Segurat senyuman terukir di wajah Sehun yang beberapa minggu ini selalu terlihat mendung. Sehun tersenyum bahagia, kebahagiaan yang memuncak yang membuat dirinya tanpa sadar menumpahkan bulir bening dari sudut matanya yang berubah menjadi sendu.
"Akhirnya aku menemukanmu, sayang"
Masih dengan posisi memeluk, Sehun menjatuhkan kepalanya pada bahu wanita yang sekarang berada dalam dekapannya itu "Aku--aku sangat merindukan mu, Lisa. Benar - benar merindukan mu" ucap Sehun dengan suara berat yang semakin melemah.
Wanita yang tadi masih terdiam karena bingung dengan keadaanya, sekarang mendadak membulatkan matanya saat mendengar suara lelaki yang tiba - tiba memeluknya tersebut.
Lelaki yang beberapa minggu ini selalu ia hindari, suaminya--Sehun Hadibroto.
"Mm--mas Sehun?"
Dengan sekali sentakkan kuat Lisa berhasil melepas dirinya dari dekapan Sehun yang tentu saja membuat lelaki dingin itu terperanjat.
Belum lepas rasa keterkejutan Sehun kini Lisa kembali membuatnya bingung saat gadis berponi itu memilih mundur beberapa langkah saat Sehun berjalan kembali mendekatinya.
"Kau kenapa?" tanya Sehun yang sudah berhenti melangkah. Karena jika dia semakin melangkah maju maka Lisa akan semakin memberikan jarak di antara mereka.
Lisa hanya menatapnya datar sembari menggeleng pelan.
Kebungkaman Lisa semakin membuat Sehun frustasi, bahkan Lisa juga masih diam meskipun Sehun sudah mengajukan ratusan pertanyaan padanya.
Seperti sekarang, Lisa yang masih sibuk dengan ponselnya dan mengabaikan Sehun yang sedari tadi menatapnya sembari bertanya tanpa henti
"Apa--kau tak senang bertemu denganku?"Lisa mengalihkan pandangan nya pada Sehun saat lelaki itu mencoba mengikis jarak diantara mereka. Bukan karena Sehun gengsi untuk mendekatinya tetapi karena Lisa memang memberikan jarak pada Sehun. Membiarkan lima bangku menjadi pemisah diantara mereka.
"Aku tak mengizinkanmu mendekat" ucap Lisa yang justru membuat Sehun membeku di tempatnya.
Dia bahkan tak pernah membayangkan jika gadis yang dahuku selalu sabar menghadapinya kini berubah menjadi dingin.
Sehun yang tadi sudah bangkit karena ingin mendekat pada Lisa kini kembali terduduk lemas menatap gadis berponi yang hanya menatap lurus pada tembok di depannya.
Sehun masih menatap Lisa yang masih enggan menoleh kearahnya. Lisa yang hanya diam di tempatnya membuat Sehun tersenyum kecut "Jadi begini rasanya, sekarang aku mengerti"
Sudah hampir dua puluh menit mereka disini bahkan tanpa obrolan apapun. Bukan karena Sehun tak ingin berbicara dengan nya untuk menyalurkan rindunya tetapi karena gadis itu benar - benar menolak kehadiran Sehun meskipun ia tak mengatakan apa - apa.
Sehun membuang nafas kasar, ia sudah berusaha bertahan agar tidak bertindak sesukanya dan membuat keributan di rumah sakit ini. Tetapi ia sudah tidak bisa menahannya lagi, akal sehatnya sudah tidak bisa diajak berkompromi. Ia hanya ingin Lisa! Hanya ingin berbicara dan melepaskan kerinduannya pada gadis itu.
Sehun berjalan mantab kearah Lisa, mencengkeram pergelangan tangan nya yang membuat gadis itu tersentak "Maafkan aku, tapi aku tak punya pilihan lain"

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE BOY [PP]
Novela Juvenil[Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan] "Dia adalah pria dingin yang berbicara dengan mulut pedasnya" "Dia adalah pria dingin yang membentengi diri dengan ekpresi datarnya" "Dia adalah pria dingin yang tertidur diruang kerja hanya...