Nagisa Shu

195 19 0
                                    

"Chel!"

"Oit!"

"Pesenin gue satu."

"BANG SATU MANGKOK LAGI YA!"

Nagisa langsung duduk di depan Rachel, menunggu semangkuk basonya datang. Sambil menghitung mundur sampai waktunya Shuu ngejemput, mending ikut nongkrong duls bareng temen-temennya daripada ngakar sendirian di depan sekolah.

"Nunggu gojek?" Tanya Rachel.

"Enggak. Di jemput Shuu."

"Wah jauh dong dia kalo kesini jemput lo?"

"Iyaa, padahal udah dibilangin gak usah jemput."

Rachel tidak bertanya lagi. Takut kelewat kepo. Bisa bahaya, nanti jiwa lamtur nya lepas kendali.

Soalnya ini menyangkut Yabushita Shuu. Diantara semua angkatanya ada sebuah gosip keramat yang hanya angkatan mereka yang tau.

Kepindahan Shuu dari sma Namba ke sekolah lebih privat pas jaman mereka mau kelas 2 beberapa bulan lalu menyisakan sebuah rahasia umum dimana Shuu "katanya" dipaksa pindah setelah sang kakak tiri lulus dari Namba dengan nilai diluar ekspektasi keluarga, nilainya tidak terlalu buruk sebenarnya, hanya saja tidak sesuai dugaan. Jadi semua ekspetasi sebelumnya di bebankan ke Shuu. Dia disuruh pindah ke sekolah privat yang konon sekelas cuma 7 orang, dengan biaya spp enggak sedikit, sekolah swasta dengan nama asing yang gak bakal semua murid Namba yang isinya pelawak ini bisa hafal.

Gak ada yang tau kenapa Shuu (yang notabene salah satu murid bandel) bisa dengan sukarela pindah. Nagisa pun tak banyak berkomentar soal gosip itu, yang pasti mereka yang dekat dengan Shuu masih berhubungan meski sudah berbeda tempat mencari ilmu.

Ada satu hal lagi yang membuat setiap orang yang kenal dengan Nagisa maupun Shuu seolah tidak mau memutus benang merah tak terlihat yang dimiliki Shuu dan Nagisa, apalagi jika bukan soal kedekatan mereka.

Antara Nagisa dan Shuu ini sudah terlihat keduanya memang saling suka, tapi tak pernah sekali pun mereka berusaha menjalin hubungan lebih dari sepasang sahabat dengan label teman masa kecil.

Uniknya, semua orang terdekat keduanya terkesan seperti memberi mereka dunia sendiri untuk menikmati kedekatan mereka tanpa status apa-apa. Dan tentu takkan ada yang berani mengusik.

"GAK PAKE MICIN BANG!" teriak Rachel tiba-tiba, membuat semua pembeli di kedai baso itu menoleh padanya.

"Kenapa sih lo?"

"Gila gue bisa dimarahin Shuu kalo tau lo makan bakso pake micin!!"

"Apa hubungannya?!"

"Ntar lo jadi makin bego hahahaha."

Nagisa cuma bisa cemberut sementara Rachel ketawa-ketiwi.

"ISOCHAAAAAANNNN!!!" Seru Rachel lagi yang membuat pandangan semua orang kembali padanya.

"Duh berisik si ogeb gak usah teriak!" Keluh Kanae, heran juga dia temenan sama toa mesjid macam Rachel. "Eh Nagisa, tumben jajan baso." Ucapnya sambil duduk.

"Sekali-kali lah."

"Pake micin ga? Ntar dimarahin Shuu."

Nagisa keliatan kzl bat ngedenger Kanae nyeletuk gitu. "Lama-lama gue gadoin juga tuh micin. Heran becandanya Shuu lo lo pada telen mentah-mentah gitu."

Rachel dan Kanae cuma cengengesan.

"Shuu yang jemput ya?" Tanya Kanae sembari mencampur cuka kedalam bakso, membuat tiba-tiba aroma kuah menjadi menyengat.

"He em." Jawab Nagisa pendek.

Ah iya.. satu lagi..
Hubungan antara Nagisa sama Shuu ini bisa dibilang unik juga sih, kaya orang pacaran, istilah jaman baheula tuh hubungan tanpa status, gak ada tuh diantara mereka baper pengen merubah apa yang keduanya jalani sejak lama dan membuat mereka nyaman. Padahal banyak yang udah komporin Shuu buat nembak Nagisa aja daripada mesra gak jelas.

Lama mereka bertiga makan bakso sampe habis diselingi ngobrol, tiba-tiba sebuah mobil range rover hitam terlihat berhenti tidak jauh dari mereka makan.

"Tuh kayanya Shuu deh Sa.." celetuk Rachel yang lagi ngemil pangsit seharga seribuan yang biasanya buat mie ayam.

"Mana?"

"Tuh..."

Nagisa membalik tubuhnya kearah jalan dimana Shuu masih mengenakan seragam sekolah yang terlihat elit baru keluar dari mobil yang diparkir di sisi jalan hendak menyebrang ke kedai bakso.

"Ngapain sih kesini? Padahal gue bisa nyebrang."

"Dititipin baso sama kakak gue nih. Kangen dia makanan sini."

Nagisa, Rachel dan Kanae ngangguk mengerti. Shuu langsung berjalan ke arah abang basonya yang terlihat kaget karena salah satu pelanggannya yang sudah tidak terlihat lagi ini kini muncul.

"Titip basonya kalo udah selesai ya, bawa aja langsung ke mobil. Oh iya udah gue bayarin semuanya.. jajanan lo berdua"

"Eh! Woy! Jangan gitu lah jadi enak ini... jadi pengen dibungkus juga." ucap Rachel. "Diitung sama pangsitnya ga?" Dia ngelunjak, dan dihadiahi toyoran oleh Kanae.

"Oh lo pake pangsit?"

"Pake."

"Bayar sendiri lo, serebuan doang." Jawab Shuu.

"Mau kemana dulu?" Tanya Nagisa begitu melihat Shuu hendak berjalan keluar.

"Beli cigor sama lumpia basah, dititipin sama Umechan nih."

"Ooohhh..."

.

.

.

"Baek bener pacar lo." Komentar Kanae.

"Bukan pacar gue elah."

"Istri lo berarti?

"Lllaaaahhhh....."

"Solmet udahlah.." jawab Rachel menengahi.

.

.

.

.

"Makasih bray, jadi enak gini dibonusin mie ayam."

"Gapapa santai."

Shuu dan Nagisa pun pamit pulang, meninggalkan Kanae dan Rachel berdua di tempat abang-abang pop ice.


serba serbi SMA NambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang