Tiga Belas

36 3 0
                                    

Udara pagi terasa sangat dingin. Kabut-kabut tipis beterbangan di jalanan. Gebby baru saja melintasi rel kereta api dan berjalan kaki menuju sekolah lima menit kemudian terdengarlah bunyi peluit kereta api. Gebby pun mengeluarkan handphonenya dari tas sekolah lalu menekan tombol power pada handphonenya dan handphone tersebut menyala. Gebby melihat lurus pada handphone tersebut menunjukkan pukul 07.00.

"Wah.. lumayan pagi nih By berangkat sekolah. Alhamdulillah dari pada telat, di minta pungut sampah. Udah telat mungut sampah lagi.. kan bakalan keringatan trus bau badan kecium uh.. Kasihan banget.. pagi-pagi udah bau.." ucap Gebby pada dirinya sendiri. Sambil mencium aroma tubuhnya.

"Oke masih wangi parfum.." tambahnya.

Gebby kembali melanjutkan perjalananya kesekolah dan tak lama kemudian sekolahnya pun mulai terlihat. Ia mulai mempercepat langkahnya dan sampailah di depan gerbang sekolah. Di pagi hari ini Gebby hanya bisa melihat dua atau tiga orang yang mulai berdatangan dari luar gerbang sekolah. Gebby memasuki gerbang sekolah. Tak lama kemudian mobil abi Fakhri berhenti di depan gerbang sekolah. Fakhri merapikan celananya yang terlipat saat memakai sepatu tadi.

"Fakhri, ini jajan.. cukup kan?" Ucap abi Fakhri sambil menyodorkan uang kepada Fakhri.

"Cukup kok abi." Jawab Fakhri sambil mengambil uang yang di berikan abinya. Fakhri lalu menyodorkan tangan kepada abinya dan menyalami abinya lalu turun dari mobil.

"Abi hati-hati ya.." ucap Fakhri sedikit bersorak. Lalu berlari masuk ke dalam gerbang sekolah.

"Iya nak" ucap abinya sambil tersenyum. Abi Fakhri memperhatikan punggung putra sulungnya. Lalu tersenyum dan menginjak pedal mobilnya meninggalkan sekolah Fakhri.

***

Gebby baru saja melewati ruang guru lalu melewati kelas VIII.1. Fakhri yang baru saja memasuki gerbang dan langsung berlari menuju kelasnya yang berada di samping ruang guru. Saat ia akan memasuki kelasnya ia melihat seorang perempuan yang sedang berjalan melewati kelas VIII.1. Ia memperhatikan perempuan itu dengan sesama dan berusaha mengingat sesuatu yang entah apa itu. Saat sedang asyik melamun tiba-tiba..

"Ooooik..." ucap seorang anak laki-laki semuran Fakhri.

"Astagfirullah hal'azim" Fakhri terkejut sambil menggenggam pintu yang ia pegang lalu menutup matanya sambil memgucap-ngucap.

"Hahaha.. Fakhri. Ngapain kaget? Lagian cuma nyapa juga" ucap Rizki dari belakang. Lalu memasuki kelas yang pintunya telah di buka oleh Fakhri lalu Fakhri juga ikut memasuki kelas.

"Ya habis terkejut aja" ucap Fakhri sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. Lalu berusaha mengalihkan aktivitasnya dengan mengeluarkan buku Biologi yang ia hafal di rumah tadi.

"Eh Fakhri, hari ini kita ulangan?" Tanya Rizki yang tak sengaja melibat Fakhri membaca buku Biologi.

"Nggak kok, Ari cuma ngafal aja. Kan kita nanti belajar Biologi" jelas Fakhri kepada Rizki.

"Oo gitu. Kalo ada ulangan kasih tau ya Ri. Biar bisa buat jimat hehehhe" ucap Rizki sambil tertawa.

Fakhri langsung tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu pergi ke luar kelas.

"Eh Fakhri kemana?" Tanya Rizki.

"Nih mau duduk di depan kelas. Kan asyik tuh masih sejuk gini mataharinya." Jelas Fakhri.

"Ooo.. okee.." jawab Rizki.

Fakhri keluar kelas sambil membawa buku Biologi lalu duduk di lorong sekolah sambil membaca buku Biologi.

Di lain tempat kelas IX.7 Gebby telah membuka pintu kelasnya lalu menaruh tasnya di meja yang paling depan. Ya, Gebby paling senang duduk di depan. Katanya biar lebih mudah pelajaran masuk ke kepala. Dan ternyata itu memang telah di buktikan oleh Gebby. Gebby yang sejak SD kelas 1 sampai kelas VII SMP semester 1 selalu menduduki peringkat terakhir merasa sangat tidak pantas di pandang sebagai wanita yang pintar. Entah cambuk diri seperti apa yang sempat menusuk Gebby untuk lebih rajin sekolah dan belajar dengan rajin saat semester 2. Gebby merasa iri melihat teman sebangkunya Desri yang selalu dapat juara 3 di kelasnya saat waktu kelas VII dahulu. Kini Gebby telah kelas IX semester 1. Ia ingin membuktikan bahwa tidak selamanya anak peringkat akhir seperti dirinya akan selalu berada di bawah. Ia ingin rajin dan di senangi banyak orang tanpa harus mencontek saat kapan pun itu. Tekadnya sangat kuat untuk merubah diri dan pada akhirnya kelas IX semester 1 Gebby menduduki peringkat 10 besar di kelasnya. Berkat Anita yang selalu mensuportnya agar terus berusaha. Gebby tidak akan pernah lupa itu. Sehingga pada akhirnya Gebby ingin lebih giat belajar dan membanggakan kedua orang tuanya. Sekarang adalah semester 2 kelas IX. Gebby ingin membuktikan bahwa ia mampu masuk SMA negeri dengan meminta les di luar sekolah.

Gebby mengambil botol air minumnya yang berwarna orange lalu keluar dari kelas dan ia tidak lupa membawa uang jajannya. Lalu berjalan menuju kantin sekolah yang berada tepat di sebelah kiri kelas VIII.2.

Fakhri yang sejak tadi duduk di lorong kelasnya perhatiannya teralihkan ketika melihat seorang gadis yang baru saja keluar dari kelas IX.7 sambil menenteng botol air minum berwarna orange. Gadis itu berjalan menuju kantin yang terletak tepat di sebelah kiri kelas VIII.2. Karena telah merasa terlalu lama memperhatikan gadis itu ia langsung mengalihkan kembali matanya ke buku Biologi yang ia baca.

Tak terasa sekolah pun terasa ramai. Penghuni masing-masing kelas telah berdatangan, ada yang masih di depan gerbang menunggu teman-temannya, ada yang tertawa sambil memegangi perutnya di tengah lapangan, dan bahkan ada yang bergosip di dalam kelas suasana ini sangat sudah biasa terjadi di Sekolah Menengah Pertama.

-------------------------------------------------------------

Assalamualaikum teman-teman. Ini bab 13 aku. Semoga suka.. Hehehhe 😂😂 itu pengalaman pribadi banget. Ya.. aku memang rangking terakhir dulunya. Bukan bermaksud ingin pamer juga 😂 lagian rangking terakhir ngapain harus bangga???? 😂 sudah lah lupakan.

Jangan lupa vote and comment ya 😊 aku cinta kalian.

Wassalamualaikum wr.wb

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang