Kamis, pukul 07.00
Udara pekarangan SMP 26 Padang masih terasa sejuk dengan kabut putih yang bertebaran di pekarangan sekolah. Meskipun mentari telah berusaha memberikan kehangatan di pagi yang cerah ini, masih saja terasa dingin dan sejuk.
Hari ini Gebby dan Anita telah berjanjian di gerbang sekolah. Gebby yang baru saja sampai dari perjalanan singkatnya menggunakan ojek ia turun dari ojek lalu menyodorkan selembar uang seribu dari saku rok biru tuanya kepada tukang ojek tersebut.
"Terima kasih ya pak" ucap Gebby kepada tukang ojek.
"Sama-sama nak" jawab tukang ojek tersebut. Lalu berdiri di dekat pagar sekolah sambil menggenggam handphone miliknya.
Tukang ojek tadi berbalik arah ke arah luar gerbang dan mengendarai motornya menjauh dari sekolah. Sesekali ia melihat jam otomatis di handphonenya. Selisih lima menit dari Gebby sampai di sekolah, lalu terlihatlah Anita sedang berboncengan dengan Dio. Menurut Gebby ini pemandangan langka dan tidak biasanya Anita mau di boncengi oleh cowok. Lalu Anita turun dari motor Dio tepat di depan Gebby. Dio langsung izin kepada Anita sambil mengendarai motornya memasuki gerbang sekolah.
"Byyy... maaf yaa Nita telat." Ucap Anita dengan nafas yang cukup terengah-engah.
"Udah jadian sama Dio ya Nita?" Tanya Gebby kepada Anita. Anita pun membulatkan matanya. Lalu tersenyum cerah, teriak lalu tertawa.
"Udah by" ucap Anita sambil tersenyum girang. Gebby hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"By masih bingung mau jadian apa nggak sama Rio, nita malah udah punya pacar" ucap Gebby spontan.
"Gimana sih cara Nita menjawab pertanyaan Dio?" Tanya Gebby penasaran.
"Hemm, Nita di tembak sama Dio tadi malam By. Ya, nita kaget dong. Nembaknya langsung gitu.. untungnya aja abang dan mama Nita lagi nggak di rumah" Jelas Anita kepada Gebby sambil menggandeng tangan kanan sahabatnya tersebut memasuki pekarangan sekolah menuju kelas IX.7.
"Gimana rasanya saat pertama kali jadian sama Dio?" Tanya Gebby penasaran.
"Weh.. awalnya agak canggung by. Soalnya Nita udah lama nggak pacaran." Jawab Anita simpel.
"Trus tadi kok bisa ketemu dan tumben banget Nita nggak telat" tanya Gebby kepada Anita.
"Oh itu by, tadi subuh Dio maksa ingin jemput Nita biar bareng pergi sekolahnya." Jawab Anita.
'oke juga tuh. By malah nggak pernah di jemput cowok ke rumah. Kalo sampe ketahuan di jemput cowok, mungkin tuh cowok udah di golok sama om by' ucap Gebby dalam hati dan tersenyum ke arah Anita.
***
Saat kedua orang Gadis tersebut sedang bercerita di tengah lapangan dengan wajah yang cukup serius itu. Fakhri sedang meminum air mineral yang ia tenteng dari dalam kelas. Ia melihat ke arah pekarangan sekolah. Tatapanya lurus kepada seorang gadis yang kebetulan menghadap ke arahnya dengan wajah serius. Tetapi bola matanya tetap melihat ke arah lawan bicaranya.
'Tunggu dulu, itu kan.. Gebby' ucap Fakhri di dalam hati, lalu berhenti meminum air mineralnya.
Ia teringat bahwa hari Rabu kemarin ia chattingan dengan Gebby di aplikasi Facebook. Akhirnya pertanyaan Fakhri selama ini tentang seorang gadis yang selalu datang pagi ke kelas IX.7 itu adalah Gebby. Gadis yang saat itu berbicara tentang dirinya di mushola saat itu juga adalah orang yang sama yaitu adalah Gebby.
Kepala Fakhri terasa pusing dengan hebatnya. Lalu menyandarkan tubuhnya ke dinding lorong kelasnya.
"Kenapa nama itu mulai memenuhi otakku?" Ucap Fakhri pelan untuk menyadarkan dirinya.
"Eh.. kenapa Ari? Tuh mungka kusut banget nggak biasanya" ucap Rizki kepada Fakhri.
"Nggak tau ki, udahlah. Ari masuk kelas dulu" ucap Fakhri sambil berdiri dan menenteng air mineral yang di minumnya tadi lalu memasuki kelas dengan langkah gontai.
Teet... teeet... teet...
Bel tanda masuk telah berbunyi dan para penduduk kelas lainnya pun hanya bisa berlarian menuju kelas. Guru-guru yang telah sejak tadi berada di kantor langsung keluar menuju kelas yang mereka ajar pagi ini.
Beberapa orang murid kelas IX.7 telah berbaris di luar kelas mereka. Tetapi anehya guru yang mengajar di kelas mereka hari ini tidak memasuki kelas dan bahkan tidak terlihat dari kantor guru. Beliau bernama ibuk Linda Akbar yang mengajarkan Fisika. Tak beberapa lama kemudian datanglah ibuk Roselina Ginting yang merupakan Guru kesiswaan. Beliau biasanya menyidang anak-anak yang terlibat kasus seperti cabut ataupun tawuran. Seluruh wajah di kelas IX.7 seketika tegang termasuk Nanda ketua kelas sendiri juga tegang. Nanda pun menyiapkan teman-temamnya lalu bersalaman dengan ibuk Ginting. Lalu duduk ke kursi dan meja masing-masing.
"Silahkan berdoa" titah ibuk Ginting.
"Ista'id.. tafakur.. tampung tangan... berdoa mulai.." ucap nanda yang di sertai dengan gerakan lalu membaca surah Al-Fatihah, Al-ikhlas, Al-falaq, An-Nas, Asmaul Husna, Ayat Kursi dan doa sebelum belajar. Setelah selesai melaksanakan doa. Seisi kelas kembali tegang.
"Saya ada tugas untuk kalian.." ucap ibuk Ginting tegas.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Assalamuakaikum teman-teman 😂 ini ceritaku kali ini 😊 semoga kalian masih menikmatinya 😂😁 selamat membaca aku bukan apa-apa tanpa kalian.
Terima kasih atas suntikkan semangat dan nasihatny kemarin 😂 aku suka dan insya allah berguna terus bagi aku.Itu karya aku yang ke dua, lumpulan sajak dan puisi. Masih baru banget sih. Semoga kalian suka 😁
Jangan lupa Vote and Comment yaa.. 😁
Wassalamualaikum wr.wb.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR
RomansaPada masa itu aku terlalu buta oleh cinta. Hingga aku menyadari bahwa terlalu tinggi angan ku menggapainya. Akankah dia ada di sini sekali lagi?? Copyrigth 2017 Gebby Gabriella