Delapanbelas

21.7K 1.1K 34
                                        

Seorang wanita paruh baya berlari kearah pintu saat pintunya diketuk beberapa kali dari luar.

"Iya seben..." ia menggantungkan kalimatnya saat ia berhadapan dengan seseorang yang bertamu kerumahnya sepagi ini.

"Nak Sehun?" ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah mama nya Lisa.

"Sehun? Ada apa?" Tanya mama Lisa yang masih bingung dengan kehadiran Sehun dirumah mereka.

Bukannya tak suka Sehun disini, ia hanya merasa aneh kenapa Sehun kemari hanya seorang diri.

Bahkan disaat matahari belum seutuhnya keluar dari persembunyiannya.

Tidak mungkin kan mencari Lisa kemari?

Sehun masih diam memandang wanita yang sekarang sudah resmi menjadi ibunya itu.

Bukan bermaksud tidak sopan, tetapi Sehun bingung.

Ia masih menimbang - nimbang harus mulai dari mana menjelaskan tentang kecelakaan Lisa.

Tidak mungkin menjelaskan dimulai dari beberapa hari ia meninggalkan Lisa dirumah kan?

Bisa - bisa mama nya Lisa akan menangis meratapi nasib anaknya yang diacuhkan oleh suaminya sendiri.

Atau dimulai dari Lisa yang pergi membeli kotak makanan saat hampir tengah malam demi membawakan Sehun makanan yang bahkan tidak pernah ia cicipi sedikit pun?

Kalau Sehun mengatakan seperti itu sama saja ia akan di cap sebagi suami yang gagal.

Meskipun sebenarnya memang demikian.

"Sehun? Hey nak Sehun, ada apa sebenarnya?" tanya ibunya Lisa membuyarkan lamunan Sehun.

Masih dengan diamnya Sehun ia masih menatap ibu mertuanya yang sudah terlihat benar - benar khawatir karena ia tak kunjung menjawab pertanyaannya dan malah mematung di depan pintu.

"Maaf"

Mamanya Lisa menaikkan sebelah alisnya dan menatap Sehun yang seakan bertanya ada apa.

Tetapi bukannya menjelaskan, setelah melontarkan sebuah kata singkat tersebut Sehun masih diam.

Diam seribu bahasa.

"Maaf? Untuk apa?"

Mama Lisa meremas kedua tangannya. Matanya sudah memerah.

Benar kata orang, seorang ibu akan selalu cepat merasakan jika terjadi sesuatu dengan anaknya.

Sebenarnya jauh dari sebelum kedatangan Sehun, mama Lisa sudah merasa tak karuan.

Entah kenapa dari semalam, ia selalu teringat akan putri bungsunya itu.

Dari semalam ia ingin sekedar mendengar suara putri bungsu nya itu.

Tetapi niatnya itu ia urungkan, karena takut akan mengganggu kegiatan anak dan menantunya itu.

"Mana Lisa? Lisa Lisa Lisa mana?"

"Mana Lisa?!!!!" teriak mama Lisa meraung - raung.

"Mana anakku?! Anakku?!!!" teriaknya lagi.

Ia memukul - mukul lengan kokoh Sehun yang masih diam ditempatnya.

Sehun tidak melawan ataupun menghindar. Ia masih diam dan menundukkan kepalanya.

Bahkan untuk sekedar berbicara pun ia tak memiliki keberanian.

"Lisaaaa anakk--kku malangnya nasib mu sayang" histeris mama nya.

Ia masih memukul lengan Sehun namun dengan pukulan yang jauh lebih pelan dari sebelumnya.

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang