[SMUT!] PARTITION (BTSxBLACKPINK)

CAN YOU HEAR MY HEART?

"Bagaimana bisa aku tak menyadari, bahwa selama ini kau ada disini? Walau sebenarnya tak bisa kugapai sama sekali."

"Kau memerangkapku hanya dalam hitungan detik tatapan kita tercipta. Kau selalu tersenyum, tertawa dan membuatku berpikir bahwa kau juga menginginkanku. Ternyata, hanya sebatas temankah aku dalam hidupmu?"

"Kau membuatku sadar bahwa diperlakukan sebaik mungkin dapat membuatku bahagia, hanya saja, mengapa bukan aku yang kau pilih?"

"Aku tahu aku takkan pernah bisa memilikimu. Jadi mengagumimu saja sudah cukup. Memastikan kau tak menangis saja sudah cukup. Tetapi mengapa sebuah kekacauan tercipta, dan membuatku semakin takut, bahwa kau akan jatuh cinta dan pada akhirnya meninggalkanku?"

"Saat pertama kau tersenyum, aku tahu ada suatu perasaan muncul dalam diriku. Kau sangat baik, bahkan lebih dari baik. Tetapi mengapa kau bisa tersesat sejauh itu? Mengapa kau menghancurkan dirimu sendiri?"

"Apa kau tahu, seluruh kebaikanmu ini membuatku nyaman. Tetapi mengapa? Kita hanya terhalang satu masalah yang bahkan kau sendiri tak ingin membicarakannya. Aku menginginkanmu, bukan ingin menjadi pelampiasanmu saat kau sadar kau menginginkannya."

"Bagaimana polosnya dirimu adalah sesuatu yang mengikatku. Kau berkata dengan lembut, bicara dengan jujur dan menatap dengan hangat. Bahkan jika bisa kubilang, kau mencairkan sesuatu dalam diriku. Tetapi mengapa dia yang kau inginkan dalam hidupmu?"

"Yang salah adalah waktu. Yang salah adalah bagaimana aku baru menyadari, bahwa hati kecilku bukan menginginkan paras semata, bahwa ternyata hatiku menginginkan polosnya seseorang? Hanya saja, ego ini terlalu kuat."

"Rasa itu muncul begitu saja. Tetapi mengapa kau hanya melihatku sebagai sebuah kesalahan?"

"Mereka berkata 'kau akan dapat karmamu suatu hari nanti'. Aku tak percaya, sampai datangnya hari ini, dimana kau memilikiku namun hatimu pada yang lain."

"Dia menghancurkan pendirianku akan cinta. Kupikir aku takkan pernah jatuh cinta. Tetapi setelah melihatnya sakit, aku tak berpikir hal lain sebelum melakukan apapun untuknya. Seolah, hanya dia di mataku."