Tiga Puluh

26 2 0
                                    

Pagi hari terasa dingin, kemacetan merajalela disela-sela persimpangan jalan yang dipenuhi dengan bunyi klakson memaksa untuk terus berjalan cepat. Peluit kereta api serta jajalan roda besi itu terdengar nyaring di telinga para pengendara mobil maupun motor. Beberapa pengendara sepeda motor memaksakan diri untuk terus menyelip baik diantara persimpangan jalan maupun diantara kendaraan lainnya.

Kebannyakkan dari mereka enggan untuk muluk-muluk dalam mengambil jalan. Tanpa terasa kemacetan pun terjadi. Aroma peluh dipagi hari mulai tercium.

Gebby berjalan diatas trotoar dengan menggunakan baju seragam sekolah putih birunya. Gebby terbiasa berjalan kaki dipagi hari saat berangkat ke sekolah. Kali ini Gebby berjalan sendirian. Ia menyerka beberapa bulir keringat yang telah beberapa kali mengalir dari kening mulusnya. Gebby tetap memfokuskan pandangan matanya ke jalan yang sedang ia lewati.

Dilain tempat,

Fakhri telah berdiri didepan gerbang sekolahnya sambil merapikan segaramnya yang sedikit kusut. Baru saja Fakhri akan memasuki gerbang sekolah langkahnya terhenti saat melihat Gebby dengan wajah yang di penuhi bulir keringat melewati dirinya. Jantung Fakhri berdetak tak beraturan. Tangan Fakhri langsung memegangi dada kirinya dan mengusapnya pelan. Saat menyadari jarak Gebby mulai menjauhinya ia berusaha untuk mengejar Gebby dari belakang tanpa sepengetahuan empunya. Ia memerhatikan punggung gadis itu dari atas hingga bawah. Fakhri baru menyadari hampir saja melewati kelasnya dan menggelengkan kepalanya lalu menunduk tersenyum simpul.

Tanpa disadari ada sepasang mata yang memerhatikan mereka dari kejauhan. Mata itu dipenuhi dengan rasa kebencian. Ia berdiri di depan pintu kelasnya dengan tangannya mengepal kuat.

" tenang... aku lebih hebat dari pada kamu. Kamu masih belum apa-apa. Aku ingin lihat, seberapa hebat kamu?" Ucapnya remeh.

***

Teeet.. teeet.. teeet...

Tak terasa bel menandakan waktu istirahat telah berbunyi. Wajah-wajah yang sedari tadi lesu dan enggan untuk menerima pelajaran pagi ini lalu berubah menjadi bersemangat dan langsung berlarian menuju kantin sekolah. Ritual ketika keluar main dari kelas IX.7 selalu dilaksanakan. Sebagian dari murid perempuan menyusun meja di belakang kelas membentuk meja makan panjang dan menyusun kursi dibagian kanan dan kiri meja.

Gebby telah stay di kursi yang biasa ia duduki saat makan dibelakang kelas. Beberapa orang murid perempuan pun juga telah menduduki kursi mereka. Gebby selalu duduk berhadapan dengan Anita. Terkadang, dikala Anita tidak hadir maka Gebby duduk berhadapan dengan Nanda si ketua kelas. Kebetulan hari ini Anita sedang sakit jadi Gebby cukup merasa kesepian lantaran Anita selalu jadi partner ia meribut ketika berada dikelas.

"Geb, Anita mana?" Tanya Nanda yang telah menduduki kursi yang biasa diduduki Anita ketika melaksanakan ritual mereka.

"Nita demam Nda." Jawab Gebby singkat.

"Wah padahal Anita tuh semangat banget sekolahnya By. Dia partner Nda saat ngerjain soal-soal Fisika saat didepan kelas By." Curhat Nanda. Sementara itu Gebby hanya termangut-mangut lalu tersenyum.

"Pasti kesepian nih yeee.. nggak ada yang rebutan lagi saat ngerjain soal-soal Fisika ke depan kelas.." goda Gebby pada Nanda lalu tertawa.

"Apaan sih By.." Nanda pun ikut tertawa.

Tak lama kemudian ritual makan bajamba pun dimulai. Baru saja dua sendok Gebby berhasil memakan bekalnya. Tiba-tiba Fira datang dari luar sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum..." sorak Fira dari luar kelas dan memasuki kelas Gebby.

"Byyyyy.... nanti kita les kaaan?" Tanya Fira dengan logat yang dibuat semanja mungkin dan berjalan ke arah kursi yang di duduki oleh Gebby.

"Iiyaaa.. Fiir.. udah ah nggak usah manja-manja gitu ngomongnya. Geli By" ucap Gebby sambil memegangi kotak bekalnya.

Gebby sudah sangat menghafal pergerakan Fira yang akan langsung menyodok bekalnya tanpa sisa. Pengalaman itu menjadi suatu hal yang paling membuat Gebby sedikit kesal kepada Fira. Baru saja Fira akan mengambil sendok bekal milik Gebby. Gebby langsung memegangi tangan Fira lalu menariknya keluar kelas. Teman-teman yang berada dimeja itu merasa sudah terbiasa dengan kejadian itu. Terkadang Gebby tak sempat makan dikarenakan bekalnya diludeskan oleh Fira.

"Iya kita les Fir. Jam 13.30 udah ditempat les ya" jelas Gebby santai.

"Okee" ucap Fira sambil mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum.

"Ra ke kelas dulu ya By" izin Fira kepada Gebby.

"Oke Fir" ucap Gebby sambil tersenyum simpul.

Fira berjalan menuju kelasnya dengan langkah yang cukup besar lalu berlari memasuki kelasnya. Gebby yang sedari tadi memperhatikan apa yang dilihatnya hanya tersenyum simpul lalu memasuki kelasnya kembali.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Makan Bajamba : makan bersama.
(Bahasa Minang)

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang