8:Kenapa?

4.5K 610 7
                                    

Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading.

🌼🌼🌼

Cowok itu mengikuti Jean. Jaehyun butuh penjelasan dari Jean. Kenapa cewek itu menghindarinya terus.

Setelah mengantarkan Jean ke kelasnya seminggu yang lalu, Jean tampak berbeda. Cewek itu selalu menghindarinya. Entah kenapa.

Sempat terlintas di benak Jaehyun cewek itu marah karena ia antarkan. Tapi, bukankah itu sesuatu hal yang tidak perlu di permasalahkan? Dan itu terdengar tidak masuk akal!

Jean jarang membalas pesan-pesannya dengan banyak alasan. Entah itu karena sibuk mengerjakan tugas, ketiduran, atau keasyikan menonton drama korea, Jaehyun tidak mempermasalahkannya.

Tapi, sekarang Jaehyun merasa gelisah. Cewek itu lagi-lagi mengabaikannya. Membalas sapaannya hanya seperlunya, membalas senyum seikhlasnya. Membuat Jaehyun khawatir.

Sementara Jean yang berada di dalam toilet membasuh tangannya lalu menatap bayangan dirinya di dalam cermin.

Menatap dirinya, seakan mengajaknya dirinya sendiri mengonbrol lewat tatapan matanya.

Helaan nafas keluar dari mulutnya. Setelah itu Jean mengeringkan tangannya, lalu keluar.

Alangkah terkejutnya Jean melihat Jaehyun bersandar di dinding koridor toilet.

"Jaehyun? Ngapain di depan toilet cewek?"tanya Jean heran.

Jaehyun menegakkan tubuhnya saat melihat Jean keluar.

"Nungguin lo."kata Jaehyun singkat.

"Nungguin gue? Ngapain?"tanya Jean bingung, sebelah alisnya terangkat.

"Gue mau ngomong sama lo."kata Jaehyun.

"Ya-yaudah ngomong aja."Jean mendadak gugup. Pikirannya melayang kemana- mana. Bagaimana Jaehyun nembak Jean?

"Tapi gak di sini."

Jean hanya mengangguk mengikuti Jaehyun dari belakang dengan mata berbinar, menatap tubuh tegap Jaehyun yang tinggi menjulang di depannya.

Tiba-tiba Jaehyun berhenti, lalu menolehkan kepalanya.

"Kenapa?"tanya Jean.

"Jalannya di samping gue dong. Lo kan bukan bodyguard gue."kata Jaehyun membuat Jean gugup buru-buru berjalan di samping cowok itu.

Jaehyun tersenyum melihat tingkah Jean yang menurutnya lucu.

Lalu mereka berhenti di taman, mereka duduk di bangku beton dekat pohon mangga yang daunnya sudah rindang.

Jean ngeri sendiri melihat pohon di sampingnya. Ingat cerita July.

Diam-diam dalam hati, Jean komat-kamit semoga gak ketemu nyai kunti. Tanpa sadar Jean menutup matanya.

"Je kenapa?"Jean tersentak buru-buru membuka matanya.

"Hah? E-enggak kok."Jean meneguk ludahnya susah payah. Mencoba menenangkan dirinya sendiri.

'Oke kalem Je, lo kan sama Jaehyun? Gak ada apa-apa kok, okey?'

"Yakin?"tanya Jaehyun hampir tertawa melihat wajah paranoid Jean.

Jean menganggukkan kepalanya. "Jadi lo mau ngomong apa?"

Jaehyun berdehem, lalu menatap Jean gugup.

"Gue... ada salah sama lo?"

Jean memiringkan kepalanya lucu mengingat apa kesalahan Jaehyun padanya.

"Enggak kok. Kenapa?"tanya Jean sembari menggelengkan wajahnya.

Jaehyun memalingkan wajahnya dari Jean, menatap lurus ke depan.

"Tapi gue ngerasanya lo ngehindar dari gue. Kenapa?"

Jean tersentak tak menyangka dapat pertanyaan seperti itu dari Jaehyun. Cewek itu menatap sepasang sepatunya.

