Pt.11; Sunday With P. JM (2)

2.4K 384 20
                                    

Sorry for typo(s)...

Happy Reading!

.

.

.

Mereka sudah menelusuri jalanan dan memakan apa pun yang inginkan namun saat jam makan siang, ke duanya kompak merasa lapar. Yoongi yang memang suka sekali ngemil itu memang tidak pernah peduli soal masalah berat badan meskipun dirinya itu perempuan. Jadi dia tidak akan memikirkan seberapa banyak kalori maupun lemak ke dalam tubuhnya, toh sampai saat ini pun, ia tidak pernah merasakan yang namanya gemuk.

"Kita makan apa ya?" Jimin bergumam dengan ekspresi berpikir

"Aku mau makan" Yoongi berujar datar dan Jimin memandangnya aneh. Heran kenapa si Min itu terus berkata demikian padahal mereka jelas akan makan. Seharusnya Yoongi katakan saja dia ingin makan apa, sehingga mereka tidak perlu merasa kebingungan seperti ini.

"Mau makan apa Yoon?"

"Naengmyeon"

"Kenapa tidak katakan dari tadi?"

"Kau kan baru tanya"

Jimin menghela napas panjang.

Kalau begini, hanya pasrah saja

Turuti saja apa maunya

Hitung-hitung cari pahala dengan membuat orang lain bahagia.

Hmm

Jimin si positive thinker(?)

.

Jadi pada akhirnya mereka berdua berjalan menuju restoran mie terdekat. Dekat di sini benar-benar dekat karena tak sampai satu menit, mereka sudah sampai.

Entah takdir atau apa, mungkin restoran mie itu memang seharusnya berada di sana agar memudahkan Jimin dan Yoongi yang tengah dilanda kelaparan.

Ah, lupakan.

Mereka duduk berhadapan di salah satu meja, langsung saja keduanya memesan menu yang mereka inginkan.

"Kau yakin ingin satu saja?"

"Memangnya harus berapa?"

"Hmm mungkin kau mau pesan dua porsi?"

Yoongi mendengus.

Hening di antara mereka ketika menunggu pesanan.

Dipikir-pikir ini memang seperti kencan, terlepas dari status Yoongi yang tengah menyamar jadi laki-laki.

Untuk Yoongi yang sadar kalau dirinya itu berbeda dengan Jimin, menjadikannya cukup ketir dengan kondisi ini. Padahal ia kira dirinya sudah terbiasa, dengan yang lain pun apabila diharuskan berdua ia tidak masalah rasanya. Padahal Jimin itu teman sekamarnya, laki-laki yang seharusnya paling biasa di antara lainnya.

Tapi entah kenapa, sampai sekarang masih sulit saja.

Yoongi merutuk, ia bingung, namun tidak bisa melakukan apa pun.

Abaikan saja.

'Ya, aku hanya tidak perlu memikirkannya'

Batinnya sambil melirik Jimin yang sedang memainkan ponsel.

Andai semudah itu.

.

.

.

Setelah selesai dengan acara makan siang mereka, ke duanya melanjutkan berjalan di jalanan sembari melihat-lihat apa pun yang bisa mereka lihat(?). Entah itu toko-toko berjejer, kedai yang berjajar, atau manusia yang berlalu-lalang.

Un_Lucky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang