Sehun yang masih sibuk bergumam sendiri langsung terdiam saat ekor matanya secara tidak sengaja menangkap sosok wanita yang mirip dengan Lisa yang hanya berjarak beberapa meter di depan nya. Seorang wanita cantik, berponi dengan rambut panjangnya yang lurus. Benar - benar berpenampilan khas seorang Lisa.
"LISAA?!!"
Sehun masih terdiam di tempatnya sembari mengerjapkan matanya berulang kali untuk meyakinkan dirinya sendiri kalau yang ia lihat barusan memang benar - benar nyata. Benar - benar Lisa, istrinya.
"Benar, itu Lisa!" Pekik Sehun setelah membuka matanya lebar - lebar.
"Lisa, Lisa, Lis---LISAAA!!!!" teriak Sehun pada akhirnya sembari berlari ke arah wanita yang ia yakini adalah Lisa yang kemudian juga sukses membuat nya menjadi tontonan gratis masyarakat yang berada di sekitarnya.
Di saat seperti ini Sehun bahkan tak ingat image nya sebagai dokter Sehun Hadibroto pewaris rumah sakit Jaya Hadibroto. Sang pria dari keluarga konglomerat yang pastinya membuatnya dikenal oleh masyarakat meskipun hanya segelintir orang, mungkin.
Namun baru beberapa langkah ia berlari, bingkai foto yang ia pegang malah terhempas ke aspal yang membuat Sehun menghentikan langkahnya.
"Sial!" Umpat Sehun yang kemudian memutar badan nya dan menatap kearah bingkai foto yang terlempar beberapa meter di belakang nya.
Sehun kembali menoleh kearah wanita yang ia yakini adalah Lisa. Wanita yang sedang menghadap ke arah yang berbeda dengan nya sekarang ini dan sekali lagi kembali mengalihkan pandangan nya pada bingkai foto yang sudah retak kacanya itu.
"Akh sial!" umpat Sehun lagi yang akhirnya berlari memutar langkah nya untuk mengambil bingkai foto yang tergeletak di tengah jalan sebelum beberapa mobil mendekat ke arah bingkai itu.
Sehun memeluk bingkai itu dengan erat "Syukurlah"
Namun beberapa detik kmudian ia kembali menoleh kearah wanita yang ia yakini adalah Lisa.
Dan, kosong. Ia tak lagi melihat wanita itu di sana, tidak ada tanda -tanda yang menunjukkan wanita berponi itu masih disana.
Sehun hanya melihat halte kosong tanpa satu orang pun disana, termasuk Lisa.
Ia tersenyum kecut "Gagal lagi"
Sehun kembali ke mobilnya sembari menatap bingkai foto yang sudah retak kacanya itu. Lebih tepat nya menatap ke retakan tersebut "Apa ini pertanda?"
Lelaki dingin itu masih diam termenung menatap bingkai yang sekarang bersandar di jok samping nya.
"Ntah kenapa melihat foto mu di sini membuatku merasa bahwa seolah - olah kaulah yang duduk di sini Lis"
Sehun lalu mengeryitkan dahinya "Tapi Lis, aku baru sadar kau tak pernah duduk di mobil ini kecuali hanya pada saat pertama kali pindah ke rumah kita"
"Tapi..." Sehun menggantung kalimatnya dan kembali menatap bingkai yang retak itu "Apakah tadi memang benar kau, Lisa?"
Sehun kembali melajukan mobil nya yang tanpa arah tujuan yang jelas hingga tanpa sadar membuatnya sampai di depan rumah dengan halaman yang banyak ditanamani tumbuhan yang tidak terlalu terawat seperti terakhir kali ia kesini.
Sehun membulatkan matanya "Ah inikan--rumah orang tuanya, Lisa"
Sebenarnya setelah tiga hari Lisa meninggalkan rumah, Sehun sudah berencana untuk datang menemui orang tua Lisa. Tetapi keraguan membuatnya selalu mengurungkan niatnya tersebut.
Dengan perasaan yang tak karuan akhirnya Sehun memantabkan langkahnya untuk memasuki pekarangan rumah yang sepi itu. Hingga sebuah suara mengintrupsi langkah nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Novela Juvenil[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...