Pt.43; Miracle In Tokyo

2.5K 350 131
                                    


Antusiasme kalian sungguh besar dan bikin saya semangat buat update! Hehe

Makasih semuanya, nih saya kasih part lanjutannya.. hehe

Semoga gak cangkeul yah bacanya wkwk

Happy Reading!

.

.

.

Dua tahun berlalu dan di sinilah ia, gedung fakultas Teknik Tokyo University, menjadi mahasiswa yang tidak lepas dari kacamata bacanya sampai menginjak semester lima.

Park Jimin, dua puluh tahun. Dengan surai hitam berponi dan pipi chubby yang melayang ke akhirat.

.

Jimin si mahasiswa teknik masih saja menarik minat kaum hawa. Hanya saja, dia jauh lebih dingin dari terakhir kali. Senyum dan tawanya hanya terbit kala berkumpul bersama teman sekelasnya yang mayoritas laki-laki.

"Sampai jumpa"

Jimin berpamit pada kawan-kawannya dan berjalan keluar dari Universitas. Sengaja tidak membawa kendaraan karena ini masih awal musim semi.

Tepat sekali, di negeri matahari terbit, musim semi bagaikan surga. Pohon sakura di mana-mana dengan bunga-bunganya yang mekar dengan cantik. Warna pink atau putih, atau warna lainnya membuat pemandangan jalanan yang bersih menjadi semakin memukau. Sangat sayang untuk dilewatkan.

Turis asing mau pun lokal meningkat dan taman-taman dengan banyak pohon sakura menjadi tujuan utama. Jimin mengambil kamera polaroid yang selalu berada dalam saku jaketnya, memotret bunga sakura yang baru mekar. Beberapa lama kemudian hasil jepretannya keluar dalam bentuk kertas foto. Senyumnya muncul melihat gambar yang ia jepret tidak mengecewakan. Ia menaruh foto itu di selipan binder yang ada di tas selempangnya.

Jimin melanjutkan langkahnya dengan santai. Ia berpikir untuk menghabiskan senjanya di taman kota, menikmati bunga sakura yang baru mekar. Festival musim semi tengah berlangsung, Jimin tidak mau melewatkannya untuk alasan apa pun.

.

.

.

Yoongi tidak tahu kenapa yang paling dekat adalah yang terakhir ia datangi.

Sekolah fotografinya di Amerika sudah selesai dua bulan yang lalu. Yang dilakukannya setelahnya adalah menghabiskan uang pada rekening sang sepupu.

Ya, Baekhyun menepati janjinya untuk memberikannya tiket ke empat negara.

Bukan tentang siapa yang menang dalam taruhan waktu itu, tapi gadis itu mengatakan itu hadiah ulang tahun sekaligus kelulusan.

Padahal baru tiga hari ia kembali ke Korea setelah sekolahnya selesai. Baekhyun menawari hal yang diimpikannya itu hingga membuatnya kembali naik pesawat menuju New Zealand. Pemandangan hijau dan lautannya sungguh juara, Yoongi nyaris merengek tak ingin pulang karena foto-foto yang diambilnya di sana benar-benar luar biasa. Jika tidak mengingat bahwa tujuan selanjutnya adalah Paris Perancis, Yoongi pasti akan merengek untuk minta tambahan waktu satu bulan berada di sana.

Yoongi menikmati liburannya, bersama kamera kesayangannya dan puluhan keping kartu memori dan laptopnya.

Setelah terpukau dengan lampu-lampu malam kota Paris yang layaknya kerlipan bintang, Yoongi melanjutkan perjalanannya ke negara tropis, Kolombia. Dulu ia tidak berpikir untuk ingin pergi ke sana, namun setelah sekolah fotografinya selama dua tahun, Yoongi punya lebih banyak keinginan untuk memotret hutan hujan dan hamparan tumbuhan tropis. Di sana tidak ada salju seperti di Paris. Meskipun di hari kedua ia demam karena perubahan cuaca yang drastis, Yoongi puas dengan jutaan foto yang diambil di sana.

Un_Lucky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang