Maaf yang ini pendek, soalnya part tidak terencana..hehe
.
Happy Reading!
.
.
.
Keesokan harinya, Yoongi bangun lebih awal dari Jimin dengan tubuh pegal dan ngilu. Ia memandang malas Jimin yang masih tidur nyenyak di sampingnya, dengan napas berhembus teratur dan luar biasa tenang.
Yoongi mengambil piyamanya yang tercecer di lantai dengan wajah tersungut-sungut, entah karena apa.
Yoongi tidak percaya hari pertemuannya dengan Park Jimin adalah hari di mana kesuciannya melayang begitu saja.
Ckck.
Tapi Yoongi tidak menyesal kok.
Yoongi hanya kesal saja lihat wajah tertidur Jimin yang seperti bayi. Sementara semalam laki-laki itu tidak ada bayi-bayinya sama sekali.
Huh!
Apa jangan-jangan Park Jimin itu penderita DID?
Pikiran Yoongi mulai melantur.
..
.
Yoongi tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Hari-harinya di Jepang begitu mencengangkan. Jimin akan menemaninya selepas kuliah, mengantarnya pergi ke mana pun yang ia mau, menemaninya sampai waktu d mana Yoongi merengek karena lelah.
Lalu, Yoongi sudah bertemu dengan Seichiru Araya. Wanita paruh baya yang cantik berstatus ibu dari Park Jimin. Wanita itu begitu lembut dan memperlakukannya seperti anak sendiri. Yoongi selalu menyukai cara bagaimana ibu Jimin bersikap, wanita itu sangat anggun dan berkelas. Tidak heran karena dia masih punya darah bangsawan Jepang.
Ibu Jimin adalah seorang pelukis beraliran surealis. Goresan di kanvasnya menakjubkan, Yoongi tidak bisa berhenti berdecak kagum melihat beberapa lukisan yang tertempel di dinding rumah mereka yang bergaya tradisional.
Terkadang, Yoongi memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah Jimin sementara laki-laki itu pergi kuliah. Menghabiskan waktu dengan ibu Jimin sangat menyenangkan sekaligus membuatnya berdebar karena hal-hal baru yang wanita itu ajarkan. Seperti mengajarinya resep masakan tradisional Jepang yang digemari Jimin, atau mencoba menggerakan jemarinya di atas tuts-tuts piano, alat musik yang dikuasai wanita itu.
Ini adalah hari terakhirnya di Jepang, ibu Jimin nampak tak rela ketika dirinya berpamitan meskipun waktunya masih pagi. Namun tetap saja, setelah ini, ia akan menghabiskan waktunya di luar sebelum penerbangannya nanti malam.
Setelah akhir pekan kemarin menghabiskan waktu di Okinawa dengan pantainya. Kali ini Yoongi hanya akan berkeliling di pusat perbelanjaan terbesar di Tokyo, Shibuya, namun sebelumnya Yoongi ingin pergi ke menara Tokyo untuk mengambil gambar ikon kota Tokyo tersebut. Lalu akan berlanjut untuk membeli oleh-oleh dan membeli untuk dirinya sendiri karena Yoongi belum benar-benar melakukannya di tiga negara sebelumnya, dengan Park Jimin tentunya.
Jimin masih kuliah, dan sekarang Yoongi sedang menunggu taksi untuk membawanya ke Tokyo University. Penasaran bagaimana wujud dari Universitas nomor satu di Negeri matahari terbit itu.
Dipikir-pikir, Park Jimin benar-benar penuh dengan keberuntungan.
Sial.
Yoongi mendadak iri pada kekasihnya sendiri.
.
.
.
Universitas Tokyo atau orang sini menyebutnya Universitas Todai. Yoongi mendongak melihat gedung-gedung yang cukup tinggi di Universitas itu. Ia lalu berjalan masuk dengan kikuk. Meskipun tidak lagi takut berjalan sendiri di antara orang asing, tapi Yoongi gugup karena dirinya datang untuk menemui seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un_Lucky [Completed]
FanfictionYoongi tidak percaya laki-laki. Dia yakin tidak akan jatuh cinta pada makhluk berlumur dosa yang ia anggap sampah itu. Dan ia bertekad untuk hal itu. "Ck, siapa takut!" Sang kakak sepupu hanya menyeringai dalam hati. "kalau begitu mulai besok, kau a...