Waktu telah menunjukkan pukul 08.30 WIB. Sekolah mewajibkan kepada siswa dan siswi kelas sembilan untuk shalat dhuha berjamaah di mushola sekolah. Setelah selesai shalat berjamaah para siswa dan siswi diperbolehkan ke kantin terlebih dahulu sebagai pengganti waktu istirahat mereka yang sebenarnya pada pukul 10.20 WIB.
Fakhri duduk bersila sambil berdzkikir dan menadahkan tangannya mulai fokus kepada ibadahnya.
Lalu Gebby membuka kain mukena berwarna ungu pekat yang ia bawa dari rumah. Gebby dan murid lainnya baru saja selesai melaksanakan shalat dhuha di mushola sekolah. Perhatian Gebby tertuju kepada Fakhri yang tepat berada di depannya.
" ya Allah, kenapa ya By mulai tertarik sama anak itu?? Hemm.. padahal By udah susah payah menganggapnya sebagai teman. Tetapi kenapa semuanya berubah menjadi serumit ini?" Tanya Gebby dalam hati sambil memperhatikan Fakhri yang masih menadahkan tangan.
"Heeeiii... melamun Geb??" Tanya Anita penasaran.
"Eh.. nggaaak.. itu By lagi anu lipat mukena" ucap Gebby gugup.
"Halah.. udah.. udah ketahuan. Pasti lagi lihatin Fakhri yaaa" goda Anita sambil sedikit mengeraskan volume suaranya.
Sontak Gebby langsung mengalungkan tangannya ke leher Anita lalu menutup mulut Anita. Dengan wajah merah padam menahan malu. Semua orang melihat ke arah Gebby dengan tatapan yang sulit dibaca. Gebby sangat ketakutan bahwa Anita akan memberi tahu kepada semua orang bahwa Gebby menyukai Fakhri.
"Wah, gawat nih. Harus di sogok nih kayaknya si Anita" ucap Gebby dalam hati sambil melirik Anita dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.
"Nita Nitaa kita ke kantin yuk, By beliin mie rebus. Gimana?" Tawar Gebby.
"Hoo jadi ceritanya itu untuk tutup mulut nih?" Ucap Anita to the point.
"Gila. Cepat banget nyadarnya" ucap Gebby lemas dalam hati.
"Nggak kok. By lagi baik hati kebetulan sekarang" Alasan Gebby.
"Oke okeee" ucap Anita menyetujui.
Lalu Gebby kembali melipat mukena miliknya dan mengajak Anita untuk keluar mushola.
Baru saja Gebby dan Anita bangkit dari duduknya sambil menenteng kain Mukena mereka masing-masing menuju pintu keluar Mushola. Fakhri telah mengusapkan tangannya ke wajah lalu melihat ke arah pintu keluar dan memperhatikan gadis yang sedang membawa mukena berwarna ungu pekat itu dengan senyum yang sulit di artikan lalu menggelengkan kepalanya.
Fakhri mulai yakin dengan perasaanya dan mulai percaya dengan cinta. Akhirnya ia mulai mencurigai Gebby yang senyumnya mulai terlihat tidak biasa dimata Fakhri. Senyum Gebby kepadanya sangat berbeda kepada temannya yang lainnya. Setiap berpapasan di jalan baik itu di ruangan guru, lorong sekolah, di kantin, dan bahkan di mushola Gebby sengaja duduk sejajar tepat di belakangnya. Perlahan Fakhri semakin yakin dengan perasaan apa yang menimpanya.
***
1 minggu kemudian
Tak terasa waktu belajar siswa dan siswi kelas sembilan tinggal menunggu persiapan untuk menghadapi Ujian yang akan di laksanakan tiga bulan lagi. Pagi ini para murid di minta untuk berkumpul di lapangan sekolah. Banyak dari mereka yang masih sengaja kabur ke kantin, sembunyi di WC sekolah, pura-pura sakit karena takut kepanasan di lapangan sekolah, dan bahkan ada yang pura-pura pingsan agar dapat teh gratis di UKS sekolah.
Pagi ini matahari dilapangan sekolah cukup bersahabat. Sebelumnya hari sabtu kemarin kepala sekolah sempat meminta para guru untuk rapat dan hasil rapatnya ialah ingin mengumumkan pemuncak kelas pada tahun ini. Sebagian guru telah mempersiapkan murid mereka agar bisa berbaris dengan rapi dan guru lainnya juga memberikan aba-aba agar barisannya lebih rapi. Setelah lima belas menit barulah barisan rapi meskipun ada beberapa murid nakal yang sengaja pindah kebarisan kelas lain lantaran kekasihnya berbaris di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR
RomancePada masa itu aku terlalu buta oleh cinta. Hingga aku menyadari bahwa terlalu tinggi angan ku menggapainya. Akankah dia ada di sini sekali lagi?? Copyrigth 2017 Gebby Gabriella