Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading!
🌼🌼🌼
Jaehyun menghembuskan nafasnya sambil mengetuk-ngetuk ujung jari telunjuknya ke permukaan meja. Tangan kirinya ia letakkan di meja sebagai tumpuan bantal. Sepiring melon yang di sajikan Ibu Taeyong masih utuh di meja. Taeyong sendiri sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya entah apa. Mata tajamnya nampak sangat serius.
Helaan nafas terdengar lagi, namun dari orang yang berbeda. Tahu-tahu Taeyong sudah menutup laptopnya. Matanya melirik handphonenya yang terus berkedip lalu beralih menatap Jaehyun yang masih bertahan di posisinya.
"Sampe kapan kalian kucing-kucingan terus kaya gini?"kata Taeyong sambil menyodorkan handphonenya pada Jaehyun.
Jaehyun mengerutkan alisnya bingung menerima handphone Taeyong yang menampilkan room chatnya bersama Jean.
Jean : heh
Jean : serius nih Jaehyun gak ada cerita apa-apa?
Jean : bantuin gue yong, plis
Jean : gue bener-bener nyesel"Mau sampe kapan lo diemin dia? Dari kemarin kalian masih kaya begini. Gue bukan tukas pos."Taeyong menyilangkan kedua lengannya di dada menatap lurus Jaehyun yang membelakanginya.
Jaehyun hanya diam memandangi layar handphone Taeyong.
"Bicarain baik-baik, Hyun. Dia mungkin lagi tertekan gara-gara bullying yang dia alami. Lo harusnya dukung dia."
Jaehyun baru menoleh, "tapi--"
"Emang sih Jean juga salah, tapi daripada marah kaya gini kenapa lo gak tanya alasan Jean bersikap kaya gitu."
"Bener?"
Taeyong berdecak sebal, "Lo kangen sama dia gak?"
Jaehyun terus nyengir, "iya sih."
"Udah pergi lo."
Jaehyun bergegas keluar kamar Taeyong, namun saat di ambang pintu Jaehyun menoleh. "Makasih, Yong."
Taeyong hanya tersenyum simpul sambil mengangguk kecil. Lalu matanya tak sengaja melihat sebuah foto di atas nakas. Senyum getir terlukis di wajahnya saat melihat seorang gadis tersenyum lebar yang ia rangkul dalam foto tersebut. Lama ia pandangi sampai tidak sadar ada satu pesan masuk.
+628**-****-****
Taeyong.
----------
"Gue musti gimana dong, Ren? Taeyong gak ngebantu."Jean menarik-narik tangan Rena frustasi.
"Apa sih?! Lepasin dulu, ini gue mau dandan dulu elah."
Jean melengkungkan bibirnya ke bawah sambil melepas tangan Rena jadi beralih memeluk guling di sampingnya. Sedangkan Rena sudah sibuk dandan di depan cermin.
Setelah beberapa menit, "Nahh, udah deh."gumam Rena merasa puas dengan riasannya sendiri. Ia meletakkan kembali lip tintnya di meja. Matanya melirik sosok Jean yang murung lewat cermin.
"Udah, biarin aja dulu. Mungkin dia butuh waktu buat sendiri."ujar Rena yang malah tak di gubris Jean.
Rena menghela nafasnya lalu berbalik, "seenggaknya lo udah berusaha buat minta maaf ke dia."
"Tapi dia belum maafin gue."
Rena berdecak sebal sambil menghampirinya Jean yang berada di atas kasur. "Lo segitu cinta matinya ya sama Jaehyun?"
Jean mengerjapkan matanya tersadar bibirnya melengkung tipis tak menjawab.
"Akhirnya sepupu gue sadar!"pekik Rena memeluk Jean gemas.
Jean mendelik sebal menjauhkan dirinya dari Rena. "Bukannya bantuin gue malah ngoceh gak jelas."gumamnya kesal.
"Hehehe, udah deh gue pergi dulu ya!"
"Eh mau kemana?! Lo tega ninggalin gue? Lagi sedih nih!"
"Duhh ini kan malming Je, gue mau jalan sama someone."kekeh Rena dengan senyum malu-malu najis -kalo kata Jean-.
"Si cowok pinter itu?"Rena menganggukkan kepalanya. "Gue ikut deh."final Jean sambil meletakkan gulingnya.
"Boleh kalo lo mau jadi kambing congek."
"Dih, najis. Bukan pacar lo juga. Gue ikut mau ke Indo*****. Takut kalo sendiri."ujar Jean meraih dompetnya yang berada di atas meja belajarnya.
"Kan ini lagi usaha buat jadi pacarnya."balas Rena enteng.
"Bagi cowok itu, buku lebih menarik daripada lo. Jadi lo nyerah aja deh."
Rena tersenyum tipis, "maunya."
"Terus kenapa masih bertahan? Kan lo gak pernah di anggap sama dia. Sok-sokan gunta-ganti pacar, gimana mau di lirik sama tuh cowok?"sarkas Jean.
Reno menoleh ke Jean -sok- merasa kaget, "widihhh, udah pinter cinta-cintaan lo? Wahhh akhirnya sepupu gue normal."
Jean berdecak sebal menoyor pelan kepala Rena. "Gue emang normal kali!"Lalu keluar kamarnya dengan langkah cepat.
"Eh, tungguin!"
"Mah, ke depan bentar!"pamit Jean pada Agnes yang sedang fokus menonton sinetron di ruang keluarga.
"Kak, Nono nitip ice cream satu ya!"sahut Jeno yang sedang menuruni tangga. Jean hanya mengacungkan jari jempolnya mengiyakan.
"Eh, Je ntar temenin gue nunggu jemputan ya?"ujar Rena melingkarkan tangannya di lengan kiri Jean saat mereka sudah di luar rumah.
"Tungguinnya di indo***** tapi."
"Siyaaapp beres itu mah!"
"Awas lo beres-beres tau-tau jemputnya ke sini lagi!"dengus Jean sebal. "Rumah gue dah kaya sar..ang.."suara Jean mengecil saat matanya bertemu pandang dengan mata Jaehyun.
"Jaehyun?"gumam Jean pelan.
"Eh ngelindur ya lo?! Mana ada Jae.. EH!"Rena memekik kaget melihat sosok Jaehyun yang sudah ada di depan pagar rumah Jean.
Jaehyun hanya tersenyum sopan pada Rena lalu beralih menatap Jean. Rena yang mengerti situasi langsung pamit pergi pada Jean.
"Gue cabut ya! Lo baik-baik sama dia. Mau baikan kan?!"bisik Rena sebelum pergi meninggalkan Jean dengan Jaehyun.
"Hei."Jaehyun tersenyum lembut.
Bruk!
Jaehyun yang awalnya kaget di peluk tiba-tiba oleh Jean jadi tersenyum lega. Perlahan lengannya melingkar di bahu Jean. Tangannya menepuk-nepuk punggung Jean yang bergetar karena menangis.
Jaehyun perlahan mengurai pelukkan mereka, matanya menatap Jean serius sambil mengusap rambut Jean lembut. Jari jempolnya mengusap lembut pipi Jean yang basah.
"Maaf ya malah bikin kamu nangis."
🌼🌼🌼
Maaf banget baru update 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Like Me • Jaehyun NCT
Novela Juvenil"Ada yang suka sama kakak, namanya Jaehyun" ----- By: @wilkiyoo