12.

4K 571 20
                                    

Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading.

🌼🌼🌼

Jean langsung menghampiri Ibu July yang biasa menjaga meja kasir.

"Bundaaa!"sapa Jean sambil melambaikan tangannya ceria.

"Eh nak Jean! Kemana aja? Kok baru kelihatan?"Ibu July menghapiri Jean.

"Hehehe, maaf baru sempet mampir. Abis banyak kerja kelompok sih, Bun. Jean juga pisah kelompoknya."

"Iya akhir-akhir ini juga July pulangnya sorean terus. Tapi, nak Sooyun kemana? Gak bareng ke sininya emang?"

"Jean ke sini ngedadak Bun gak sempet ngajak Sooyun."Jean tersenyum kaku.

"Terus ke sini sama siapa? Naik angkot?"

Jean tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuknya salah tingkah.

"Sama temen."

"Temen apa temen nihh?"Ibu July mengerlingkan matanya menggoda.

"Ihh asli cuma temen!"Ibu July sontak tertawa lalu menyuruh Jean duduk disalah satu meja.

"Pasti belum makan kan?"

"Hehehe.."

"Oke, sambil nunggu July kamu makan aja ya?"

"Oke!"lalu Ibu Jean kembali ke belakang meja kasir dan menyuruh salah satu karyawannya untuk menyiapkan pesanan Jean yang sudah sangat di hafalnya.

Jean duduk diam di kursinya sambil menumpu dagunya dengan tangan kanannya memandangi jalanan yang padat. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada Jaehyun yang -mungkin- sudah sampai di rumahnya.

Tanpa sadar Jean menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengenyahkan segala pikirannya tentang Jaehyun yang berputar-putar di benaknya. Untuk apa sih dirinya memikirkan Jaehyun? Jaehyun bukan siapa-siapa, dia cuma kebetulan kenal. Dan apa ya? Jaehyun itu hanya teman satu sekolah tidak lebih tidak kurang.

Ya, mereka cuma temen satu sekolah.

Air muka Jean mendadak keruh. Sebagian hatinya gak ikhlas buat ngakuin Jaehyun cuma temen satu sekolahnya. Tapi faktanya kaya gitu kan?

Udahlah, daripada pusing mikirin hal-hal yang memusingkan kepala, mending Jean menikmati weekend nya di rumah July.

Merasa gerah dengan cuaca yang panas Jean merogoh sling bagnya hendak mengambil ikat rambutnya.

"Lohh kok gak ada?"tangannya mengeluarkan semua barang-barang yang ada di dalam tasnya itu.

Tak lama Jean tersentak karena mengingat tadi Jaehyun mengambil ikat rambutnya. Dan sekarang Jean malah berdebar karena mengingat perkataan Jaehyun tadi.

"Lo lebih cantik begini."

Tangan Jean spontan meremas rambutnya kuat. Ah sial, sekarang Jean malah memikirkan cowok itu lagi. Tapi, sebuah tangan menyentuh tangannya membuat remasan di rambutnya mengendur. Jean mendongak untuk melihat sosok yang sudah menyentuh tangannya.

"Nanti rambut lo rontok."ujarnya duduk di hadapan Jean. "Lo gak mau kan punya kepala botak?"

Jean mengernyitkan alisnya bingung, "Lo ngapain di sini?"

"Kenapa? Di depan gak ada larangan gue buat ke sini kok."katanya dengan diakhiri kekehan.

"Enggak bukan gitu maksud gue."Jean menggeleng-gelengkan kepala merasa gak enak sudah berbicara seperti itu pada Taeyong.

"Terus?"

"Ya gue cuma heran aja."Jean mengedikkan bahunya acuh. Matanya menatap sosok Taeyong di depannya yang tengah tersenyum.

"Gue langganan sini."

"Gue gak nanya."

"Cuma ngasih tahu doang, siapa tahu lo penasaran."

"Gue gak penasaran tuh."Jean tersenyum geli melihat wajah kesal Taeyong.

"Yaudah sih gak usah sinis gitu."

"Gue gak sinisin lo."

"Tapi muka lo sinisin."jawab Taeyong dengan muka datarnya.

"Dihh, muka gue ramah gini. Muka lo tuh yang judes."

"Terserah. Gue tadi lihat lo sama Jaehyun, sekarang Jaehyunnya mana?"

Muka Jean langsung masam mendengar nama Jaehyun. "Gak tau."jawabnya jutek. Untunglah Taeyong orangnya gak kepoan jadi dia cuma ngangguk-nganggukin kepalanya.

Taeyong mengernyitkan alisnya, "Lo ada masalah sama dia?"

Jean menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap Taeyong.Entah apa yang merasuki Jean, hingga cewek itu berani mengatakan permasalahannya sama Taeyong.

"Gue bingung deh. Gue musti gimana ya?"

"Maksudnya?"

"Ya gue tuh kadang ngerasa risih sama sikap Jaehyun. Apalagi July sama Sooyun ngeledekkin gue mulu." Jean menatap Taeyong lurus-lurus. Taeyong mengangguk-anggukkan kepalanya paham mendengarkan cerita Jean seksama.

"Lo tahu? Gue semasa SMA mana ada waktu pacaran apalagi pedekate. Yang gue pikirin itu jalan sama temen atau fangirlan, kuliner apapun itu kecuali cinta-cintaan. Makanya gue ngerasa aneh aja waktu Jaehyun deketin. Gue sebenernya gak risih sih cuma gue jadi gak nyaman kalo July sama Sooyun udah ngeledekin mulu."Jean menarik nafasnya dalam-dalam.

"Gue bilang ke Jaehyun kalo gue ngerasa gak nyaman sama dia. Tapi pas Jaehyun jauhin gue, gue ngerasa gimanaaa gitu?"

"Lo ngerasa kehilangan?"tebak Taeyong yang sukses membuat Jean terdiam.

"Emang bisa di sebut kehilangan, gue kenal dia baru beberapa hari Yong. Mana bisa gue--"

"Bisa aja sih, lo mungkin tanpa sadar udah ngerasa terbiasa akan kehadirannya dia. Cuma lo nya gak pekaan."

"Gue,"Jean menggigit bibir bawahnya ragu ingin bertanya.

"Jaehyun itu orangnya suka menghargai keputusan perempuan. Dia diputusin sama cewek aja nerima Je apalagi disuruh ngejauh. Dia terlalu pasif orangnya."Taeyong menjelaskan.

"Mungkin kelihatannya kayak yang gamau berjuang tapi Jaehyun itu gak mau maksa si cewek yg udah jelas-jelas nyuruh dia ngejauh."Taeyong buru-buru menambahkan karena tidak ingin ada kesalahpahaman.

"Gue duluan ya Je, pesenen gue kayanya udah deh."kata Taeyong pamit pergi meninggalkan Jean yang kini sibuk melamun.

Jean terdiam, hanya satu hal yang kini melintas dibenaknya. Bisakah Jean meminta Jaehyun untuk tidak menjauhinya lagi?

Tapi..

Bukannya dia nanti kelihatan agresif? Apa kata Jaehyun nanti kalau Jean bersikap seperti itu? Mungkin Jaehyun akan menganggapnya cewek gak punya pendirian, plin-plan atau yang paling parah.. Cewek gak tahu diri?




🌼TBC🌼

Akhirnya setelah sekian lama terbengkalai:' cerita ini aku terusin.

Senin, 26 Maret 2018

Someone Like Me • Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang