"Sekarang, aku menyetujui permintaanmu--mari kita berpisah"
Sehun membulatkan matanya, kepalanya menggeleng cepat "Tidak, jangan. Tolong jangan meninggalkan ku lagi" ucap Sehun lirih.
Sehun masih tak melepaskan pandangannya dari wanita yang hampir setahun ini selalu menemaninya.
"Kau boleh mengacuhkan ku, mengasari ku atau pun menamparku tapi tolong---"
"Tolong jangan pergi dariku, tolong jangan menghilang dari pandanganku.."
Tidak bisa dipungkiri walaupun selama hampir setahun ini Sehun selalu mengacuhkan Lisa tetapi tak bisa dipungkiri Lisa berhasil mengambil alih ruang kosong di hati lelaki dingin itu bahkan perlahan menggantikan posisi Jennie di hati Sehun.
"Aku tahu aku adalah suami yang gagal. Aku adalah orang bodoh yang melepaskan sebuah permata yang bahkan sudah ku genggam"
Lisa masih menatapnya Sehun dalam diam, namun matanya membulat sempurna. Ia sedikit terkejut ah tidak lebih tepatnya benar - benar terkejut dengan reaksi yang Sehun tunjukkan sekarang. Ini bahkan benar - benar berbeda dengan Sehun si 'manusia es' yang ia kenal.
"Menamparmu?"
Sehun melangkah mendekati Lisa dan berlutut tepat di depan gadis berponi itu sembari meraih tangan lembut gadis itu dan menuntunnya ke wajahnya "Kau boleh menamparku berapa kali pun kau mau"
Lisa tertawa sumbang yang membuat Sehun mau tak mau kembali mengengadah kepala nya untuk menatap Lisa.
"Apa kau fikir dengan menampar maka semua masalah selesai?" tanya Lisa sembari meghentakkan tangan nya yang membuat Sehun terduduk karena kehilangan keseimbangan.
"Aku memang memaafkanmu tetapi bukan berarti aku akan kembali padamu. Aku tak pernah mengatakan itu" jelas Lisa.
Sehun membelalakkan matanya. Ia berdiri dengan perasaan kesal dan malu. Dia sudah kehilangan harga diri di depan gadis berponi itu. Bagaimana bisa seorang Sehun Hadibroto di perlakukan seperti itu. Di permalukan oleh seorang wanita. Hanya seorang wanita biasa.
"Kenapa kau jadi aneh seperti ini?"
Sehun tersenyum hangat senyum yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sejak ia menjadi nyonya Sehun Hadibroto "Yang kau sebut aneh itu adalah perasaanku" jawab Sehun lirih.
Lisa hanya memutar bola mata malas ia tak ingin terjebak oleh hal yang ia anggap hanya permainan Sehun.
Gadis berponi itu kembali mengalihkan pandangannya kearah sebuah benda persegi panjang yang sedari tadi melingkar di bahu nya.
Sehun masih diam mengamati gadis berponi itu hingga gadis itu menyerahkan sebuah amplop cokelat padanya.
"Apa ini?"
"Baca lah" jawab Lisa dingin.
Sehun meneguk ludah kasar, sebenarnya ia memang tak tahu pasti isi dari ampolp cokelat itu. Tetapi entah mengapa, meskipun ia sangat penasaran tangannya enggan untuk membuka isi amplop tersebut.
"Kenapa tak di buka?"
Sehun melirik sekilas ke arah amplop cokelat itu dan kembali menatap Lisa "Aku tidak ingin"
Lisa tersenyum sinis "Apa kau sudah tahu apa isinya?"
Sehun masih diam dan memilih tak berkomentar apapun.
"Ternyata sudah tahu, baiklah kalau begitu. Ku harap kau menandatangani nya tuan Sehun Hadibroto"
Sehun mendecih pelan, ternyata apa yang ia takut kan akhirnya terjadi. Itu artinya perasaan nya sedari tadi tidak lah salah. Benar kalau surat itulah surat cerai. Surat cerai mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/131775754-288-k218538.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...