"DASAR BOCAH!! BERHENTI BERKELAKUAN SEPERTI BOCAH NONA JENNIE PERMATA SARI!! Teriak Lisa, kali ini kesabaran nya pun telah habis karena gadis di depan nya itu berani menghina wanita yang sangat ia sayangi.
"BOCAHAN MANA AKU SAMA MEREKA YANG MEMAKSA BUAT NIKAH SAMA ORANG YANG ENGGAK PERNAH AKU CINTAI!!" teriak Jennie tak kalah keras.
Lisa menghembuskan nafas nya kesal. Ia tidak bisa membalas Jennie dengan amarah juga, ini tidak akan menyelesaikan masalah. Karena ia tahu jika semakin di keras kan Jennie akan semakin membatu.
Dasar batu batin Lisa menatap kesal gadis di depan nya ini.
"Mama papa menghargai keputusan mu, tetapi kamu sendiri yang menyetujui untuk menerima perjodohan itu" jelas Lisa yang kali ini sudah mulai menguasai diri nya.
"Tapi--aku enggak cinta sama dia" ucap Jennie yang sekarang juga sudah mulai melunak.
"Terus kenapa kamu terima kemarin? Kalau kemarin kamu menolak mama dan papa enggak mungkin memaksamu kak" terang Lisa, mata nya menatap Jennie meyakin kan.
Memang bukan sepenuh nya salah orang tua mereka. Orang tua mereka memang menjodohkan putri sulung nya itu dengan pemuda blasteran Indonesia – Korea, namun dengan persetujuan putri sulung nya itu tentu saja.
Itu yang akhirnya membuat Lisa tak mengerti jalan fikiran gadis yang ia panggil dengan panggilan kakak tersebut.
Kenapa gadis itu tiba – tiba memutuskan sepihak perjodohan yang sudah di ambang ikatan suci dengan lelaki tersebut, padahal tiga bulan yang lalu ia dengan mantab berkata menyetujui perjodohan ini.
"Pokok nya aku enggak bisa! Enggak bisa!!" teriak wanita itu lagi tiba – tiba. Ia memutar badan nya, matanya menyapu bersih sekelilingnya.
"JHONNY!!" teriak nya tiba – tiba sembari membawa langkahnya menghampiri seorang lelaki yang berhenti dari motor sport nya.
Jennie kembali menatap Lisa yang bingung "Berhenti mengejarku! Mungkin ini terakhir kali nya aku berhubungan denganmu lagi!" ucap nya dengan penuh penekanan.
Lisa yang sedari tadi menatap nya, kini diam mematung sampai motor itu membawa Jennie menjauh dari pandangan Lisa.
"KAKK!!" teriak Lisa untuk terakhir kalinya menatap kepergian Jennie yang sudah tak bisa ditangkap oleh matanya.
Lisa berjalan lesu kembali ke rumah nya, kakinya berhenti melangkah tepat saat ia sampai di depan pekarangannya.
Gadis berponi itu menatap lurus kedepan. Sudah tidak ada lagi senyuman yang ia tampil kan beberapa menit yang lalu. Wajah nya sangat dingin.
"Dimana kakak mu?" Bisik ayah nya saat Lisa tepat sampai di samping ayahnya.
Lisa hanya diam, senyum yang sedari tadi menghiasi wajahnya menghilang entah kemana, di gantikan oleh wajah dingin nyan dengan bibir yang bahkan sekarang sudah terlihat tidak bewarna lagi.
Lisa masih menatap tak jelas arah namun, ia dapat melihat dengan jelas semua orang menatap nya.
Karena penampilan nya yang berantakan mungkin?
Atau karena ia kembali sendiri tanpa Jennie?
Ayah menghela nafas seperti tahu makna dari bungkam nya gadis yang terbiasa ceria itu. Pria itu kembali menghela nafas sebelum akhirnya tertunduk sedih.
Tentu saja pria itu merasa sedih dan malu.
Apa yang harus dia lakukan kalau sudah begini?
"Bisa kita mulai sekarang? Mana calon mempelai wanita nya?" Ucap seorang lelaki dengan suara berat nya dan kelihatan sudah berumur.
Semua hanya diam, hening. Tidak ada yang berani menjawab dan lebih tepat nya tidak tahu akan menjawab apa.
Tanpa aba – aba Lisa mengacung kan tangan nya dan menatap lurus pada pria yang memakai tuxedo hitam yang duduk di depan Lelaki tua yang bertanya sebelum nya.
Lelaki yang di tatap Lisa juga menatap nya dengan pandangan bingung. Tatapannya yang bingung seolah mengisyaratkan kebingungan dengan hal yang terjadi.
"Saya, saya calon pengantin nya" ucap Lisa tegas.
Semua menatap nya bingung, bingung karena jawaban nya yang tidak masuk akal atau bingung mengapa calon pengantin terlihat lusuh sepertinya.
Lisa lalu berjalan mendekati pria bertuxedo hitam yang memberi tatapan bingung padanya. Tentu daja membuay pria itu semakin bingung saat gadis itu menempatkan dirinya disebelahnya.
Lisa menoleh pada lelaki yang duduk di sebelah nya itu "Bisa kita mulai sekarang?" pinta nya dengan nada dingin nya.
Lelaki di samping ny itu menatap nya bingung namun tetap menjulurkan tangan nya kearah depan untuk menjabat tangan lelaki tua di depan mereka itu setelah calon ayah mertuanya membisikkan nama panjang dari anak bungsunya.
Dengan satu kali percobaan kalimat sakral itu lolos dari mulut lelaki muda yang berada di samping Lisa.
"SAH!!" Ucap sang penghulu lantang.
Semua masih memandang tanpa suara ke arah dua insan yang baru saja terikat dalam hubungan yang tidak main – main.
Dalam hubungan rumah tangga.
Namun beberapa menit berlalu, akhirnya terdengar seruan bahagia dari beberapa orang dan tersenyum memandang mereka bergantian walaupun beberapa di antaranya masih diliputi keterkejutan yang tak bisa di sembunyikan.
Salah satu nya dari pria yang berada di samping Lisa.
Benarkah ia sudah menikah? dengan wanita di samping nya sekarang? Lalu di mana Jennie? Ia membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...