Wanita paruh baya berambut pendek itu menggeleng pelan "Kamu pasti lelah kalau harus menjemput bunda..."
"Lelah mengurus bocah?" Ucap bunda Sehun sambil melirik Lisa tajam.
"Cih bocah ingusan.."
"Ah bunda, ngobrol di depan saja lebih nyaman" potong Sehun menggiring ibunya menjauh dari Lisa.
Lisa menbuang kasar nafasnya "Oke Lis, bertahan sedikit lagi" gumam Lisa yang berusaha menyemangati diri nya sendiri.
Sehun membawa bundanya ke ruang tamu mereka, ia tahu bila di teruskan bisa saja tangan bunda nya akan berpindah ke rambut Lisa, menjambak nya.
Meskipun Sehun tidak menyukai Lisa, dia tidak ingin melukai fisik gadis itu. Terlebih karena tangan nya ataupun orang terdekatnya.
"Kenapa kamu jauhin bunda dari dia? Bunda masih mau mengobrol dengannya" paksa sang bunda yang kembali akan berdiri namun kalah cepat dengan tangan Sehun yang kembali mendudukkan bunda nya itu.
"Bun, bunda lihat Sehun. Sehun benar - benar berterima kasih bunda sudah mau datang kemari. Bunda boleh kapan pun datang kemari, tetapi kalau bunda datang hanya untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga Sehun sebaiknya bunda jangan kemari" jelas Sehun pelan namun tegas ya meskipun ia juga takut, takut kalau bundanya terluka karena perkataannya.
Sang bunda membulatkan matanya, terlihat kilatan di matanya yang cokelat. Sehun tahu pasti akan begini. Sehun tahu bahwa sang bunda yang menurunkan gen Korea padanya ini akan cepat salah paham jika dia menyampaikannya dengan salah.
Mungkin seperti saat ini.
"Oh sekarang kamu lebih ngebelain gadis itu di banding ibu kandung kamu sendiri?!" Tanya wanita berambut pendek yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu menatap tajam pada putra tunggal nya.
Akhirnya yang Sehun takut kan benar terjadi, padahal ia sudah memilih kata yang paling halus untuk membuat sang bunda tak tersinggung tetapi akhirnya tetap sama. Bunda nya itu tetap tersinggung dan salah paham.
"Bukan, bunda dengar kan Sehun ya. Sehun tidak ingin siapa pun terlibat dalam masalah rumah tangga kami. Bahkan kalau mau, mama nya Lisa juga bisa bersikap seperti bunda ini ke Sehun"
"Ya enggak bisa lah! Dia fikir dia siapa bisa marah - marahin kamu seenaknya?!"
"Nah itu bunda tahu, mama nya pasti juga takkan terima anaknya di perlakukan seperti itu sama bunda" jelas Sehun sekali lagi berusaha selembut mungkin.
Sebut saja mungkin Sehun gila karena memusuhi Lisa yang notabene adalah istri sah nya tetapi terkadang dia masih cukup waras untuk tidak melibatkan orang lain dalam masalah rumah tangganya seperti sekarang ini.
Setelah perdebatan panjangnya dengan sang bunda, akhirnya wanita paruhbaya itu pun mengalah. Tetapi ada satu hal yang ia minta pada Sehun, yaitu meminta izin untuk bermalam di sini yang membuat Sehun mau tak mau menyetujui nya.
Karena hal tersebut lah yang membuat ketiga nya kini sudah duduk manis di depan meja makan. Sesuatu yang sangat langkah terjadi.
Bahkan Sehun yang sudah beberapa bulan menikah dengan Lisa baru kali duduk di meja makan yang sama dengan gadis itu serta menyicipi makanannya.
'Aku baru tahu dia pandai memasak'
Meskipun Sehun enggan berbicara langsung tetapi ia memang mengakui makanan buatan Lisa memang lah lezat.
'Pantas saja semua perawat disana memuji habis - habisan makanan yang selalu dia bawakan'
Baru beberapa menit Sehun mengunyah makanan nya, tubuh nya memberikan reaksi aneh. Sehun merasakan gatal yang luar biasa di sekujur tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Fiksi Remaja[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...