Jaehyun benar, Jean selalu menghindar darinya.

"Gue.."

"Lo benci sama gue?"tanya Jaehyun kini menatap Jean kembali.

Jean langsung mengangkat kepalanya menatap Jaehyun. "Enggak bukan gitu, gue cuma.."

"Cuma?"

"Maaf, gue sebenernya kurang nyaman sama lo."Jean berusaha hati-hati takut melukai perasaan Jaehyun.

Jaehyun tersenyum tipis menatap Jean. Lalu membawa tangannya untuk mengacak rambut Jean pelan.

"Gak pa-pa kok, seenggaknya lo jujur. Jadi, lo risih sama gue?"tanya Jaehyun dengan nada tenang. Mata teduh Jaehyun menatap langit biru di atasnya.

Jean dengan ragu menganggukkan kepalanya pelan. Takut menatap Jaehyun.

"Maaf Jae gue g--"

"Gak pa-pa kok."potong Jaehyun lalu cowok itu memeriksa jam di handphonenya. Pukul 10.28 jam istirahat hampir habis.

Jaehyun berdiri lalu menatap Jean. "Yuk ke kelas, gue anterin."

Jean hanya mengangguk menurut. Lalu dia jalan, tapi anehnya Jaehyun berjalan di belakangnya.

Bahkan cowok itu tidak berbicara sedikit pun. Saat sampai di depan kelas Jean. Cowok itu hanya pamit ke kelasnya lalu pergi.

Jean menundukkan kepalanya merasa bersalah. Pasti kata-katanya tadi menyakiti Jaehyun.

Tiba-tiba ada yang menabrak bahu Jean dengan sengaja. Otomatis Jean kehilangan keseimbangannya untung saja ada yang memegangi Jean.

"Eh minggir Korea!"ketus Alisha mengibaskan rambut sebahunya. Lalu masuk ke dalam kelas.

Jean hanya diam tak membalas perkataan Alisha. Sibuk dengan pikirannya sendiri tentang Jaehyun.

"Lo gak pa-pa?"tanya Taeyong yang membantu Jean tadi.

Jean menjauhkan dirinya dari Taeyong, lalu tersenyum tipis. "Enggak kok, makasih ya."

"Lo temennya Jaehyun 'kan?"tanya Jean menatap Taeyong penuh selidik.

Taeyong mengusap tengkuknya salah tingkah. Lalu mengulurkan tangannya mengajak Jean berjabat.

"Iya, gue Taeyong. Lo pasti Jean." Jean pun menjabat Taeyong. Lalu tersenyum.

"Iya. Ngomong-ngomong lo ngapain di depan kelas gue."

"Kebetulan lewat aja. Gue duluan ya."kata Taeyong sambil tersenyum membuat Jean ikut tersenyum.

Cewek itu menganggukkan kepalanya. Menatap punggung Taeyong yang menjauh dari kelasnya.

Lalu cewek itu memasuki kelasnya. July dan Sooyun belum kembali rupanya. Jadilah Jean duduk sendiri di bangkunya.

Tidak lama kemudiam, July dan Sooyun masuk kelas.

"Eh udah di sini aja lo."kata Sooyun duduk di bangkunya dengan posisi menghadap ke belakang.

Sedangkan July duduk di bangku samping Jean tanpa berkata apa-apa. Cewek berkacamata itu kini fokus dengan handphonenya. Namun masih mendengarkan Jean dan Sooyun yang mengobrol.

"Gue lihat tadi lo ngobrol sama Taeyong, ngobrolin apa?"tanya Sooyun dengan wajah keponya.

"Enggak ada. Dia cuma lewat terus kita kenalan."

Sooyun ingin bertanya lagi, tapi kedatangan Bu Evi membuatnya mengurungkan pertanyaannya.

🌼🌼🌼

Setiap tanggal yang tercantum di akhir cerita. Itu waktu pembuatan setiap chapter. [Sekedar info:']

Rabu, 3 Januari 2018

Xoxo,

@wilkiyoo 💕

Someone Like Me • Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang