Enam

57 2 0
                                    

Setelah Asya meninggalkan Gebby sendirian di kelasnya. Gebby telah mendengarkan hentak kaki dari kelas 8.1 lalu tak lama kemudian datanglah Anita dengan membawa tentengannya.

"Assalamualaikum..." ucap Anita dari luar kelas.

"Waalaikumusalam warohmatullah" jawab Gebby dari dalam kelas.

Anita memasuki kelas lalu tertawa dengan beberapa keringat di dahinya. Ia meletakkan tentengannya ke dalam laci meja lalu duduk di sebelah kiri Gebby.

"Tumben Nita datangnya pagi" ucap Gebby tertawa sambil menyenggol Anita.

"Weeh... butuh perjuangan Nita untuk datang pagi nih by" jawab Anita lalu tersenyum geli. Tak beberapa lama kemudian murid kelas 9.7 berdatangan dan tak terasa kelas 9.7 telah terisi penuh oleh anggotanya. Ada yang sibuk curhat, ada yang sedang menyiapkan buku untuk mata pelajaran pagi ini, dan lain-lainnya.

"Assalamualaikum.." sahut seorang guru datang dengan langkah kaki terburu-buru.

"Waalaikumusalam.." jawab beberapa orang murid yang mendengarkan salam tersebut.

"Baiklah marilah kita lanjutkan pelajaran sebelumnya......" ibu guru itu menjelaskan apa yang telah kami pelajari kemarin dan melanjutkannya ke bab yang baru. Seluruh murid 9.7 memulai pagi ini dengan mata pelajaran yang serius yaitu matematika.

***

Teet... teet.. teet...

Bel tanda istirahat telah terdengar oleh para siswa yang lapar. Karena sekarang telah menunjukkan pukul 10.15. Seluruh siswa dan siswi SMP Tunas Bangsa berlarian menuju kantin. Di kantin ada yang berebutan tempat duduk, ada yang memborong beberapa bungkus gorengan, dan bahkan ada yang kebingungan mau makan apa karena saking ramainya kantin tersebut. Para guru kembali ke ruang guru untuk istirahat setelah mengajar dan bahkan ada yang telah meminta salah satu murid yang beliau ajar untuk minta tolong di belikan makanan lalu di taruh di meja guru tersebut. Ya.. tujuannya agar tidak kehabisan di boromg sama siswa dan siswi saat istirahat.

Sementara itu di kelas 9.7 telah berkumpul para anggota geng Raflesia yang di ketuai oleh Anita. Sementara itu yang ada di hadapan Anita cuma Gebby, Nindi, dan Indah.

"Hadoooh.. mana yang lain nih?" Tanya Anita kesal.

"Nggak tau Nita.. lagian ya.. mungkin pada belanja di kantin. Mending kita duluan aja makannya." Jawab Gebby sambil mengatupkan gerahamnya.

"Geb.. nggak boleh kayak gitu.. kita setia kawan dong.." bujuk Indah kepada Gebby.

"Boleh-boleh aja sih Ndah.. tapi, waktu keluar main kita udah mepet nih.. kirannya nanti mereka makan di kantin gimana? Lha mereka enak udah makan.. kita? Huuh.. kelaperan di kelas. Mau emangnya?" Ucap Gebby menjelaskan panjang lebar kepada Indah. Sementara itu Nindi hanya termangut-mangut dan setuju dengan ucapan Gebby.

"Oke.. kita makan duluan nih?" Tanya Anita yang telah siap dengan tentengannya.

"Oke.. Yuk.. Nindi udah lapar nih" Jawab Nindi yang sedaritadi hanya diam akhirnya bersuara sambil memegang perutnya lalu berjala menuju mejanya sambil mengeluarkan tentengannya yang berada di dalam laci meja.

Saat Nindi akan ke meja Anita Indah bersorak dari depan kelas.
"Nindi.." sorak Indah. Nindi berhenti lalu merasakan detak jantungnya. Ia melihat Indah terkejut dengan mata hitamnya yang membesar.

"Tolong ambilin bekal Indah di dalam laci meja." Seketika suara kerasnya berubah menjadi lembut lalu nyengir kuda.

Nindi menyipitkan matanya lalu berkata,
"Bilang pelan-pelan aja kali Ndah.. kaget tau.." ucap Nindi sambil Mengambil kotak bekal milik Indah di lacinya.

"Hehehe sori buk.." ucap Indah sambil tersenyum kepada Nindi. Nindi menyodorkan kotak nasi Indah ke pada Indah. Nindi dan Indah mengambil kursi di belakang kelas lalu meletakkannya di depan meja Gebby dan Anita. Sementara itu Gebby dan Anita telah keheranan melihat tingkah laku Sahabat sekaligus gengnya tersebut.

"Mau sampe kapan marahan terus. Yuk makan" ucap nita sambil membuka kotak bekalnya.

"Yuk.." jawab Gebby, Nindi dan Indah serempak.

Jam diding kelas telah menunjukkan pukul 10.25 Anita melirik jam dinding lalu makan denga terburu-buru.

"Kok Nita makannya buru-buru banget ya?" Tanya Indah kebingungan melihat tingkah laku Anita. Anita berhenti makan lalu membuka tutup botol air minumnya dan meminumnya.

"Bentar lagi kita masuk geng.. cepat makannya" jawab Anita lalu yang lainnya pun ikut buru-buru menghabiskan bekalnya.

Tak lama kemudian munculah Zila, Sartika, dan Nanda dari balik pintu sambil tertawa renyah karena kekenyangan. Gebby memperhatikan mereka dengan tatapan sinis.

"Tuh orang sahabat by apa bukan sih? Udah di tungguin juga dari tadi. Benar dugaan by ternyata mereka makan di kantin nggak setia kawan banget." Ucap Gebby dalam hati.

"Udah Geb.. nggak usah di pikirin biarkan dia berkembang asalkan jangan berkembang biak" Ucap Nindi meredakan amarah Gebby.

"Iyaa.. Nindi.." ucap Gebby sambil tersenyum.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum teman-teman maaf yaa.. baru muncul lagi setelah sekian lama menghilang 😂 sebenarnya masih UTS tapi nyempatin juga buat ngetik cerita. Semoga kalian suka yaa..

Jangan lupa Vote dan Comment yaa... 😉😊😄

Wassalamualaikum..

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang