#

318 29 0
                                    

Sejak pagi, Akarin udah mesem-mesem nahan marah. Miru yang udah tau tabiat temannya ini hanya bisa mengelus dada sabar. Di nasehatin pun udah gak mempan deh beneran.

"lagian si anjir siapa lagi sih itu! gue kepoin ig-nya di protek! Sebel gue."

"lo tau ig-nya dari siapa emang?" tanya Miru penasaran.

"ya Keicchi nge-tag dia di foto."

Miru menghela nafas panjang, inhale-exhale mencoba sabar.

"lo masih kepoin Keicchi?"

"gak!"

"gak salah lagi maksud lo?"

"Cuma lewat di di timeline doang tadi!" elaknya.

"halah katanya mau unfoll. Wacana doang ternyata. Putus mah putus aja Rin, udahlah. Kei juga ini mah masalahnya, bosen kali dia tuh. Lo juga sadar sekarang harusnya. Dia tuh... hah ya ampun susah jelasinnya. Putus aja udah deh. Lagian kan lo juga yang putusin."

"y-ya gak gitu!" Akarin masih mencoba mengelak.

Akarin lagi-lagi menscrool layar hpnya itu sebal. Mencoba untuk menghilangkan rasa kesalnya yang naik ke ubun-ubun karena semalam Keicchi terlihat sudah menggandeng perempuan lain dari sekolah yang berbeda –Akarin yakin karena ia tidak pernah melihat perempuan itu sebelumnya-, padahal hampir satu bulan yang lalu mereka putus. Heran dia, kenapa sih itu cewek boncel bin aduhai gampang banget dapet cewe baru?!

Lagian sih kenapa Akarin enggak move on aja gitu? Miru misuh-misuh dalam hati, ia sampai tidak bisa menebak jalan pikiran sahabatnya ini. Dalam setahun mereka sudah putus-nyambung sebanyak 17 kali! –itupun jika ia tidak salah menghitung-. Keicchi memang kecentilan, tapi ya gitu kenapa sih gak putus aja udahan? Selesai? The end? Jika ia mau frontal, Akarin lebih baik memilih untuk menjadi pacar Kishino Rika atau Rikanyan saja –yang notabene kakak kelas mereka yang sekarang sudah kuliah-. Dia masih setia untuk menunggu AkariKei untuk putus.

Kurang baik apa Rikanyan pada Akarin? Kaya raya, dulu kesekolah aja bawanya mobil –meski parkirnya harus depan warkop karena sekolah tidak memperbolehkan murid membawa kendaraan roda empat-, selalu menjemputnya jika dibutuhkan, setia pula! baik hati, rajin menabung, tanpa cela, nilai selalu A. Tapi aduuuh, Akarin malah cinta mati sama Kei!

"permisi kak."

Akarin dan Miru serempak menoleh sambil menggeser tubuhnya, mereka ternyata menghalangi jalan menuju wc.

"eh tunggu!"

Kedua adik kelas 1 yang bisa dipastikan dari seragamnya yang masih bersih itu serempak menoleh.

"ada apa ya kak?" ucap salah satunya sopan. Ngeri juga euy menjawab sapaan kakak cheers seksi nan semok yang lagi enggak bersahat auranya ini, tadi mereka sempat mendengar obrolan kedua kakak kelas yang terkenal cantik seantero SMA Namba.

Juga rumor betapa sifatnya yang 'senggol bacok' ini membuat beberapa anggota cheers ikut terkenal dengan keangkuhannya, meskipun hanya beberapa tapi bagi hampir semua murid baru, rumor itu jelas membuat sifat semua anggota cheers terpukul rata menjadi angkuh.

"kelas berapa?" tanya Akarin biasa saja. Tapi entah kenapa oleh kedua adik kelas nan polos itu rasanya seperti mau dilabrak saja.

"Ke-kelas 1-B kak."

"wah kebetulan. Sekelas sama Rei kan ya berarti?"

"i-iya kak." Jawab keduanya hampir bersamaan.

"nitip pesan boleh?"

Miru menatap Akarin disampingnya dengan tatapan bingung. 'mau ngapain nih?'

"nanti istirahat suruh Rei ke basecamp cheers ya."

Keduanya mengangguk mengerti. Setelah dirasa tidak ada yang mau dibicarakan lagi, Akarin melengos pergi. Diikuti oleh Miru dibelakangnya.

Sementara kedua murid yang masih dag-dig-dug ser ini sudah tidak lagi berniat menuju kamar kecil.

.

.

.

.

"ngomong-ngomong gimana sama Fuu?"

Miru menghela nafas pendek, enggan bercerita. Ia jadi teringat masalahnya sendiri, padahal sekuat hati ia sedang melupakannya, namun ada saja yang mengingatkannya akan hal itu.

"break deh kayanya."

"eh? Serius?" eskpresi Akarin menjadi bersimpati. Masalahnya, hubungan Miru dengan Fuuchan ini termasuk adem ayem, jarang ada pertengkaran berarti. Mendengar beberapa hari yang lalu mereka bertengkar karena kesibukan Miru yang mulai segudang karena aktivitas akademik tambahan juga mengenai turnamen yang akan diselenggarakan dalam 2 bulan kedepan, Akarin kira kesibukan itu takkan berdampak besar. Namun ternyata ia salah.

"serius. Tapi gak tau deh."

Nada Miru terdengar ogah-ogahan.

Akarin jadi tidak enak hati, mengingat sejak tadi justru ia banyak mengeluh pada Miru tanpa sadar jika sahabatnya ini juga sedang patah hati. Mungkin ia memang harus mengesampingkan masalah Keiichi ini, menghibur Miru adalah hal yang harus ia lakukan.

serba serbi SMA NambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang