Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading! ☺
🌸🌸🌸
Jean masih diam di tempatnya berpijak. Menatap punggung Jaehyun yang kian menjauhinya dengan mata menyendu.
Tepukkan pelan di pundaknya membuat gadis itu menoleh. Sooyun menatap bingung Jean, tidak mengerti kejadian barusan. Jaehyun dan Jean sangat sebentar mengobrolnya. Ditambah raut Jaehyun yang agak berbeda pada Jean.
"Lo.. gak pa-pa?"tanya Sooyun ragu-ragu melihat wajah murung Jean.
Jean tersenyum simpul, "gak pa-pa, udah yuk ke kelas."
"Serius? Kok kalian ngobrolnya sebentar? Dia.. maafin lo?"tanya Sooyun hati-hati saat mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Dia lagi buru-buru Yun. Kan ada mau festival budaya, osis pasti sibuk."
"Iya sih, tapi dia ma--"
"Udah Yun jangan di bahas."potong Jean sambil melengos pergi.
Sooyun hanya menganggukkan kepalanya mengikuti Jean yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.
Sepertinya pertemuan tadi gak berjalan lancar, pikir Sooyun. Jean keliatan murung banget jadi Sooyun gak berani nanya-nanya lagi. Jean keliatan sedih banget.
Sooyun tersenyum di rangkulnya pundak Jean yang lebih tinggi darinya sedikit.
"Kantin?"
Jean menolehkan kepalanya terkejut dengan rangkulan Jean. Ia membungkukkan badannya sedikit karena tarikkan Sooyun.
"Ngapain?"
"Jajan lah bego, dikata mau liat konser EXO?!"ketus Sooyun mendorong pelan Jean.
"Lah si bego EXO mana ada konser di kantin nyet."
"Bisa lah!"
Jean mengernyitkan alisnya tak mengerti membuat Sooyun mengerlingkan matanya jahil.
"Dalam imajinasi gue."
"Bego lo sebego-begonya orang bego."Jean bersungut-sungut meninggalkan Sooyun yang terbahak.
"Eh tungguin anjir!"
----------
Begitu selesai mandi dan sudah berpakaian lengkap Jean langsung melempar tubuhnya ke ranjang. Pukul enam tadi ia baru sampai rumah karena harus mengerjakan tugas kelompok. Jadi Jean merasa lelah dan ingin langsung tidur.
Tapi yang di lakukan Jean hanya termenung menatap langit-langit kamar dengan sendu. Memorinya kembali mengingat pertemuannya tadi bersama Jaehyun.
Seharusnya dia tidak bertemu saja tadi. Di sisi lain Jean merasa menyelasi perbuatannya tadi. Karena Jean merasa... Jaehyun berubah. Cowok itu begitu dingin padanya. Karena itu Jean mengurungkan niatnya untuk minta maaf tadi.
Melihat Jaehyun bersikap dingin padanya tadi, bagaimana bisa Jean mendapat maaf? Karena Jean sadar, ia sudah keterlaluan.
Jean membuang nafasnya lewat mulutnya. Ia memalingkan wajahnya ke samping memandang meja belajarnya kosong. Rasa sakit itu terasa lagi.
Tanpa sadar setetes air mata keluar lewat sudut matanya.
"Apaan sih gue?"gumamnya sambil mengusap air matanya kasar.
'Kenapa semuanya jadi kerasa rumit gini? Atau gue nya aja yg ribetin?'
Jean meraih handphonenya yang ada di atas nakas. Jari lentiknya bermain di atas touchscreen mencari kontak Rena untuk di hubungi. Setelah terdengar nada sambung Jean menempelkan handphonenya di telinga kanannya.
"Apa? Gue sibuk."
Jean menghela nafasnya lalu mejawab denga lesu, "Ren gue mau nanya."
"Kenapa lo? Kok suaranya beda?"
Jean memutar bola matanya mengabaikan pertanyaan Rena.
"Gue bego banget ya Ren?"
"Hah? Apa sih gak jelas lo."
"Gue bego banget anjir,"Jean tersenyum miris menatap kosong ke depan. Tidak memperdulikan suara Rena yang terdengar kebingungan sekaligus khawatir.
"Gue selalu menjunjung tinggi gengsi gue, tapi setelah dia ngejauh--"
Jean menelan ludahnya susah payah. Tidak sanggup mengeluarkan suaranya lagi.
"Gue--"suara Jean tercekat matanya mulai memanas. Tangannya mencengkram selimut abu-abu miliknya. Bulir-bulir air mata meluncur bebas di pipi tirusnya.
"Hiks.. Gue tuh ya--"Jean menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.
Di sebrang sana Rena tertegun mendengar suara tertahan Jean. Walaupun Jean nyebelin tapi kalau denger Jean nangis gini...mana tega.
Helaan nafas Rena terdengar, "Lo nyesel?"
Jean tidak menjawab namun hatinya menjerit mengiyakan perkataan Rena.
"Tadi lo bilang apa tadi? Jaehyun jauhin lo."
Jean menganggukkan kepalanya seolah-olah Rena dapat melihatnya.
"Gue pikir percuma Je lo nangis gini. Jaehyun gak akan balik sama lo. Lo sih bego sok-sokan gak suka padahal suka kan? Je, cowok mana mau bertahan. Mereka pasti mikirnya lo gak suka. Jadi mereka pergi."
Rena menarik nafasnya sebenarnya gak tega bilang gini ke Jean tapi gimana lagi?
"Mending lo lupain Jaehyun. Jaehyun belum tentu masih suka sama lo."
Dan entah kenapa, Jean semakin terisak. Tangannya melempar handhonenya ke samping bantal tanpa menutup panggilan. Jean memilih menenggelamkan wajahnya ke balik bantal dan menangis sejadi-jadinya.
Perkataan Rena barusan seolah menampar kesadarannya. Sangat terlambat untuk Jean menyadari perasaannya sendiri. Jaehyun tidak akan kembali dengan begitu mudahnya.
Jaehyun pasti memilih melupakannya daripada kembali pada Jean.
Sekarang, Jean harus bagaimana? Meneruskan perasaannya yang sangat terlambat ia sadari atau mengakhiri perasaannya yang bahkan belum di mulai.
🌸TBC🌸
Maaf kalo gak nyambung, aku buru-buru banget. Jd intinya Jean nyesel.
Makasih yang udah vote maupun comment 💞 makasih kalian yang udah baca dan nunggu cerita ini sampai sekarang 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Like Me • Jaehyun NCT
Teen Fiction"Ada yang suka sama kakak, namanya Jaehyun" ----- By: @wilkiyoo