Tigapuluhdua

22.6K 1.2K 370
                                        

Sama seperti hal yang biasa dilakukan setelah jam makan siang, Sehun masih memilih berada di dalam kantin meskipun ia sudah menyelesaikan makan siangnya sedari tadi.

Bukan tanpa alasan sebenarnya, setelah jam malan siang Sehun memang terbiasa membaca. Seperti sekarang ini ia sedang fokus membaca sebuah jurnal, jurnal kedokteran.

Sehun memang senang membaca, apalagi jika ia sedang senggang seperti ini. Terutama jika Sehun memang sedang banyak fikiran, bukannya tiduran atau bersantai untuk menenangkan fikiran justru jika Sehun sedang banyak fikiran ia akan melampiaskannya dengan membaca buku.

Buku yang memiliki hampir seribu halaman atau paling tidak membaca jurnal seperti sekarang.

Namun tidak seperti biasanya, Sehun yang terbiasa tetap bisa fokus pada bacaan nya kini benar - benar gelisah. Fikiran nya melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu. Tepatnya lima hari yang lalu saat tanpa sadar mulutnya berkata ingin mengakhiri hubungannya dengan Lisa dan juga hari terakhir ia bertemu gadis berponi itu.

"Hun..."

"Dokter Sehun" satu tepukan pada bahu lebar nya itu membuat kesadaran Sehun kmbali.

Ia hanya menatap singkat pada lawan bicara di sampingnya dan sibuk kembali mengalihkan pandangan nya pada ponselnya yang memuat bacaannya tadi.

'Dia kenapa?'

Mingyu yang baru datang itu hanya menatap Sehun heran karena reaksi tak biasa yang Sehun berikan padanya.

Ia tahu Sehun memang lelaki yang dingin tetapi sedingin ataupun sekesalnya Sehun padanya ia tak pernah mengabaikan nya seperti ini.

'Ada apa sebenarnya?

"Kau kenapa?"

Sehun masih enggan menjawab bahkan sama sekali tak terusik, ia mengabaikannya seperti sama sekali tak ada manusia di sekitarnya.

"Dia kenapa?" Intrupsi sebuah suara yang kini berdiri di sebelah Mingyu menatap Sehun bingung.

Mingyu meliriknya sekilas sambil mengedikkan bahunya "Entahlah, saat aku sampai dia sudah seperti ini"

"Ah, punggung mu terluka?" Tanya Kai saat melihat Mingyu sedikit meringis saat punggungnya bersentuhan dengan dinding.

Mingyu hanya mengangguk singkat sembari menggulung kedua lengan kemeja nya.

"Tangan juga?!" Pekik Kai tak percaya saat melihat beberapa goresan yang sudah mngering di tangan nya.

Sehun yang sedari tadi tak menghiraukan mereka ikut melirik sekilas kearah tangan Mingyu sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangan nya pada bacaan nya.

"Hanya luka biasa sewaktu menolong gadis yang ingin bunuh diri" Jawab Mingyu santai sembari sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.

"Wah masih ada ya orang yang ingin bunuh diri dijaman modern seperti sekarang? Ck. Aku kasian dengan gadis itu pasti cobaan hidupnya sudah terlalu berat sehingga ia tak berfikir panjang dan melakukan itu" jujur Kai iba.

"Bukan berat" Mingyu dan Kai yang tadi sibuk dengan kegiatan nya masing - masing kini menatap kearah Sehun yang tiba - tiba ikut menimbrung obrolan mereka.

"Tetapi memang perempuan itu bodoh, berfikiran sempit. Aku rasa ia mungkin juga tak berpendidikan tinggi" timpal Sehun lagi tanpa menoleh sedikit pun pada sahabat - sahabatnya.

Mingyu yang tadi tak berekspresi apapun kini tersenyum sinis dengan memfokuskan pandangan nya menatap Sehun yang masih tak menoleh pada mereka.

"Berikan aku alasan sehingga kau berhak mengatakan gadis itu bodoh"

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang