Lisa membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah cahaya. Cahaya matahari yang menembus dari jendela. Jendela dengan tirai putih yang sudah terbuka sepenuhnya.
"Hmm berarti ia sudah pergi" gumam Lisa sambil berusaha membuka matanya seutuhnya.
Ia sudah paham kebiasaan lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya sejak beberapa bulan yang lalu. Meskipun lelaki bermuka datar itu tidak tidur di kamar yang sama dengan Lisa tetapi setiap pagi ia pasti selalu menyempatkan untuk sekedar membuka jendelanya kamar mereka. Meskipun Lisa tak mengerti alasannya selalu membuka jendela kamarnya mereka tiap pagi.
Jadi meskipun Sehun pergi saat Lisa masih tertidur, Lisa akan tahu dari jendelanya kamar mereka.
Terbuka berarti sudah pergi dan tertutup berarti masih dirumah.
Lisa berjalan dengan matanya yang masih tertutup melangkah menuju dapur.
Meski dengan mata yang masih menutup namun tidak sekalipun kakinya tersandung apapun. Lisa sudah hafal betul letak dan posisi barang - barang di rumah ini meskipun ia baru beberapa bulan menempati nya.
"Selamat pagi kak Jen!" Sapa nya saat kaki nya melangkah melewati ruang tengah.
Hanya kebiasaannya setiap pagi untuk mengusir kesepiannya. Lisa kesepian?
Tentu saja!
Meskipun rumah Sehun tergolong besar namun jika di tempati hanya berdua akan terasa sangat sepi. Terutama Sehun yang terkadang tidak pulang selama beberapa hari. Seseorang bahkan bisa gila bila tidak ada tempat bertukar fikiran untuknya, seperti Lisa yang sudah hampir tidak waras yang selalu berbicara pada foto.
Begitu Sehun pulang, ia hanya akan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya, menutup pintunya dan bersembunyi dari dunia luar.
"Apa dia sudah membalik foto mu kak?" Lisa memicingkan matanya lalu mengangguk pelan
"Oh sudah, bagus lah kalau tidak pasti bibir mu akan kram mencium tembok terus" ucapnya asal.
Dengan langkah yang masih sempoyongan Lisa kembali melewati ruang tengah dengan sebuah gelas jus ditangan kirinya.
"Kau mau jus kak Jen? Apa kau tak lelah tersenyum? Aku saja lelah meskipun sudah mulai tak tersenyum sejak beberapa bulan yang lalu"
Lisa berjalan menuju kamarnya untuk menyelesaikan segala aktivitas paginya hingga suara bel memecah keheningan pagi dirumahnya.
"Apa kunci rumahnya hilang? Apa dia kerampokan? Tumben sekali menekan bel" terka Lisa sembari melangkah ke depan.
"Maaf? Siapa?" Tanya Lisa ragu saat seorang wanita paruh baya berdiri tepat di depannya.
"Kamu keluarga pasangan pemilik rumah ini?"
"Maaf?" Bingung Lisa.
"Kamu adik Jennie? atau Sehun ?"
Akhirnya ada satu kalimat dari wanita paruh baya didepannya ini yang ia pahami.
Wanita ini pasti mengira Lisa adalah keluarga yang sedang berkunjung kesini.
Lisa mencoba tersenyum ramah "Saya adiknya Jennie tante"
Wanita paruh baya itu pun mengamati Lisa mulai dari puncak kepala hingga ke ujung kaki yang membuat siapapun menjadi risih. Termasuk Lisa tetapi masih berusaha mempertahankan senyum nya.
"Maaf tapi, kenapa ngga mirip ya hehe. Malah beda banget sebenarnya"
"Beda tante saya Lisa dia Jennie meskipun bersaudara tetapi kami kan dua orang yang berbeda" jelas Lisa yang sudah merapatkan giginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...