ch.27 - this is how i really feel

2.3K 500 291
                                    

enjoy this story? kindly click the star aka vote button











follow instagram @yrllsjjk untuk dapat info fanfic, spoiler, clue dan sebagainya 💕

seriously, ada beberapa bagian fic yang di post disana tapi ga di post disini :')














ch.27

this is how i really feel

when everytime you look at that person, all you see is everything you want to have

.

.

Dengan tanpa berpikir matang, Jennie membawa dirinya ke rektorat untuk menemui rektor dari universitas dimana ia menimba ilmu. Entah apa yang memicunya untuk datang kesini. Karena tak puas dengan keputusan kemarinkah?

Mungkin yang benar adalah karena ia tidak bisa membiarkannya melalui semua ini.

Jennie segera mengetuk pintu sebelum masuk. Menerobos tetapi mencoba sopan.

"Sajangnim..."

Sang Rektor terkejut ketika Jennie menunduk hormat padanya. Ia melihat ke sekitar, berpikir bagaimana gadis ini bisa masuk tanpa ada janji terlebih dahulu sebelumnya.

Jennie kembali berdiri dengan sopan. "Maaf dengan seluruh ketidaksopanan ini. Tetapi apakah keputusan drop-out dari Lalisa Manoban bisa dicabut?"

Sang Rektor yang duduk di kursinya itu menatapnya dengan tak mengerti—sekaligus tak suka dengan hal yang tiba-tiba seperti ini.

"Ada apa ini?"

Jennie tak menjawab, melainkan membungkukkan tubuhnya sangat rendah. "Saya mohon."

Sang Rektor memperhatikannya yang masih membungkuk.

Dan Jennie menunggu. Berharap perbuatannya membuahkan hasil.

"Keputusan sudah mutlak. Tidak ada yang bisa dilakukan."

Sementara Jennie terus membungkuk.

Menunjukkan permohonannya.

Mencoba membuat orang tertinggi di kampus itu mau mengerti akan pengajuannya.

Sang Rektor hanya terus memperhatikannya.

Seperti gadis itu menunjukkan sesuatu yang sangat serius.

"Siapa namamu?"

"Jennie Kim. Fakultas Sastra Inggris."

Sang Rektor agak terkejut. "Jennie Kim anak dari Joseph Kim?"

Jennie menelan ludahnya. Masih dengan menunduk, dia berucap, "saya mohon."

Sang Rektor itu menarik napasnya. Dia berpikir sebentar sebelum memanggil nama Jennie, menyuruhnya untuk berdiri lurus.

Jennie pun mengangkat wajahnya perlahan dan memperbaiki posisi berdirinya.

Jennie bisa melihat, ekspresinya melunak sesaat setelah beliau menyebutkan nama Ayahnya.

Jennie hanya diam.

"Beri satu alasan, mengapa kau mau membantu mahasiswa itu?"

Jennie menatapnya dengan mantap. "Dia adalah mahasiswa yang sangat berprestasi, yang hancur hanya karena satu video dari kesalahannya."

[SMUT!] PARTITION (BTSxBLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang