Btw, cepet kan? 😂
#sorryfortypos
Happy Reading!
.
.
.
Jimin menguap lebar, matanya yang sipit jadi terlihat hanya segaris saja, rasanya masih mengantuk, tubuhnya juga masih sedikit lelah karena perlombaan kemarin, belum lagi fakta bahwa ia dan yang lainnya merayakannya sampai lewat tengah malam di ruang makan yang memang dibuka tak kenal waktu dalam saat-saat seperti ini.
Meskipun Jimin tidak memiliki kepentingan perlombaan lagi di hari kedua ini, namun ia merasa wajib untuk memberikan dukungan pada teman-teman seasramanya. Karena itu, dengan malas Jimin bangkit dari tempat tidurnya untuk kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Jimin bergumam
"Dia masih belum bangun juga? Padahal ini sudah jam delapan" Jimin bergumam mengenai sang teman sekamar yang belum juga bangun padahal waktu sekarang menunjukan bahwa mereka nyaris terlambat
.
Jimin selesai dengan mandi dan berpakaian hanya dalam waktu sepuluh menit. Kali ini dia memakai celana sekolah dan t-shirt berwarna biru langit. Meskipun banyak siswa yang pastinya mencuci pakaian biru kemarin, namun sekolah mewajibkan agar setiap asrama tetap menggunakan warna yang sama, entah itu jaket atau kaus yang mereka kenakan, bahkan topi juga.
"Dia belum bangun juga?" Jimin menoleh dan mengarahkan pandangannya pads bagian atas ranjang bertingkat di mana Min Yoongi masih ada di sana, tubuhnya bahkan tidak kelihatan karena selimut
"Aku tahu dia sangat suka tidur tapi perlombaan akan dimulai lima belas menit lagi" gerutu Jimin, ia tidak mau jika sampai Yoongi mendapat hukuman karena terlambat, karena jika itu terjadi dirinya juga akan mendapatkan hal yang sama sebagai teman sekamar si Min from Daegu itu. Meskipun Seiran kadang abnormal, namun sekolah ini tetap menjunjung kedisiplinan bahkan lebih-lebih dari sekolah lain.
Akhirnya Jimin berjalan menaiki ranjang atas, berniat membangunkan Yoongi.
"Yoongi"
"Hey"
"Min Yoongi"
Panggil Jimin berkali-kali.
Biasanya Yoongi akan menggerung karena merasa terganggu. Namun kali ini tidak ada respon sama sekali.
'Apa dia sudah mati' pikir Jimin heran
"Hey Yoon-"
'Degg'
"Tubuhnya panas"
Jimin yang menurunkan paksa selimut di kepala Yoongi itu menyadari jika sang empunya sedang tidak baik-baik saja. Wajah pucatnya semakin tak berwarna, nyaris menyaingi kertas, namun di sisi lain pipinya merah efek suhu tubuhnya yang tinggi.
"Yoongi" Jimin menepuk-nepuk pelan pipi Yoongi agar roomatenya itu terbangun, setidaknya Jimin harus memastikan kalau kondisi Yoongi tidak terlalu parah
'Panas sekali' ucap Jimin dalam hati
"Kalau seperti ini dia mana bisa pergi"
Jimin berpikir keras.
Apakah ia harus membawa Yoongi ke ruang kesehatan? Namun tampaknya kondisi teman sekamarnya itu sangat tidak memungkinkan. Membuka matanya saja sulit, pasti tidak ada tenaga.
Apakah ini karena lomba kemarin?
Jimin menghela napas. Mungkin iya, karena tubuh Yoongi memang terlihat ringkih. Basic Yoongi bukan dari olahraga seperti yang lain, meskipun Taehyung juga demikian, namun laki-laki itu sangat hobi berlarian di koridor karena kejaran orang yang ia jahili. Apalagi semalam mereka tidur larut sekali karena tidak diizinkan seorang pun meninggalkan meninggalkan ruang makan sebelum acara selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un_Lucky [Completed]
FanfictionYoongi tidak percaya laki-laki. Dia yakin tidak akan jatuh cinta pada makhluk berlumur dosa yang ia anggap sampah itu. Dan ia bertekad untuk hal itu. "Ck, siapa takut!" Sang kakak sepupu hanya menyeringai dalam hati. "kalau begitu mulai besok, kau a...