spesial 8B

249 25 2
                                    

Masih tentang si anak bawang...

***

Masih hari pertama...

Tubuhnya yang lumayan tinggi harus sedikit berjinjit untuk tau dimana letak kelompoknya berada, dikarenakan ia terlambat dan kelompok sudah berkumpul sementara ia ditinggalkan. Dibelakang kelompok lain yang sudah rapi dalam barisan Yurina nginget-nginget nama kelompoknya dia itu apa.

Nama Hirate Yurina sudah tersebar dalam hitungan menit diantara hampir semua anggota osis.

"nyari kelompok ya?" Tanya gadis yang lebih pendek darinya, nama KAKIZAKI MEMI tertulis capslok dinametage yang tergantung. Murid baru yang sama terlambatnya di hari pertama.

"Iya."

"Duh gue juga nih."

Tak ada percakapan lain. Memi melihatnya dari ujung kaki hingga kepala.

"Eh btw tas lo kemana? Kok gak bawa apa-apa? Ketinggalan di gerbang?"

Yurina menatap gadis itu dengan horor.

"KETINGGALAN DI RUMAH JIR!!"

"Hah?"

***

Lagi-lagi Yurina dihadapkan dengan kakak-kakak komisi disiplin karena keperluan ospek tidak dia bawa sama-sekali.

Jelas lah, tasnya aja ketinggalan dirumah.

Beruntung dia punya kebiasaan nyelipin uang jajan di saku, jadinya masih bisa naik angkot buat berangkat. Heran deh kok bisa gitu ya?

Kakak pembina sampe enggak habis pikir. Saat ditanya dia beralasan bahwa bangunnya kesiangan.

"Maaf kak saya gakkan ngulang lagi." Ucap Hirate lempeng, dihadapan semua kakak komdis dan murid baru serta beberapa osis yang menjadi seksi dokumentasi.

"TULIS ITU DI KERTAS FOLIO FULL!! 'SAYA TIDAK AKAN MENGULANGI KESALAHAN INI LAGI' NGERTI?"

"Iya kak!"

"Apa? Gak kedengeran?!"

"IYA KAK!" sahut para anak baru yang keperluan ospeknya kurang dan lagi dihukum.

"Khusus kamu! 2 folio full!" ucapnya pada Hirate.

"Iya kak."

Semuanya sibuk nulis, tapi Hirate justru celingak-celinguk.

Sang komdis dengan ponytail itu menatapnya tajam. Auranya udah bikin sebagian murid baru yang tidak mempunyai kelengkapan persyaratan ospek ceming.

Cantik-cantik tapi galak.

"NGAPAIN KAMU BELUM NULIS JUGA??!"

"MAAF KAK! SAYA GAPUNYA PULPEN!! KAN SAYA NINGGALIN TAS DIRUMAH!!" Balas Hirate teriak juga, biar semua pada tau kalau dia enggak bawa pulpen dan berharap sekali ada yang meminjamkannya. Mau minjem ke orang sebelahnya enggak berani karena belum kenal.

Seorang kakak osis yang memegang kamera kemudian tertawa kecil. 'Mental baja nih bocah dapet teriakan dari Risa sampe Akanen masih bisa jawab.' Batinnya.

"Nih!"

"MAKASIH KAK!"

"Tapi nanti balikin! Mahal itu."

"SIAP KAK!"

Hirate pun kini sibuk nulis bersama murid baru yang lain.

"Ngapain di kasihin sih Mon?" Sahut Akanen setelah keduanya berada cukup jauh dari anak-anak baru. Saling bisik, harus jaga image soalnya.

"Kasian anjir. Tapi hebat juga dia lempeng banget mukanya di bentak lo kaya gitu."

Sementara itu...




'Lah kakak tadi namanya sokap dah, gimana gue ngasihin pulpennya?'

serba serbi SMA NambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang