Tigapuluhlima

22.4K 1.1K 240
                                        

Sehun setengah berlari saat kakinya mulai memasuki cafe yang dimaksud oleh Lisa di suratnya.

Memang hanya restoran biasa tetapi kondisi di cafe ini lah yang membuatnya tak biasa. Maksudnya ialah restoran ini benar - benar sedang dipadati pengunjung!

Sebenarnya tak ada yang salah hanya saja akan menjadi aneh bila Sehun disini dengan pakaian serta alas kaki yang sedang ia kenakan. Memakai piyama serta sandal bulu? Benar - benar buruk!

Tetapi itu tidak berlaku pada Sehun, ia tetap berjalan dengan langkah yang pasti memasuki restoran meskipun berpuluh pasang mata menatap bahkan menertawakan nya.

"Hmm, maaf mas. Apa mas sudah reservasi?" Tanya seseorang pelan yang berjalan menghampiri Sehun.

Sehun yang hanya diam dengan mata yang terus menelusuri ke segala arah itu membuat sang pelayan sedikit takut.

Pasalnya, tak mungkin orang waras akan datang dengan piyama dan sandal bulu ke tempat nongkrong seperti ini terlebih lagi dengan sikap Sehun yang seperti ini.

"Ah pak, sebelah sini!"

Tepat saat Sehun akan melangkah seseorang memegang erat lengan nya yang membuat nya tak bisa bergerak sedikit pun.

"Ada apa ini?" Tanya Sehun bingung menatap sang pelayan dan lelaki bertubuh besar yang sedang memegang nya itu bergantian.

"Ayo mas, keluar. Jangan mengganggu kenyamanan tempat ini" ucap lelaki bertubuh besar itu sembari menarik paksa Sehun keluar dari restoran yang membuatnya menjadi tontonan gratis bagi pengunjung di restoran tersebut.

"Ah maaf bisa anda melepaskan nya? Dia---adalah suami saya"

Deg!

Sehun yang mendengar kalimat tersebut pun langsung menoleh ke asal suara dan tentu saja menemukan seorang wanita berambut panjang yamg berdiri tak jauh darinya.

"Saya yang mereservasi dan menyuruh nya memakai piyama, itu sebabnya saat sampai disini ia kelihatan linglung serta memakai piyama lengkp" jelas gadis berambut panjang itu meyakinkan sang lelaki untuk melepas cengkraman nya dari Sehun.

Lelaki itu tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya benar - benar melepaskan tangan nya dari Sehun "Ah maaf kalau begitu saya minta maaf atas perlakuan saya tadi, silahkan nikmati waktu anda"

Sehun masih mengekori wanita di depannya itu hingga ia mengisyaratkan Sehun untuk segera duduk di depannya.

"Kenapa kau mengakui aku sebagai suami mu?" Selidik Sehun.

Wanita didepannya kini tertawa pelan yang membuat Sehun mengeryitkan dahinya 'Apa yang lucu?'

Wanita itu menghentikan tawa nya dan kembali menatap Sehun "Hmm, bukan kah lebih baik seperti itu dok? Buktinya mereka mempercayaiku".

"Akan lebih masuk akal bila seorang suami yang mencari istrinya dengan piyama daripada pacar bukan?" Jelas wanita berambut panjang itu, Seulgi.

"Kenapa harus mengakui pacar atau suami?"

"Kenapa kau jadi marah dok? Padahal kalau aku tidak membantu kau mungkin sudah di usir..."

"...dan lagi kenapa dokter yang terbiasa berpakaian rapi dan tampan jadi seperti ini?"

Sehun menatap nya tajam "Baiklah, cukup basa - basi nya. Lain kali tak perlu membantu ku lagi" tegas Sehun yang langsung berdiri dari duduknya.

Seulgi terbengong menatap Sehun, tentu bukan reaksi seperti ini yang ia harapkan. Ia hanya mengharapkan Sehun berterima kasih padanya dan menghapus jarak diantara mereka.

ICE BOY [PP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang