Lisa berjalan dikoridor yang sudah dipadati oleh lautan manusia, tentu saja ia sedang dikampusnya karena sudah hampir seminggu Lisa bolos dari kampusnya.
Bahkan ia juga sempat lupa mata kuliah dan kelas mana yang ia ikuti hari ini kalau saja tak ada tangan yang tiba - tiba menggenggam tangannya dan menarik Lisa mengikuti langkahnya.
"Hey, kenapa kau bisa santai sebentar lagi kelas pak Cakra akan dimulai" jelas seseorang yang menarik tangannya tadi.
Lisa hanya menggangguk, ia baru ingat pagi ini adalah kelasnya pak Cakra dan bahkan ia sudah titip absen semalam karena sudah berniat akan masuk di jam kedua, tetapi karena Sehun tadi pagi membuat moodnya buruk ia memutuskan untuk pergi pagi ke kampus.
"Ah syukur belum masuk, lain kali kau harus berjalan lebih cepat agar tidak telat"
Kalimat dari orang tersebut menyadarkan Lisa dari lamunannya "Ah iya kak terima kasih"
Lelaki tersebut menghela nafas nya lalu tersenyum tulus sambil mengangguk pelan.
"Lisa!"
Tanpa berdiam lebih lama lagi Lisa segera berjalan kearah sang pemanggil dan mendudukkan dirinya disebelah seorang gadis yang sekarang menatapnya curiga.
"Apa?"
Sebenarnya tanpa bertanya Lisa sudah tahu, tentu ia sudah sangat paham arti tatapan sahabatnya itu. Ia sudah mengenal nya pada saat ospeknya dulu.
Jisoo sahabatnya ini bukan penasaran tentang bolos nya tetapi karena Lisa beriringan dengan lelaki tadi, senior mereka.
Karena...
"Kenapa bolos hampir seminggu? Tapi yang bikin aku lebih penasaran kenapa kamu bisa barengan sama kak Hanbin?"
Jisoo menyukai Hanbin
Lisa menatapnya tanpa minat, ia terlalu malas berdebat karena percuma jika dijelaskan tetap gadis berambut panjang itu takkan percaya padanya.
Bahkan seperti beberapa bulan yang lalu saat Lisa tak sengaja membeli roti yang sama dengan Hanbin, Jisoo langsung curiga padanya.
Bahkan tak percaya itu cuma kebetulan, padahal Lisa beli roti di kantin mereka ya jelas saja Hanbin juga punya roti yang sama dengan Lisa.
Bahkan orang lain juga banyak yang beli roti yang sama dengan Hanbin tapi tetap Jisoo tak menerima alasannya.
Merasa pertanyaannya di abaikan terus oleh Lisa, Jisoo kemudian mendengus kesal dan menarik lengan baju gadis berponi itu.
"Apa sih Jis?"
"Kamu kenapa bisa barengan sama kak Hanbin tadi? Kalian jumpa dimana? Dia jemput kamu?"
"Bukan..."
"Ah kau berutang penjelasan padaku" potong Jisoo saat melihat pak Cakra berjalan memasuki kelas.
"Jadi Lis kenapa kau bisa barengan sama kak Hanbin?"
"Astaga Jis kau benar - benar tidak lelah bertanya?"
"Tidak, justru perasaanku akan lelah jika penasaran terus jadi katakan"
Lisa mendengus kesal, ini sudah sejam sejak mereka selesai kuliah dan ini sudah pertanyaan Jisoo yang beberapa puluh kali sejak tadi pagi.
Bagaimana bisa sahabatnya ini begitu keras meminta penjelasannya padahal ia melihat Lisa sedari tadi berusaha konsentrasi untuk mengerjakan tugasnya.
Tugas yang seharusnya diserahkan semalam tetapi karena berhubung ia tak datang, jadi hari ini ia berencana untuk mengumpulkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...