35.Marah

2.4K 336 24
                                    

Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading! 😊

Sok di komenan meh tereh update na 😂

🌸🌸🌸

Jean melangkahkan kakinya dengan berat hati menuju ruang BK. Ia mengira-ngira apa yang akan ia ucapkan di sana nanti. Apa ia akan kena skors? Gimana kalau pihak sekolah menelfon orangtua nya? Gimanaaa?!

Jean harus menjelaskan apa nanti?!

Jean semakin meneguk ludahnya gugup saat melihat rombongan Monica yang berjalan dari arah yang berlawanan. Matanya melirik Sasha yang berjalan di samping kanan Monica. Sasha balas menatap dingin pada Jean sebelum mereka bertiga masuk lebih dulu ke ruang BK.

Jean menundukkan kepalanya merasa bersalah. Perasaannya jadi campur aduk, takut, gelisah, gugup, seneng juga ada sihh tapi gak kentara.

July menepuk pundak Jean pelan sambil tersenyum menenangkan, "tenang, lo gak akan kena hukuman percaya deh."

"Iya sih, tapi gue khawatir. Gimana kalo ntar mereka ngehukum gue. Gue mau kabur aja deh."

July terkekeh, "yaudah kabur aja sono. Gantiannya paling Nyokap atau Bokap lo di suruh jemput lo."

"Ihh, July mah! Malah bikin gue makin gelisah tau gak?!"

"Sans aja kali, Je. Toh, lo bukan pihak yang bersalah."July menarik Jean untuk masuk.

"Iya sih, tapi kan tetep aja.."suara Jean memelan sambil berjalan mundur saat sudah di ambang pintu, "enggak ah gue takut."

"Yaampun, Je! Gak akan apa-apa, oke? Lebih nyerimin siapa di banding Nyai Kuntinya elo itu?"

Jean mendelik mendengar perkataan July yang seolah dia adalah pemilik makhluk astral menyeramkan itu.

"Yaudah, buruan makanya!"

"Iya-iya."

Jean dan July pun masuk ke dalam ruangan BK. Di kursi sebelah kiri Bu Retno sudah ada Monica, Sasha, dan Ana yang menundukkan kepala masing-masing tak berani menatap Bu Retno. Walaupun wajah Bu Retno nampak ramah tapi siapa yang tahu di balik keramahan itu ada sesuatu. Terlihat jelas di matanya yang berhiaskan keriput kecil menyiratkan kemarahan.

Jean terdiam saat melihat sosok lain di ruangan tersebut duduk di kursi sebelah Kanan Bu Retno. Cowok itu nampak tenang di situ. Namun tak membuat Jean tenang. Gadis itu tanpa sadar mencengkram lengan July erat.

"Kok, ada Jaehyun sih?"bisik Jean pada July.

"Mana gue tahu."balas July berbisik.

"Silahkan duduk, Jeana dan Juliana,"suara Bu Retno membuat seluruh pasang mata memandang mereka berdua yang berdiri kikuk.

Cowok itu berbalik menatap lurus Jean. Matanya menyiratkan sebuah kekhawatiran. Membuat Jean mengalihkan matanya salah tingkah.

July menuntun Jean untuk duduk di samping Jaehyun. Membuat gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam menyembunyikan pipi kirinya.

"Jadi, benar kalian membully Jeana?"tanya Bu Retno to the point menatap Monica, Sasha, dan Ana.

Tak ada yang menjawab. Semuanya membungkam mulut tak berani mengeluarkan suara.

"Baik, karena kalian tidak menjawab Ibu akan bertanya pada Jeana. Jeana, benar kamu di bully oleh mereka?"Bu Retno berganti menjadi menatap Jean.

Jean diam bingung harus menjawab bagaimana. Ia menggigit bibir bawahnya bimbang.

"Jeana?"

"I-itu, Bu, mereka--"

"Iya, Bu, Jean di bully sama mereka. Saya sendiri yang menemukan Jean di rooftop."July tak tahan untuk tidak bersuara. Bibirnya gatal ingin membeberkan semua dan memaki ketiga orang itu.

Someone Like Me • Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang