serba serbi SMA Namba

#curcol

"Duh gue minta maaf sama Kokochan kaya gimana yaa.." keluh Airi. Dia ngerasa bersalah karena menghindari Kokochan selama ini.

Jika saja dia lebih peka, mungkin Airi akan lebih menghargai perasaan Kokochan dengan tidak menceritakan semua keluh kesahnya mengenai menyukai orang lain.

"Diem-diem bae lu!"

Airi menoleh, semenjak Kokochan mengungkapkan semua isi hatinya, entah kenapa perasaan sukanya ke Akanen ikut luntur seketika. Makanya, saat ini ketika Akanen berada disekelilingnya ketika les, Airi sudah tidak merasakan apapun.

Jadi biasa aja.

"Galau gue nih."

Akanen ikut duduk di bangku yang ada di depan primagama yang biasanya digunakan untuk istirahat. "Galau kenapa?"

"Gue ngerasa bersalah sama seseorang nih."

"Terus?"

Airi berdecak. "Jadinya gue hindari gitu, padahal kita satu sekolah."

"Lah kenapa lo hindarin?"

Airi ngehela nafas pendek, gak tau musti jawab jujur sama cewek didepannya ini atau enggak. Sebenernya afdol-afdol aja sih dia cerita wong sejak ketemu pas jajan itu mereka jadi temen.

"Dia bilang suka sama gue." Curhat Airi akhirnya.

"Terus? Lo tolak?"

"Iya.. tapi tuh yang begonya gue. Dia sebenernya dari dulu suka, makanya deket sama banget. Tapi guenya ini gak peka, kirain tuh emang dianya deket aja kaya ke yang lain, ternyata beda..."

Akanen ngangguk-ngangguk mengerti. "Ya lo gak usah maksain kalo emang gak suka. Jadi temen aja, gak masalah kan?"

"Iya sih. Waktu itu juga dia bilang jadi temen aja. Tapi tuh setiap ngeliat dia kayanya gue salaaah aja bawaannya."

"Minta maaf belum?"

"Udah.. tapi dia tuh suka ngehindar gitu."

"Usaha dong jangan nyerah. Nanti hubungan kalian malah jadi canggung kalo tetep gitu."

"Hhhhh makanya."

"Jadi lo bersikap biasa aja, kaya dulu sebelum dia ngungkapin semuanya ke lo."

"Gara-gara si Riri nih.. hadeh..."

"Siapa lagi tuh Riri?" Tanya Akanen.

"Ada lah pokoknya." Jawab Airi. "Btw gak enak gue jadi curhat ke lo."

"Heh santai aja kali.. kan kita temen.."

'Aaahh ternyata emang nganggap temen ya..' batin Airi.