Saya bahagia banget kalau baca komenan dari kalian, hehe
Tapi maaf ya, kayaknya ini bikin galau lagi, jiminnya saya kurung di kamar saya hahaha #plakk
.
Happy Reading!
.
.
.
Awal musim dingin, Yoongi mengeratkan mantel berwarna krem yang dipakainya. Menginjakan kaki keluar rumah membuat dinginnya suhu menampar tubuh mungilnya. Rambut pendeknya sudah mencapai bahu, ibunya mengomel ketika hari kepulangannya ke Daegu. Langkah Yoongi dipercepat ketika halte bis sudah di depan matanya, melihat bis tujuannya sudah berada di sana, menunggu beberapa orang yang sedang mengantre memasukinya.
Yoongi menjadi orang terakhir, ia bernapas lega saat mendapatkan tempat duduk terakhir. Beberapa menit berlalu, Yoongi turun di halte dekat sekolahnya, sekolah khusus putri yang jaraknya tidak jauh dari rumah.
Enam bulan sudah berlalu, Yoongi menjadi Min Yoongi yang dulu. Sedingin salju. Ia masih tidak bisa berbaur, tidak ada siswi yang mau berteman dekat dengannya. Teman sekelasnya, menyapa hanya sekedar formalitas. Yoongi tidak malas, terlampau terbiasa.
Setelah sekolah, Yoongi langsung menemui ibunya di restoran. Membantu wanita paruh baya itu dengan berdiri di balik kasir.
Saat pulang ia akan mengurung diri di kamar, berinteraksi dengan Holly dan memberikan anjing peliharaannya itu makan.
Ya, semuanya kembali seperti dirinya yang dulu.
Kecuali fakta bahwa terselip rindu pada sosok yang berusaha keras ia lupakan.
Baru enam bulan.
Yoongi membutuhkan lebih banyak waktu.
.
.
.
"Yoonie, kau melamun" ibunya menegur ketika Yoongi malah termenung di meja kasir dengan pandangan kosong dan wajah sedatar tembok padahal ada pelanggan di hadapannya tengah memandangnya dengan pandangan kesal.
"Maaf eomma" Yoongi meringis, lalu dia menerima pelanggan yang akan. membayar pesanan mereka
Saat itulah dirinya melihat seorang pria dengan jaket hitam di luar restoran. Yoongi mengernyit heran melihat pria itu berdiri di luar saat cuaca sedingin ini.
Pelanggan yang tadi membayar berjalan ke luar. Dan pria itu tidak lagi di sana.
.
Berkali-kali, ibunya bertanya apakah dirinya baik-baik saja. Saat kegiatan melamunnya melampaui batas. Wanita paruh baya itu hanya bisa menerka, hal apa yang membuat putrinya terlihat agak berbeda. Yoongi berkali-kali juga ditanya, apa yang ia pikirkan sehingga terkadang tidak konsentrasi dalam beberapa hal.
Yoongi tidak pernah mau menjawab.
Tidak bisa.
Tidak tahu.
Tidak mau mengaku.
.
Dua kali kunjungan Baekhyun kepadanya, Yoongi tanggapi seadanya. Sekilas, Baekhyun bisa melihat Min Yoongi yang dulu, Min Yoongi yang biasa, namun selalu ada ganjalan ketika pandangannya lebih lama.
Baekhyun pernah sekali mengungkit tentang Park Jimin. Reaksi Yoongi tidak pernah bagus. Dirinya berakhir didiamkan selama beberapa minggu. Setelah itu, Baekhyun tidak lagi menyebut nama laki-laki itu. Seperti sebuah larangan tak langsung, kata keramat yang bisa membuat pikiran Yoongi kacau balau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un_Lucky [Completed]
FanfictionYoongi tidak percaya laki-laki. Dia yakin tidak akan jatuh cinta pada makhluk berlumur dosa yang ia anggap sampah itu. Dan ia bertekad untuk hal itu. "Ck, siapa takut!" Sang kakak sepupu hanya menyeringai dalam hati. "kalau begitu mulai besok, kau a...