Maaf untuk segala typo yang ada. Happy reading! ❤
🌸🌸🌸
July memasuki sebuah supermarket dengan santai. Gadis berkacamata itu mengamati tiap rak. Mencari sebuah stik es krim.
Saat melewati area peralatan sekolah, mata July berbinar melihat barang yang di carinya ketemu. Namun saat tangannya hendak meraih stik es krim tersebut ada tangan lain yang hendak meraihnya.
July langsung menarik tangannya. Kepalanya tertoleh ke samping ingin meminta maaf. Tapi gadis itu malah melotot kaget melihat orang itu.
Taeyong.
"Belanja buat bahan praktek juga, Jul?"tanya Taeyong setelah menguasai dirinya.
July hanya mengangguk sambil berkata iya dengan lirih. Lalu ia meraih tiga bungkus stik es krim ke dalam keranjang yang sudah penuh dengan camilan kesukaannya.
Tanpa berkata apa-apa July berbalik meninggalkan Taeyong yang terdiam sendiri.
Bukankah ini yang diinginkan Taeyong? Dirinya dan July menjadi orang asing yang hanya sekedar mengenal nama. Tapi kenapa terasa sulit sekali? Semakin ia menjauhi July rasanya rasa sesak itu semakin membelenggunya.
Tapi jika ia mendekat rasa bersalah yang akan membelenggunya.
Taeyong memandang punggung July yang kian menjauh dan lantai bergantian. Tanpa sadar, kaki Taeyong berjalan mengejar July. Meraih pergelangan tangan gadis itu. Menatapnya dalam.
Untuk kali ini, ia ingin melupakan rasa bersalahnya sejenak. Sebentar saja. Sebentar saja ia ingin bersama July.
----------
Jean memandang handphonenya gelisah. Bagaimana cara bilangnya pada Jaehyun ya? Bagamana kalau Jaehyun nanti marah?Jean menggelengkan kepalanya cepat. Jaehyun tidak akan bersikap kenak-kanakan. Dia cowok paling pengertian yang pernah Jean kenal.
Ya, Jaehyun pasti ngerti.
Tapi...
Jean mengacak rambutnya frustasi sambil bangkit keluar kamarnya. Lalu memasuki kamar sebelah dengan wajah masam.
"Kenapa, Kak?"tanya Jeno yang sedang berkutat di meja belajarnya.
Aneh memang, meskipun Jean dan Jeno saudara kandung. Tapi urusan otak, Jeno yang paling encer. Beda dengan Jean yang agak payah dalam pelajaran. Buka berarti Jean bodoh, hanya saja gadis itu pemalas.
"Gak pa-pa."
"Yaudah keluar gih, ganggu."balas Jeno jutek.
"Ihh, kamu kok nyebelin sih No? Kakaknya lagi galau bukannya di tanyain, di hibur kek."
Jeno mengerutkan alisnya lalu memutar kursi menghadap Jean.
"Udah Jeno tanyain kan? Tapi Kakak jawabnya apa? Gak pa-pa kan? Kenapa Jeno yang di salahin?"Jeno mendengus sebal sambil memutar kembali kursinya membelakangi Jean.
"Cewek emang ribetin."gerutu Jeno pelan.
"Ishh.. Nono ihh serius."
Jeno tidak menggubris ocehan Jean. Buku Matematika lebih menarik daripada Kakaknya.
"No menurut kamu Kakak pantes gak pacaran?"
Jeno menghela nafasnya, "kalo Kakak mau ngebahas idola Kakak itu mending keluar deh. Musingin tahu."
"Ihh serius No bukan pacar khayalan. Tapi pacar beneran."
"Kakak punya pacar beneran?"
Jean memutar bola matanya kesal, gadis itu menghempaskan tubuhnya ke kasur Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Like Me • Jaehyun NCT
Novela Juvenil"Ada yang suka sama kakak, namanya Jaehyun" ----- By: @wilkiyoo