Duabelas

25.1K 1.2K 54
                                    

"Akhhh"

Lisa tersentak dan meraba pipinya yang seperti tersengat. Sesuatu yang sangat dingin yang entah berasal dari mana menyentuh pipinya.

Bukannya pura - pura tak melihat tetapi memang sedari tadi ia hanya meletakkan kepalanya di meja.

Berniat untuk tidur.

Berlari ke kampus namun dosen yang malah membatalkan jadwal serta keliling kampus untuk menggalang dana cukup membuatnya lelah dan mengantuk.

Lisa membuka mata dan mendapati pemandangan yang sukses membuatnya melongo.

"Jis?"

"Hmm? Yashh baby"

Lisa berkedip berkali - kali "Seriusan perempuan berambut panjang, doyan ngambek anaknya pak Suparman ini ada didepanku sekarang?"

TAK!!

Satu sentilan berhasil mendarat dijidat mulus Lisa yang membuatnya mengerang sakit.

"Suparman, Suparman uda aku bilang Suprapto Lis" Jisoo memanyunkan bibirnya.

Lisa tergelak geli, Jisoo yang dia kenal sudah kembali!

Thanks God!

Itu berarti Lisa tak perlu bersusah payah manjat pohon pisang atau memanjat dengan tangga ke jendela kamar Jisoo yang dilantai dua rumahnya hanya untuk meminta maaf seperti kemauan gadis itu.

Katanya biar romantis kayak film India kesukaannya.

Biasa, Jomblo.

"Nih kurang baik apa aku coba" ucap Jisoo menyerahkan sesuatu yang ia tempelkan ke pipi tembem Lisa tadi, minuman.

Lisa menatapnya berbinar "Wih Jis emang benar benar dah gak salah emang kalo kamu jadi putri kampus"

Jisoo mengangguk dan tersenyum misterius "Itu alasannya"

Lisa mengeryitkan dahinya tak mengerti.

"Maksudnya?"

"Kamu harus bantuin aku Lis, bantu kampanye" ucap gadis itu mantab dan tersenyum penuh semangat.

Dikampus mereka memang memiliki sebuah acara tahunan yaitu penobatan Putra dan Putri kampus. Sebuah ajang yang dilakukan untuk memilih dua dari ribuan mahasiswa dan mahasiswi yang akan dijadikan maskot kampus.

Menjadi populer meskipun hanya dikalangan kampus dalam waktu singkat, tentu saja siapa yang tak tergiur.

Salah satunya adalah Jisoo yang tak pernah absen ikut pemilihan itu tetapi sampai saat ini belum pernah sekalipun ia menang.

Paling jauh, ia mampu bertahan di 25 besar.

Jisoo masih mempertahankan senyumnya dan mengedip - ngedipkan matanya pada Lisa yang masih menatapnya bingung.

"Ayolaah Lis katanya sahabat masa gini aja kamu udah keberatan sih" bujuk gadis itu lagi.

Sebenarnya Lisa mau bahkan sangat ingin membantu sahabatnya ini namun dia tidak bisa. Diabenar benar tidak bisa.

Karena Lisa merupakan salah satu dari panitia penyelenggara acara itu.

Para panitia memang tidak diperbolehkan untuk ambil bagian ataupun berpihak pada siapapun meskipun itu sahabat sekalipun.

Bukan hanya teguran, dia bisa mendapat sanksi berat dari kampus karena akan dianggap melakukan kecurangan walaupun dia hanya membantu kampanye.

"Jis, h--mm kalo masalah itu..."

"Ayolah Lis, jadwal kampanye nya bakal dimulai bulan depan" potong Jisoo memohon.

Lisa mengigit bibir bawahnya menatap Jisoo yang masih memelas.

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang