#oreo

200 21 0
                                    

Akarin memandang bungkus oreo yang ada di depan dia. Makanan kesukaan sejak jaman masih cupu dan sekarang udah naik sosial jadi anak cheers, selebgram lah, mana yucuber juga. Tapi makanan ini juga yang mengingatkan dia sama mantan.

Lebih tepatnya Keicchi.

Pengennya sih dia buang jauh-jauh soal cewek bantet tapi bodi aduhai itu. Tapi susaaaah.

"Kenapa enggak dimakan?" Tanya Rikanyan bingung. Padahal tadi Akarin sendiri yang ngajak dia berhenti dulu di minimarket dan tiba-tiba beli oreo karena inget persediaannya udah gada di rumah.

"Buat nanti aja."

"Emang gak bikin gendut ya ngemilin begitu malem-malem?"

Akarin nepuk pundak Rikanyan pelan. Ketawa yang sebenernya dipaksakan, tapi terlihat natural. Aktingnya Akarin ini setara pemenang oscar jika berhadapan dengan Rikanyan.

"Yaudah aku pulang dulu ya.."

"Iya.. makasih buat hari ini.."

Rikanyan lalu senyum lebar, pamit sama mamanya Akarin buat pulang. Akarinnya ikut nganterin Rikanyan sampe depan, bahkan sampe mobil mini cooper Rikanyan keluar gerbang rumah dia dan Akarin sekalian nutup pager.

Hadeh sialan deh dia jadi gegana gini liat oreo diatas meja belajar.

Akhirnya, setelah lama dia cuma memandang oreo dia membuka plastiknya dan meraih cookies (?) bulat berwana hitam itu. Membukanya menjadi dua bagian.

"Hhhhh gila deh coba ada Kecchi." Akarin bermonolog sambil meraih pisau buat mentega yang sebelumnya dia siapkan bersamaan dengan piring kecil.

"Lemah banget sih gue masih inget hal sepele kaya gini." dia masih bermonolog, kali ini sambil memisahkan krim dari cookiesnya dan diletakan di piring kecil.

"Sekarang siapa yang mau makanin krim oreo gue secara cuma-cuma coba?"

Akarin sedikit misuh sambil makan oreo tanpa krimnya. Dia jadi kebawa masa lalu hubungannya sama Keicchi. Oreo adalah salah satu saksi bisu bagaimana hubungan mereka berjalan.

Awalnya Akarin tidak pernah bermasalah dengan krim oreo, dimakan pun ya sah-sah aja. Tapi itu dulu. Pas pacaran sama Keicchi, kebiasannya berubah sedikit soal oreo.

Ketika keduanya cuma berdua nonton film hasil beli dvd bajakan seharga 5rebu di toko emperan deket sekolah, Akarin jadi tau kalo Keicchi gak suka oreo selain krimnya doang.

Iya krimnya doang, yang item-itemnya itu dia simpen lagi di bungkus oreonya.

Akarin jadi gemes sendiri karena ngerasa itu enggak wajar. Makan oreo bukannya harus sama krimnya ya? Ya gak sih? Bener kan? Tapi Keicchi tetep enggak mau. Akhirnya Akarin inisiatif memakan oreo 'bekasan' Kei yang tanpa krim itu.

Lama kelamaan hal itu jadi kebiasaan karena saking seringnya AkariKei berbagi hal kecil ini. Dimana ada Akarin dengan oreo pasti akan ada Kei hanya dengan makan krimnya saja. Apalagi oreo jadi makanan yang harus ada kalo mereka pacaran.

Udah simbiosis mutualisme lah mereka ini. Akarin cookiesnya, dan Keicchi krimnya. Gada yang mubazir. Akarin nyaman, Keicchi senang.

Itu juga yang akhirnya bikin Akarin jadi kurang suka sama krim oreo semenjak pacaran, kecuali kalo oreonya dibejekin (?) jadi toping dia masih bisa nerima, tapi kalo makan langsung dia jadi punya kebiasaan misahin krimnya itu.

Dan sekarang simbiosis oreo mutualisme itu perlahan namun pasti mulai menghilang. Menyisakan kenangan yang Akarin masih sulit untuknya kembali terbiasa memakan oreo tanpa ada hal yang dibuang kecuali bungkusnya.

"Duh kalo gini gimana gue bisa mup on dari Keicchi!!!!😭😭😭😭" rutuk Akarin pada oreo yang sudah terpisah (?) didepannya.

serba serbi SMA NambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang