"Aku?"
"Kau tak perlu tahu siapa aku"
***
Setelah hampir seharian tidak sadarkan diri, akhirnya Lisa membuka matanya untuk pertama kali.
Ia mengerjapkan matanya perlahan dan menoleh kesekitarnya "Hmm Ini dimana?"
Lisa ingin bangun namun tubuhnya terlalu lemah untuk diajak kerjasama bahkan hanya untuk duduk.
"Aaashh sakit" Lisa memegang kepalanya yang diperban.
"Infus?" Ucapnya lagi saat melihat selang kecil dari dari tiang disebelah ranjangnya terhubung ke punggung tangannya.
"Ah kau sudah siuman?" Sapa seorang wanita muda dengan baju perawat.
Lisa hanya meringis kecil memegang kepalanya dengan tangan sebelahnya saat kepalanya kembali berdenyut.
"Ah apa masih sakit?"
"Masih, sedikit" jawab Lisa pelan.
"Hmm ini dimana? Kenapa saya disini?"
"Apa kau tidak ingat kejadian tadi malam?" Tanya wanita itu sambil fokus memperbaiki selang infus ditangan Lisa.
Lisa hanya menggeleng kecil sambil ikut serius menatap infusnya yang sedang diperbaiki oleh sang perawat.
"Berdasarkan informasi yang saya terima, kamu mengalami kecelakaan mobil tadi malam tetapi saya sedang tidak bertugas saat kamu masuk"
"Apa kamu butuh sesuatu lagi nona?" Sambung perawat itu setelah selesai dengan selang infus ditangan kanan Lisa.
"Lisa panggil saya Lisa" jawab Lisa ramah.
"Ah baik Lisa, kalau butuh sesuatu kamu bisa menekan tombol diujung ranjang, tepat saat kamu menekan tombol itu akan ada seseorang yang datang dan akan membantu kamu" ucap perawat itu sambil tersenyum.
"Ah baik, terima kasih hehe"
Perawat itu hanya tersenyum sekilas pada Lisa, tepat saat ia akan berjalan ia kembali memutar badannya.
"Ah Lisa apa kamu..."
Lisa menoleh kearah perawat cantik tadi menunggu lanjutan kalimat yang digantungnya.
Namun bukannya melanjutkan kalimatnya wanita itu kembali tersenyum dan menggeleng pelan "Ah tidak jadi, permisi" tutupnya.
"Hmm? Aneh"
Lisa kembali mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, jelas sekali ini rumah sakit tetapi rumah sakit apa? Dimana? dan kenapa?
Ia sendiri masih bingung kenapa dia bisa sampai disini dan ktika terbangun tiba - tiba saja tangannya sudah terinfus begini.
"Apa semalam aku kecelakaan?" Tanya nya pelan lebih kepada diri sendiri.
"Semalam, semalam semalam kegiatanku sepertinya hanya memakan kinder joy seharian.."
Lisa membulatkan matanya "Ah apa aku disini karena keracunan?"
"Ah keracunan? Yang benar saja biasanya juga aku sanggup makan satu kardus sekalipun" racaunya lagi masih dengan posisi terbaring.
Bahkan untuk duduk pun ia belum mampu namun mulutnya sedari tadi belum juga berhenti berkicau menebak - nebak alasan kenapa dia ada disini.
Entah ia tidak mendengar atau sedang tidak fokus , padahal jelas sekali perawat tadi sudah mengatakan alasan kenapa ia bisa dirawat disini.
Disaat Lisa masih terjebak dengan segala pemikirannya seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Hmm?"
Seorang lelaki berperawakan tinggi masuk dan berjalan kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...