Pt.25 ; Jealous? No!

2.1K 329 65
                                    

Senengnya ketika nulis lancar, meskipun kuota macet keterlaluan wkwk

.


.

Hati-hati typo hehe

.


.



Happy Reading!

.

.

.

Jangan harap setelah adegan cium mencium itu, hubungan Jimin dan Yoongi berkembang ke arah yang lebih baik(?).

Karena kenyataannya, tidak sama sekali. Bahkan cenderung mundur karena Yoongi yang menjauh dan sok sibuk di ruang klub jurnalis yang laknat itu.

Beberapa hari terlewati begitu saja. Yoongi yang menyibukkan diri itu nyatanya tak jauh beda dengan Jimin yang selalu sibuk sendiri di gedung olahraga. Berkencan hampir seharian dengan pedang kayu kesayangan dan membolos pelajaran.

Karena, hei, mereka bukan hanya teman sekamar, tapi teman sekelas bahkan sebangku juga.

Satu-satunya hal yang disyukuri Yoongi adalah Jimin tidak membocorkan rahasianya. Laki-laki itu bungkam dan itu bagus untuk Yoongi.

"Kenapa kau menyuruhku ke sini?" Jimin yang sehabis mengganti seragamnya langsung ke gerbang utama karena katanya, ada ada tamu untuknya dari sekolah sebelah. Yang menyampaikannya Boo Seungkwan, anak kelas sepuluh dari klub vokal, berujar dengan senyum genit terkesan mengejek.

"Ayo pergi" gadis Jepang yang masih dengan seragam sekolahnya itu menggandeng lengan Jimin. Lebih tepatnya menyeret laki-laki itu agar masuk ke mobil audi putih yang diparkir di depan gerbang

"Kau menyetir" Sana menyerahkan kunci mobil miliknya dengan seenak jidat

Jimin kesal. Ia bahkan hanya berpakaian seadanya.

"Aku bahkan tidak membawa dompet dan ponsel" Jimin protes karena ini terlalu mendadak, lagipula Jimin tidak suka pergi dengan Sana, gadis itu hanya butuh tukang bawa barang, tidak lebih.

"Aku sedang bersamamu jadi kau tidak butuh ponsel dan uangku cukup untuk membelikanmu secangkir kopi, Rara!" Ujar Sana tak peduli

Ah sial. Jimin merutuk. Wajahnya saja yang cantik dan kelihatan anggun. Tapi kelakuannya sungguh barbar.

"Aku bukan Rara! Hentikan menyebutku dengan nama bodoh itu" kesal Jimin. Entah kenapa, emosinya selalu saja naik kalau sudah berhadapan dengan Minatozaki Sana meskipun tidak bisa ditampik kalau hubungan mereka sangat dekat.

Sana cemberut, lelaki lain mungkin akan terpesona tapi Jimin adalah pengecualian. Kalau yang melakukannya Yoongi sih mungkin beda-eh.

Jimin salah fokus.

"Aku lebih suka memanggilmu seperti itu" katanya, mengingat sedari kecil ia selalu memanggil Jimin dengan sebutan tersebut, mengacu pada nama Jepangnya. Tapi nama itu terlalu imut untuk Jimin yang sekarang, mendengarnya hanya membuatnya malu saja.

"Ayolaaah. Kita kencan hari ini"

Jimin menghela napas.

Pasrah.

.

.

.

"Yoooongiiiiie"

"Eh, tidak ada Jimin?"

Hoseok terheran karena hanya Yoongi yang ada di kamar, tidak ada roomate blasterannya di sana.

Un_Lucky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang