Tiga Puluh Tiga

18 2 0
                                    

Teet.. teet.. teet..

Waktu pulang pun telah tiba. Segala aktivitas kelas dihentikan dan akan di sambung kembali besok seperti biasa. Kebanyakkan guru yang mengajar di jam terakhir agak kesulitan dalam proses pemberian tugas hingga pada akhirnya di jadikan PR (pekerjaan rumah). Kebanyakkan murid mengeluh namun tetap mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru yang mengajar di kelasnya.

"Ista'id.. hamdalah" ucap Nanda menyiapkan kelas IX.7 untuk pulang. Seisi kelas mengikuti arahan Nanda lalu mengucapkan alhamdulillah sambil menampung tangan dan mengusapnya ke wajah.

"Beri salam" sambung Nanda.

"Assalamu'alaikum warrahmattullahi wabarrokatuh" ucap murid kelas IX.7 serempak.

"Wa'alaikumusalam warrahmattullahi wabarrokatuh" jawab guru tersebut lalu berdiri. Seketika murid berlarian menuju guru yang ada di depan kelas untuk di salami lali beransur keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing.

"Anita.. yuk pulang. Nanti by ada les jadi mau siapin baju juga" ajak Gebby sambil menyandang tas punggungnya.

"Iyaa Byy.. bentar.. lagi masukkin buku nih" jawab Anita.

"Oke.. cepat ya" ucap Gebbu tidak sabar sambil memperhatikan kerumunan murid yang berangsur keluar pagar sekolah.

"Duh ibuk ini nggak sabaran banget" ucap Anita sambil tertawa renyah.

"Pasti ingin pulang bareng doi yaa.. lah? Si Rio mau di kemanain By?" Ucap Anita menggoda Gebby.

"Uuuh.. tau aja nih anak biarin aja si Rio Rio itu.." ucap Gebby sambil menarik tangan Anita untuk salam kepada guru. Lalu mereka salam dan berlarian ke luar kelas.

"By kesempatan datangnya nggak dua kali lho" ucap Anita meyakinkan Gebby.

"Hemm. Gimana caranya Nita? By nggak ada perasaan sama Rio" keluh Gebby.

"Kan lumayan tuh dia cakep juga" goda Anita.

"Udah ah. Nggak cakep juga tuh. biasa aja lagian ya Nita sekolah kita dan sekolah dia aja sering tawuran. Masa kami pacaran sementara sekolah sendiri aja tawuran terus" jelas Gebby.

"Hahahahaha.. Gebby Runasya Hadis ku sayang.. yang berantem itu sekolahnya bukan kita yang individu ini. Apa urusannya coba Gebby pacaran sama sekolah tawuran?" Anita menggeleng lalu kembali bertanya kepada Gebby.

"Udah ah. Malas By bahas kayak begituan. Yuk pulang nggak keburu nih. Tempat les By jauh" ucap Gebby memutuskan pembicaraan lalu berlari meninggalkan Anita yang berjalan masih berjalan pelan di belakangnya lalu melewati pagar sekolah.

"Gebby! Heei.. jieee elah di tinggalin lagi. Byyyyy!!!" Teriak Anita dari belakang lalu mengejar Gebby.

***

Waktu Les pun telah tiba, namun guru yang akan mengajar belum memasuki kelas. Gebby sedang sibuk memainkan handphone miliknya. Lalu mengusap kepalanya sambil tertawa melihat beberapa status Facebook teman-temannya. Fira yang berada di sebelah kanan Gebby hanya bisa mengintip apa yang di lakukan oleh Gebby.

"Gila!" Ucap Fira yang pandangannya tertuju kepada Gebby dengan wajah menuduh.

'Lha.. kenapa nih anak?' Tanya Gebby dalam hati dengan wajah kebingungan.

"Malah bengong nih anak" ucap Fira.

"Fira sakit buk? Udah minum obat apa belum sih tadi di rumah?" Tanya Gebby.

Dengan perhatian yang cukup berlebihan sambil menaruh tanganya dikening Fira dengan tujuan agar Fira terlihat seperti orang sedang sakit. Sementara itu Fira menyipitkan matanya. Ia merasa seolah-olah dia yang sedang sakit dalam arti kata 'sakit jiwa'.

"Udah Geb. Aku tau maksudmu naruh tangan di jidat aku. Mu kira aku sakit jiwa apa?" Tanya Fira dengan nada datar.

"Hahaha.. nah benar tuh" ucap Gebby sambil tertawa lebar.

"Enak aja nih anak, ngatain aku gila pula. Heloow Gebby.. mu yang gila. Dari tadi ketawa mulu. Aku di kacangin" ucap Fira membela diri.

"Nggak ah. Fira aja yang kepoan" balas Gebby lalu kembali tertawa.

"Benar-benar yaaa" ucap Fira Gemas lalu mencubit pipi Gebby.

"Duuuuh.. sakit Firaa. Lepasiin" ucap Gebby sambil memohon dengan wajah memelas.

Tak lama kemudian masuklah Aji, Adit dan Fakhri ke dalam kelas sambil memasang wajah lugu mereka. Fira dan Gebby mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu masuk. Fira perlahan melepaskan cubitannya dari pipi Gebby lalu memperbaiki duduknya dan mengambil buku les yang ia bawa dari dalam tasnya. Gebby masih sibuk mengelus pipinya yang merah karena ulah Fira.

Fakhri mencuri pandang ke arah Gebby sambil memperhatikan pipinya yang merah karena saat memasuki kelas Fakhri sempat melihat pipi Gebby dicubit oleh Fira. Lalu Fakhri tersenyum penuh arti dan menggelengkan kepalanya. Aji, Adit dan Fakhri memasuki kursi paling belakang biasa mereka duduki. Saat sekarang Fakhri berusaha untuk curi-curi pandang ke sebelah kirinya. Namun, Fakhri merasa terhalangi karena Fira yang duduk di sebelah kanan menutupi Gebby yang ada di sebelah kirinya. Fakhri merasa sedikit kesulitan dan memutuskan untuk mengeluarkan bukunya dari dalam tas lalu mengerjakan lembaran soal yang ada di dalam buku les tersebut. Lima menit kemudian datanglah guru les lalu langsung memulai pelajaran.

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang