Lisa melangkahkan kakinya di depan sebuah bangunan besar, cukup besar dari ukuran sebuah panti asuhan pada umumnya.
Hari ini organisasi di kampus Lisa memang memiliki agenda untuk menyerahkan dana amal yang mereka kumpulkan beberapa minggu yang lalu ke panti asuhan yang sudah mereka setujui sebelumnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang selalu mereka lakukan setiap setahun sekali.
"Jennie?" Ucap Lisa saat matanya menangkap sebuah plang berukuran besar di depan panti asuhan.
"Bagus ya namanya" Lisa menoleh kearah suara yang berasal dari belakangnya, Chanwoo.
"Kira - kira orangnya secantik namanya engga ya?"
Lisa menggeleng pelan "Ini cuma nama doang kali"
"Loh Lis kamu belum tahu? Nama panti asuhan ini baru diganti beberapa bulan yang lalu. Katanya yang punya adalah pewaris rumah sakit besar dan Jennie ini nama kekasihnya"
'Kekasih?'
Bukannya menanggapi , Lisa hanya diam dan memilih melangkah pergi tanpa menanggapi Chanwoo yang berteriak memanggilnya.'Cuma kebetulan doang kan?' Batin Lisa
Lis, bisa bantu disini?"
Lisa menoleh kearah gadis chubby yang memang kelihatan sedang kesulitan memindahkan beberapa kardus berukuran sedang yang berisi makanan itu.
Bukan hanya menyalurkan dana penggalangan kemarin saja, mereka juga memutuskan untuk makan siang berasama para penghuni di panti asuhan anak itu.
"Lis?"
"Hmm? Apalagi ibu rentenir?" Ucap Lisa melirik Rose dari balik dua kardus yang sedang ia angkat sekarang.
Rose mengerucutkan bibirnya, dia paling kesal saat di panggil dengan panggilan itu, meskipun nyata nya sikap Rose memang seperti rentenir jahat saat menagih iuran untuk organisasi mereka.
Rose bahkan tak segan -segan menggeledah saku celana anggota lain persis seperti preman yang sedang malakin anak sekolah.
"Bendahara Lis, bendahara kenapa jadi rentenir sih?"
Lisa terkikik geli "Beda tipis Rose, eh ngomong - ngomong ada apa manggil tadi?"
"Ah apa kamu udah tahu kak Hanbin Lis?"
Lisa mengeryitkan dahinya lalu menatap Rose cemas "Kamu lagi demam Rose?! Atau kepentok dimana tadi?"
Rose menatap Lisa dengan tampang bingungnya "Apaan sih?"
"Kamu nanya tadi aku udah tahu kak Hanbin? Astaga Rose dia wakil ketua kita gimana mungkin aku ngga kenal?"
Rose terdiam sebentar lalu memasang cengiran di wajahnya. "Astaga maksud nya gosip kak Hanbin, kamu udah tahu gosip tentang kak Hanbin Lis?"
Lisa mendecih pelan "Astaga Rose sejak kapan kamu jadi hobi bergosip? Rose mending kamu bantuin aku buat nyusun kotak - kotak ini di meja"
"Ini tentang prasaan kak Hanbin!"
Lisa kembali menoleh kearah Rose "Maksudnya?"
"Ini tentang prasaan kak Hanbin" ulang Rose sekali lagi.
Lisa meletakkan kardus yang tadi ia pegang, ia mulai tertarik dengan gosip yang Rose bicarakan "Ada apa emang nya?"
Gadis berambut curly itu melirik ke kiri dan ke kanan seakan memastikan tidak ada orang yang berada di dekat mereka.
"Kemarin waktu Junet nganter nyokap nya ke rumah sakit, dia gak sengaja ketemu sama kak Hanbin"
Lisa lalu mengeryitkan dahinya, terus kenapa dengan rumah sakit? Toh Lisa memang sudah tahu hampir setiap hari senior nya itu keluar masuk rumah sakit meskipun ia tak tahu pasti alasan nya selalu berkunjung kesana.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Fiksi Remaja[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...