Selamat bergalau ria kawan-kawan...
.
Happy Reading!
.
.
.
Yoongi kembali ke Seiran bersama Baekhyun yang menjemputnya. Tidak lagi dipedulikannya apa pun, hanya rasa cemas yang ada di matanya.
Lalu bagaimana dengan Jimin?
Tentu saja pergi mencari Yoon Jeonghan dengan segenap emosi yang berada di ubun-ubun.
"Jimin" Taehyung menahan laki-laki itu dengan meletakan tangan di bahu Jimin, di tengah koridor, Hoseok berlari pada mereka dan menahan bahu Jimin yang lain dengan perasaan waswas
"Tahan dirimu" bisik Hoseok memperingati, mencegah Jimin untuk hilang kendali. Namun nampaknya, ucapannya tak memberi pengaruh apa pun.
Jimin terlalu marah.
Dan itu bukan petanda baik, tentu saja.
Pandangan Jimin menghunus, bibirnya terkatup rapat, wajahnya amat kaku. Telinganya mendengar para siswa yang ribut, menyeret nama Min Yoongi sebagai pelaku utama.
Sialan.
Yoon Jeonghan benar-benar mencari perkara dengan dirinya.
"Aku tidak berniat untuk menahannya. Aku sudah memperingatinya asal kalian tahu" Ujar Jimin datar, ekspresinya benar-benar lain dari biasanya.
Taehyung dan Hoseok menelan ludah gugup. Sisi Jimin yang satu ini memang selalu membuat mereka kalang kabut kalau sudah menampakan diri. Frekuensinya amat jarang, namun jika terjadi, kemungkinan berburuk selalu bisa muncul.
"Siapkan saja kotak obat kalau kalian memang berniat membantu" ujar Jimin terakhir kali sebelum melepaskan pegangan mereka pada bahunya. Laki-laki itu berjalan dengan langkah lebar ke tempat perkiraan Jeonghan berada.
Taehyung mengacak rambutnya dengan memandang frustasi pada Hoseok.
"Aku tidak heran kalau setelah ini Yoon Jeonghan babak belur" Hoseok bergumam sembari berjalan pergi setelah menghela napas dengan wajah pasrah. Taehyung menyusulnya dengan gesture serba salah.
Ah, sudahlah!
Lagipula yang kena marah Jimin itu Yoon Jeonghan.
Tidak rugi.
Pikir mereka berdua kompak.
.
.
.
Perdebatan rumit terjadi dalam ruangan kepala sekolah. Baekhyun meskipun faktanya dia adalah gadis awal dua puluhan tidak membuatnya mau kalah dalam berargumen, karena sifat bawaannya memang seperti itu. Apalagi mendengar adik sepupunya disalahkan sepenuhnya.
Baekhyun juga menyindir keras seseorang yang menyebarkan artikel di website sekolahan. Langkah yang paling benar seharusnya melaporkan langsung pada kepala sekolah, bukan disebar luaskan dan membuat hal tersebut jadi bahan gosip.
"Bungkam anak-anak murid anda. Aku juga tidak mau adikku harus jadi bahan gosip sampai keluar sekolah" ujar Baekhyun tajam, wajahnya yang ramah sudah lenyap entah ke mana.
"Anda seharusnya tenang saja, toh adik saya juga akan keluar dari sekolah ini saat waktunya"
Setelah meminta maaf dan membuat perjanjian tertulis, mereka berdua keluar dari sana.
"Rapikan barang-barangmu. Kita pergi sekarang juga" ucapnya pada Yoongi yang sejak awal hanya duduk diam dengan wajah sedatar tembok.
"Aku minta maaf, ini salahku" ucap Baekhyun lalu menghela napas, karena bagaimanapun, idenya untuk melalukan taruhan ini. Karenanya, ia amat merasa bersalah karena Yoongi lah yang mendapatkan dampak buruk seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un_Lucky [Completed]
FanfictionYoongi tidak percaya laki-laki. Dia yakin tidak akan jatuh cinta pada makhluk berlumur dosa yang ia anggap sampah itu. Dan ia bertekad untuk hal itu. "Ck, siapa takut!" Sang kakak sepupu hanya menyeringai dalam hati. "kalau begitu mulai besok, kau a...