Duapuluhsatu

23K 1.2K 91
                                        

Sudah lima  jam Lisa sampai dirumahnya dan Sehun tetapi tak ada yang dia lakukan.

Bahkan diluar juga sudah gelap, ia tak bisa tidur dan terlalu malas untuk ber aktivitas yang lainnya.

"Apa yang harus ku kerjakan?" Gumamnya.

Lisa bahkan belum makan apapun dan hanya berguling di ranjang yang tanpa sengaja pandangannya tertuju pada lukisan.

Lukisan yang tergantung indah di dinding kamar mereka, Lukisan favorit Sehun

Lukisan Jennie.

Lisa berjalan santai menuju lukisan itu dengan mata yang masih terfokus kesana.

"Maaf kak Jen" tutur Lisa saat kedua tangannya mulai membalikkan lukisan yang tergantung di dinding itu.

Lisa bahkan rela memanjat meja tempat televisi hanya untuk membalikkan lukisan Jennie.

Ia membalikkan lukisan itu yang membuat bagian belakang lukisan menjadi bagian depan.

"Aku merasa agak ilfeel melihat wajahmu sekarang kak, maafkan aku" jujur Lisa.

Iya Lisa jujur, ia memang merasa sedikit terganggu dengan lukisan Jennie, meskipun itu hanya berupa lukisan atau foto.

Tetapi tetap saja secara logika objek di lukisan itulah secara tidak langsung yang membuatnya menderita.

Karena Sehun yang terlalu mencintai Jennie.

Lisa mengeryitkan dahinya "Apa aku mencintai lelaki dingin itu?"

Ia menggeleng cepat, Mustahil!

Lisa terluka karena sikap Sehun yang tak menghargainya saja bukan karena ia cemburu karena Sehun sangat mencintai Jennie!

Cemburu dengan Jennie? Mustahil!

"Iya pasti seperti itu, ini pasti karena dia tak menghargai ku" gumam Lisa lagi setelah berhasil membalikkan bingkai foto yang terpampang di atas nakas sebelah ranjang mereka.

Lisa juga tidak tahu alasan pasti mengapa ia sedikit tak suka melihat semua foto Jennie yang bertebar dirumah mereka.

Ingin rasanya ia membalik semua bingkai foto itu seperti yang sudah ia lakukan di kamar.

"Hmm membalik semua?" Gumamnya lagi.

Lisa benar - benar tak tahu kenapa, tetapi tangannya ingin bergerak untuk membalik kan semua bingkai itu.

Lisa berjalan keluar kamarnya dan berjalan ke ruang tengah rumah mereka.

Tempat dimana foto Jennie bahkan lebih banyak terpajang daripada dikamar nya dan Sehun.

Tanpa foto Lisa satu pun disana selain foto pernikahannya dengan Sehun, itu pun di bingkai paling kecil diantara foto lainnya.

Lisa mengambil bingkai foto pernikahannya dengan Sehun, ia lalu tersenyum mengejek "Woah lihatlah sepasang pengantin ini, tidak ada senyuman di bibir mereka apakah benar mereka pengantin?"

Gadis berponi itu lalu meregangkan kedua tangannya ke atas dan meliukkan badannya ke kiri dan ke kanan.

"Sekali lagi aku minta maaf" ucap Lisa datar sebelum akhirnya tangan - tangannya membalik semua bingkai - bingkai foto Jennie yang ada diruangan itu.

Termasuk bingkai yang diletakkan di meja - meja ruang tengah dan yang di gantung di dinding.

"Astaga, bahkan aku tak pernah berfikir ternyata lebih dari 10 foto nya ada disini" gumam Lisa setelah turun dari tangga untuk membalik foto Jennie yang digantung di dinding.

Rumah Sehun tergolong besar dari pada rumah lainnya, memang sangat wajar jika mengingat pekerjaan nya dan keluarganya.

Rumah kokoh yang memiliki kolam ikan kecil dan taman besar di samping dan belakangnya. Rumah dengan dua lantai itu juga miliki tiga kamar tidur, dua di bawah dan satu di atas, satu dapur, tiga kamar mandi di dalam kamar dan satu di dekat dapur, sebuah ruang tengah yang luas dan ruang kerja.

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang