam, hening. Bingung akan hal yang terjadi dan bingung akan berbuat seperti apa.

Lisa tersentak saay seorang gadis sepantarannya kini mendekat dan berbisik sesuatu padanya. Gadis menatap nya sebentar, sebelum akhirnya menghapus sisa air mata yang masih betah menempel pada pipi mulus nya yang sedikit chubby.

"Tolong, jaga mama ku. Aku harus keluar sebentar" ucap nya yang kini sudah berdiri diambang pintu.

Lisa menyusuri depan rumahnya, namun langkah nya semakin lama semakin kencang dan tanpa ia sadari ia berlari. Berlari kearah simpang dengan nafas terengah – engah dengan wajah yang terlihat berantakan dengan mata yang masih basah sisa air mata nya.

"KAK!!" teriak gadis tersebut saat melihat seorang wanita yang memakai kebaya yang sama dengan nya namun dengan warna dan motif yang berbeda.

Wanita yang menoleh ketika nama nya di panggil tersebut terlihat panik dan kembali berlari menjauhi gadis yang notabene adalah adik nya.

"Kak jangan pergi, ayo kita bicara. Jangan kekanakan seperti ini! " teriak Lisa lantang sembari masih mengatur nafas nya.

Meskipun jarak mereka tak bisa di bilang dekat, namun Lisa berani menjamin gadis yang jauh dari pandangan nya sana mendengar kalimat nya dengan sangat baik.

Gadis dengan kebaya putih itu lalu membalikkan badan nya menatap adik nya itu dengan kesal.

"Kekanakan?" ucap nya lirih.

"Tahu apa kamu tentang kekanakan?!!" tantang nya dengan suara lantang yang kemudian diikuti oleh kekehan yang keluar dari mulut nya.

Lisa menatap nya bingung, nafas nya masih memburu namun ia masih mencoba melangkahkan kaki nya mendekati sang lawan bicara, kakak nya.

"Jangan mendekat! Jangan sekali – sekali kamu mendekat!!" teriak Jennie lagi menatap wanita yang berjalan ke arah nya dengan tatapan galak.

"Ayo lah kembali kak, mama sampai pingsan membaca surat yang kakak tinggal kan tadi" bujuk gadis di depan nya itu dengan wajah kesal.

"Bisa juga perempuan itu pingsan karena baca suratku?" jawab nya dengan sinis, lalu tersenyum meremeh kan.

"DASAR BOCAH!! BERHENTI BERKELAKUAN SEPERTI BOCAH NONA JENNIE PERMATA SARI!! Teriak Lisa.

Lisa menatapnya berang, sudah cukup kesabaran yang sedari tadi ia pertahankan. Bagaimana bisa gadis itu menghina wanita yang sangat ia sayangi. Ibu mereka.

"Kak"

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang