Tigapuluhsembilan

21.4K 1.2K 275
                                    

"Dok--dokter!"

Satu senggakkan berhasil membalikkan kesadaran lelaki dingin yang belakangan ini sering terjebak dengan fikirannya sendiri---Sehun.

Sehun mengalihkan pandangannya ke arah seorang wanita berpakaian serba putih--perawat rumah sakit di depannya.

"Apakah dokter sakit? Maaf tapi beberapa hari belakangan ini saya perhatikan dokter terlihat lebuh pucat dari biasanya" ucap wanita muda itu yang terlihat sangat khawatir.

Sehun memijit pelipisnya pelan, memang belakangan ini dia merasa bahwa dirinya memang sakit sejak Lisa pergi dari kehidupannya.

Perawat itu memandang Sehun khawatir yang tanpa sadar sudah berdiri hanya beberapa senti dari tempat Sehun duduk sekarang.

Sehun tersentak saat sepasang tangan halus sudah berada di pelipisnya, memijat.

"Ah! Tidak usah, tidak perlu" tolak Sehun sambil berusaha melepaskan sepasang tangan suster cantik yang masih berusaha untuk memijat pelipisnya.

"Tidak apa - apa dokter, saya melakukan ini karena saya asisten dokter"

"Apalagi dokter kemarin sering memasak dan membawakan saya makan siang" ucapnya tersipu malu dan masih berkeras untuk memijat meskipun Sehun sudah menyuruhnya untuk berhenti.

Sehun mengeryitkan dahinya, ia benar - benar tak paham dengan maksud gadis berseragam putih di belakangnya ini.

'Memasak untuknya? Aku saja bahkan tak pernah makan di rumah apalagi memasak untuk orang lain'

Setelah semenit berfikir, Sehun akhirnya membulatkan matanya. Sekarang dia mengerti apa yang di maksud oleh gadis muda berseragam putih ini.

Gadis ini sudah salah paham, yang ia bicarakan adalah kotak makanan yang selalu Lisa siapkan untuk Sehun dan selalu brakhir di meja para suster. Ia berfikir Sehun dengan sengaja memasak dan membawakan makan siang untuk dirinya karena Sehun memiliki perasaan khusus padanya.

'Apa dia salah paham karena kotak makanan dari Lisa yang selalu aku berikan padanya?'

"Maaf, Joy tapi kau salah paham" Sehun masih berusaha untuk melepaskan tangan mulus gadis itu dari daerah wajahnya.

Krek

"Apa aku menganggu kalian bermesraan?" ucap lelaki yang berkulit lebih gelap dari Sehun yang tiba - tiba masuk ke ruangan Sehun dan membuat perawat itu melepaskan tangan nya dari Sehun karena terkejut.

Sehun membuang nafas kasar tanpa mau menjawab apapun.

Mingyu mengalihkan pandangannya pada gadis yang terlihat ketakutan di belakang Sehun. "Kau, aku tak melarang bila kau ingin bermesraan kapan pun kau mau. Tetapi tidak disaat jam kerja mu" tegur Mingyu yang hanya diikuti oleh anggukan cepat dari gadis muda itu.

"Ka--kalau begitu saya permisi dulu" ucap gadis itu terbata - bata sebelum akhirnya berjalan cepat meninggalkan dua lelaki yang masih terdiam dengan fikiran mereka sendiri.

"Haruskah kau bermesraan dengan gadis lain, lagi?" celetuk Mingyu yang mengakhiri keheningan di ruangan itu.

Sehun memutar bola matanya malas "Aku tidak bermesraan, dia hanya memijat ku"

Mingyu menghela nafas perlahan "Apa kau tak bisa pergi saja ke panti pijat dan meminta mereka memijatmu?"

Sehun mengalihkan pandangannya pada sebuah berkas di depannya dan berpura - pura menyibukkan dirinya dan mengabaikan Mingyu yang masih menatapnya.

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang