Bosen gak nih saya jadi (cukup) cepet updatenya haha.
.
Hat-hati typo kawankuuuh
.
Happy Reading!
.
.
.
Setelah memastikan Yoongi tertidur di ranjang atas. Jimin mengambil ponsel miliknya dan menelpon Sana.
'Eo, moshi moshi'
Sana menyahut dan Jimin terdiam.
'Yak! Bicara sekarang atau aku tutup telponnya!" Sana berseru dengan bahasa Koreanya yang kacau, bercampur dengan logat Jepangnya yang kental
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" Jimin bertanya dengan nada nyaris berbisik
'Apanya?' Sana bertanya dengan raut wajahnya yang bingung
"Yoongi"
'Ah' Sana langsung mengerti
'Bagaimana aku tidak tahu? Wajahnya, lekuk tubuhnya, suaranya, dia bahkan tidak punya jakun' Sana menjawab dengan lancar tanpa hambatan
Jimin meringis untuk hal yang terakhir.
"Tapi dia laki-laki" Jimin mencoba menyangkal
Sana memutar bola matanya malas.
'Kau yakin?'
"Iya" Jimin menjawab tegas meskipun itu kebohongan
Sana mendengus, merasa ucapan Jimin begitu terdengar bodoh di telinganya.
"Jika dia laki-laki, kau tidak mungkin menyukainya Rara!" Sana berseru jengkel. Membuat Jimin terdiam tak bisa menyangkal
"Kau bisa berbohong pada orang lain. Tapi tidak padaku, kau paham itu? Sudahlah, aku ngantuk, mau tidur, Bye"
'Tuuuut'
Jimin menghela napas pasrah.
"Aku bahkan belum memintanya untuk tidak membocorkannya pada siapa pun" gumamnya galau
Kalau seperti ini, bisa-bisa Yoongi semakin marah padanya.
Yasudah, Jimin mengirimkan pesan singkat saja jadinya.
'Tolong simpan untuk dirimu sendiri, aku mohon'
.
.
.
Jungkook termenung di bangku taman yang ada di taman kota. Anak baik-baik itu nekad bolos sekolah dan keluar gerbang hingga nyasar di taman kota. Ingat saja, Jungkook itu buta arah, ingatannya tentang sebuah jalan atau tempat mencapai seburuk-buruknya sulit mengingat meskipun faktanya ia baik dalam pelajaran.
Untung saja, Jungkook kalau kompetisi tidak nyasar di trek.
Jungkook mengayunkan kakinya lemah, menyeret sepatu putih merk adidasnya untuk menari di atas rumput taman. Kegiatan tidak jelas yang dilakukan oleh orang yang pikirannya tidak berada di tempat yang sama dengan jiwanya.
Jungkook mendongak, merasakan sinar terik matahari di wajahnya membuat matanya menyipit.
Kalau terik seperti ini, Jungkook jadi ingar pertemuan pertamanya dengan Alien dari planet Mars
Saat itu musim panas pertamanya di Seoul, setelah beberapa minggu pindah dari kota kelahirannya, Busan.
Jungkook versi lima tahun adalah anak pemalu yang hanya diam di kamarnya dan tidak berani keluar rumah. Tidak masuk playgroup meskipun berkali-kali ayah dan ibunya membujuk. Tidak main bersama teman-teman sebayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un_Lucky [Completed]
FanfictionYoongi tidak percaya laki-laki. Dia yakin tidak akan jatuh cinta pada makhluk berlumur dosa yang ia anggap sampah itu. Dan ia bertekad untuk hal itu. "Ck, siapa takut!" Sang kakak sepupu hanya menyeringai dalam hati. "kalau begitu mulai besok, kau a...