Dua Puluh Empat

16 2 0
                                    

"Juara umum dua jatuh ke tangan Angely Hafran dengan nilai 92,05" semua pasang mata yang sangat tidak sabar menanti siapa si pemuncak kali ini di sekolah mereka dan di tahun mereka. Angely maju dengan senyum manisnya. Karena telah berhasil bertengger manis di juara umum dua.

"Baiklah, juara umum satu jatuh ke tangan...." ucap ibuk Kasmiati sambil menggantung ucapannya. Seakan-akan ada bunyi drum yang membuat seluruh jantung deg degan.

"Juara umum satu adalah Ghufran Fakhri Al-Zikra dengan jumlah nilai 98,68. Silahkan maju kedepan nak Fakhri" ucap ibuk Kasmiati.

Seluruh murid di lapangan bergemuruh dengan tepuk tangan dan sorak mereka. Ada yang bersiul keras sambil melambaikan tangan, ada yang memakai wajah masam karena tidak maju ke depan, dan bahkan ada yang masih mengobrol dengan temannya seakan tidak peduli dengan momen hari ini. Fakhri maju ke depan dan berdiri di sebelah kanan Angeli yang sedari tadi menunduk dan berusaha untuk tersenyum semanis mungkin di hadapan Fakhri sambil pura-pura membenarkan kaca mata yang ia pakai.

"Pemberian hadiah pertama kepada juara umum lima yang akan di berikan oleh ibuk Rismaharti" ucap ibuk Kasmiati dan meminta para guru PL untuk memegang nampan yang berisi lima piala berukuran berbeda itu. Ibuk Rismaharti memberikan piala yang paling kecil kepada Chatrin, lalu Chatrin menyalami ibuk Rismaharti. Hingga tibalah juara umum satu.

"Juara umum satu yang di berikan oleh kepala sekolah kita yakni ibuk Murniati Kudus Amrullah, M.Pd. kepada ibuk di persilahkan" ucap ibuk Kasmiati.

Ibuk Murniati yang akrab di panggil ibuk Monic itu mengambil satu buah piala yang tersisa ukurannya cukup besar dan di berikan kepada Fakhri lalu tersenyum melihat ke kamera. Lalu foto bersama dan mengabadikan momen itu. Setelah selesai para siswa yang duduk di terpal biru milik kelas mereka berdiri dan membereskan beberapa pasir yang apa di atas terpal itu lalu melipatnya bersama-sama dan lebihnya kembali ke kelas lalu mencari buku isi empat puluh untuk mengipasi wajah mereka yang di penuhi keringat. Sementa itu anak anak yang tertangkap saat patroli tadi berada di bawah pohon beringin sambil berbaris. Lalu ibuk Ginting meminta mereka untuk memilih sampah sebanyak seratus buah sampah dan memasukkannya ke dalam tong sampah. Apabila kabur dari tugas maka di minta untuk hormat di tiang bendera sampai jam istirahat.

Gebby yang melarikan diri dari teman-temannya yang melipat tikar mendatangi Fakhri yang sibuk menyalami teman-temannya yang menjadi pemuncak tahun ini. Pertama ia menyalami Chatrin sampai dengan Angeli. Saat akan menyalami Fakhri ia merasa deg-degan. Jantungnya berdetak tak karuan dan menjalar ke sekujur tubuh. Ia berjalan mendekati Fakhri dan mengulurkan tangannya kepada Fakhri yang baru saja berterima kasih kepada temannya yang baru saja pergi. Saat Gebby akan mentalami Fakhri dunia seakan-akan terhenti sejenak. Gebby menatap Fakhri dan Fakhri pun juga mengulurkan tangannya kepada Gebby dan mereka pun bersalaman. Itu pertama kalinya mereka bersentuhan pipi Gebby merona dan tersenyum malu lalu menunduk.

"Selamat ya Fakhri, kamu hebat deh." Gebby memberanikan diri menatap mata hitam legam itu dengan perasaan campur aduk dan salah tingkah lalu kembali menunduk. Fakhri yang memperhatikan reaksi yang cukup menggemaskan dari Gebby juga ikut menundukkan kepalanya dan melihat ke arah wajah Gebby dan mata mereka bertemu kembali. Fakhri kembali ke posisinya semula.

"Iya.. sama-sama. Oia rasanya Ari pernah lihat kamu deh? Tapi di mana ya?" Ucap Fakhri tanpa ia sadari ia masih dalam posisi bersalaman dengan Gebby. Ia merasakan tangan Gebby begitu dingin dan tersenyum tipis lalu melepaskan salamannya.

"Engg.. Fakhri aku ke kelas dulu ya.. sepertinya bentar lagi masuk. Kamu juga masuk kelas yah.. " Ucap Gebby sambil berusaha melepaskan pandangan Fakhri yang penuh penasaran itu.

"Ow.. iya.." ucap Fakhri sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Tetapi matanya tidak lepas saat melihat Gebby dari jarak cukup dekat yang tidak ia duga itu.

Gebby berhasil melarikan diri dan secepat kilat ia menggandeng Anita lalu mengangkat roknya setinggi lutut lalu lari terbirit-birit menuju kelasnya. Fakhri yang melihat adegan itu menyimpan tawanya dan menyunggingkan senyum yang menampakkan giginya yang rapi dan putih itu lalu menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju kelasnya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------assalamualaikum teman-teman..😂
Heheh 😂 kembali lagiiii....

'ish sok asik kamu geb'
biarin 😋.

Gimana bab kali ini? 🤔
nggak tau gimana geb...

Ya udah baca aja dulu.. by senang kalo pembacanya tambah banyak, bertanya, dan memberikan kritikan dan saran pula kepada by.

Jangan lupa di Vote and Comment yaah 😚

Aku bukan apa-apa tanpa kalian.

Wassalamualaikum wr wb

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang