Dan akhirnya disinilah wanita itu sekarang, berdiri menyalami tamu dengan tersenyum. Yah sangat jelas itu hanyalah senyum palsu.
Setelah mengajukan diri sebagai pengganti Jennie sekarang ia telah resmi masuk dalam keluarga Hadibroto lebih tepatnya menjadi nyonya Sehun Hadibroto, anak tunggal dari Purnomo Hadibroto seorang pengusaha yang bergerak di bidang fashion terkemuka di negaranya.
Lisa tidak berdiri sendiri disana, tentunya ada seseorang yang menemani disisinya dengan wajah dingin nya tanpa senyum dan tanpa ekspresi apapun. Tak lain adalah suami nya, yaitu Sehun Hadibroto
Tidak terasa sudah lebih dari 5 jam mereka disini, tepatnya sejak akad nikah tadi. Sehun masih setia dengan wajah dinginnya sementara Lisa masih betah dengan topeng bahagianya.
"Masa bodo dengan ekspresi mu, kau fikir aku senang berdiri disini menggantikan Jennie" gumam Lisa melirik sekilas kearah sebelah nya.
Persetan jika lelaki itu mendengar nya, ia sudah sangat muak. Muak dengan Jennie, muak dengan lelaki di sebelahnya dan muak pada dirinya sendiri yang dengan bodoh nya mengajukan diri menggantikan Jennie.
"Mama!"
Wanita yang dipanggil itu kini menoleh kearah sumber suara, ia tersenyum manis sembari berjalan mendekat pada anak bungsu kesayangannya.
"Ma, Lisa ke toilet dulu ya?" Tanya Lisa meminta persetujuan mama nya.
Mama hanya menatapnya tersenyum, ia tahu gadis kecilnya itu sangat lelah meskipun Lisa masih berusaha memberikan senyum terbaiknya pada sang mama.
Ya, tentu saja Lisa lelah, ia lelah baik fisik maupun batin.
Mama menatap Lisa iba, ia kemudian membelai surai cokelat itu dengan penuh kasih " Pergilah, jangan lama - lama"
Lisa tersenyum pada mama nya sambil memamerkan deretan gigi putih nya. Ia kemudian berjalan menjauh dari kerumunan manusia diiringi oleh sepasang mata yang menatapnya tajam.
"Akhirnya kasur empukku" girang Lisa sambil menjatuhkan tubuhnya pada ranjang nya. Tubuhnya sudah terasa remuk dan membuatnya enggan untuk kembali pada kerumunan manusia di lantai dasar.
Ia memejamkan mata tanpa terganggu dengan posisi tubuhnya yang tidak nyaman, bahkan untuk sekedar menaikkan kakipun ia enggan.
Namun entah berapa lama ia sudah memejamkan matanya sampai terdengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Lisa sadar akan kedatangan seseorang di kamarnya namun, tubuh nya enggan merespon bahkan hanya untuk sekedar membuka mata.
"Cih, ini yang katanya ke toilet?" ucap seseorang dengan suara beratnya.
Suara yang sangat Lisa kenali. Suara yang mulai dari hari ini akan menghiasi hidupnya. Lebih tepatnya mengusik hidup damainya.
"Toilet di alam mimpi?" timpal nya lagi yang kemudian membuang nafas kasarnya.
Lisa berdegup kencang saat merasa tubuh nya seperti diangkat oleh sepasang tangan kokoh.
"Apa yang dia lakukan, tubuh ku sama sekali tidak sanggup merespon apapun. Tolong jangan malam ini, aku belum siap menjalankan kewajibanku. Batin Lisa menolak.
Sehun mendekatkan wajah nya pada Lisa, hembusan nafas nya yang teratur menerpa wajah Lisa. Perlahan aroma mint dan apple menyeruak ke indra penciuman Lisa membuat jantung nya memompa lebih cepat dari biasanya.
Lisa yang merasa tubuh nya terangkat masih memilih untuk diam, hingga akhirnya ia tak merasa apapun lagi. Lisa tahu, bahkan ia sangat yakin pasti sekarang lelaki itu sedang menatapnya intens. Membayangkan Sehun sedang menatapnya dengan jarak sedekat ini membuat wajahnya memerah dengan alami.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...