Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading! 😸
🌼🌼🌼
July menyikut Jean pelan lalu menyodorkan satu botol mineral pada Jean.
"Lo kenapa ngelamun mulu sih?"
Sooyun yang tadinya menunduk fokus pada bukunya mendongakkan wajahnya. Ikut mengerutkan alisnya melihat Jean yang terlihat murung.
"Eh?"Jean menggaruk tengkuknya tak gatal, "Eum, gak pa-pa kok."jawabnya tersenyum canggung.
"Masih belum baikan sama Jaehyun?"
"Mmm, kalo itu sih udah waktu semalem."
Sooyun mendekat antusias, "serius?! Jadi gimana?"
July menopang dagunya dengan tangan kirinya siap mendengarkan.
"Ya, gitu."
"Ck, gitu gimana? Gue butuh detailnya."Sooyun menarik-narik kecil tangan Jean.
Jean menghela nafas, "dia dateng ke rumah, terus kita baikan, terus dia ngilang entah kemana."
"Terus-terus?"
"Terus-terus, di kira gue kang parkir?!"kesal Jean menoyor Sooyun.
"Ya gue kan kepo!"jawab Sooyun cemberut.
"Bentar, kok Jaehyun jadi ngilang?"
Jean menghela nafasnya panjang lalu menopang dagunya dengan tangan kanannya. Matanya menatap keluar restoran dengan tatapan tak bersemangat. "Gue gak tau."
"Aih?"
"Au, ah, pusing sama kalian berdua. Bikin drama mulu."
Jean melirik tajam Sooyun. Ia berdecak menahan kesal pada sahabatnya itu. Mulutnya sangat gatal ingin membalas perkataan Sooyun, namun ia urungkan kembali.
"Udah, ah, jangan bahas cinta-cintaan dulu. Senin udah mulai UAS nih. Lupain dulu cinta-cintaannya, lupain dulu masalah pribadi, apalagi korea-koreannya, oke?"ujar July menatap Jean dan Sooyun bergantian.
Kedua gadis itu melengos malas menatap July, "siapa juga yang nyebar virus korea ke gue?"
July tertawa malas lalu melotot tajam, "bodo amat. Buruan kerjain tugas kalian!"
Jean dan Sooyun kelabakan melanjutkan tugas mereka yang sempat tertunda. Sedangkan July yang memang selalu sigap dengan tugasnya, lebih memilih memperhatikan Jean dan Sooyun sesekali membantu mereka.
July benar, lupakan dulu masalah cinta-cintaan. Kecuali kalau cinta-cintaan bisa membantunya mengerjakan soal-soal UAS nanti. Wkwk
----------
"Besok sambung lagi yaa di rumah Jean!"ujar July mengantarkan Jean dan Sooyun ke depan restoran.
Pukul tiga sore mereka memutuskan untuk mengakhiri 'acara belajar' nya. Kedua gadis itu berjalan menyusuri trotoar menuju tempat pemberhentian angkot.
"Haduhhh, males banget pulang ihh."rengek Sooyun memeluk lengan Jean.
"Ada masalah lagi?"
"Masalahnya udah beres kali Je. Nyokap Bokap jadi cerainya."kata Sooyun dengan santai namun sorot matanya menyiratkan sebuah kesedihan.
"Terus lo ikut siapa?"
"Bokap, Nyokap gue tinggal di rumah pacarnya njir. Gila ya?"
Jean menghentikan langkahnya lalu memeluk Sooyun erat, "Sooyun.."
"Gue malah pusing-pusingan mikirin cowok, padahal sahabat gue lagi gak baik."ucap Jean menepuk punggung Sooyun pelan.
"Aduhh, jadi pengen nangis kannnn?!"kesal Sooyun dengan nada bergetar menahan tangis.
"Nangis aja, Yun."
Sooyun melepas dirinya dari Jean lalu melempar senyum, "udah ah kenapa jadi sedih gini."kata Sooyun menutup matanya malu.
"Kuy lah, balik dulu capek juga gue belajar mulu dari tadi."lanjut Sooyun berjalan lebih dulu.
Jean otomatis mengikuti langkah Sooyun.
"Jangan kaya gini, Yun."
"Gini gimana?"
"Ya, gitu, pura-pura baik-baik aja."
Sooyun memasukkan tangannya ke saku jaketnya tersenyum tipis, "gue cuma mau belajar menghadapinya, Je. Gue gak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Gue gak bisa ngandelin terus ngandelin orang-orang di sekitar gur. Seberat apapun itu."
Jean tersenyum lalu menyenggol Sooyun pelan, "uhhh Sooraya udah dewasa nih."
"Heh! Jangan panggil gue kaya gitu!"
"Hahaha, Sooraya, Sooraya, Sooraya."dengan sengaja Jean menyebutkan nama asli Sooyun.
"Gue sumpahin ya! Lo ketemu nyai kunti tiap lo manggil kaya gitu!"
"Ihhh, amit-amit jangan sampe ketemu tuh makhluk!"ujar Jean bergidik ngeri membuat Sooyun tertawa puas.
"Udah, ah, gue duluan ya!"kata Sooyun melihat angkutan umum jurusan rumahnya sudah terlihat.
"Heem, hati-hati lo. Kalo ngerasa sedih telfon gue sama July ya!"
"Yeee, ngabisin kuota gue ah lo pada."jawab Sooyun kesal di buat-buat. Lalu gadis itu naik angkutan umum tersebut meninggalkan Jean yang masih berdiri menunggu angkutan umum lain.
Sambil menunggu, Jean memutuskan mendengarkan musik dari handphonenya. Ia asal memilih lagu lalu fokus memainkan hapenya, sesekali melihat sekitar.
Tepat ketika ia menengadahkan wajahnya, sebuah motor melaju di jalur sebrang. Jean tertegun melihat si pengendara motor tersebut. Tanpa sadar Jean terus menatap motor itu.
Jean sangat mengenali helm yang di pakai si pengendara motor tersebut. Karena si pengendara motor itu, Jaehyun.
Dan entah siapa cewek yang di bonceng Jaehyun itu.
Jean tanpa sadar menggigit bibir bawahnya. Segala pikiran negatif memenuhi benaknya. Membuatnya jadi gelisah sendiri.
Jean menggelengkan kepalanya mengenyahkan segala pikiran negatifnya. Ia mencoba berpikir positif, mungkin itu yang mirip Jaehyun aja kan? Toh banyak yang pake helm begitu?
Jean cuma sedih aja karena gak di kabarin sama Jaehyun. Iya, Jean cuma sedih aja.
Jean terus meyakini dirinya sendiri dengan kalimat itu. Walaupun, sampai malam menjelang Jaehyun tak ada kabar.
TBC
Haloo._.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Like Me • Jaehyun NCT
Teen Fiction"Ada yang suka sama kakak, namanya Jaehyun" ----- By: @wilkiyoo